Analisis Efisiensi Teknis Analisis pendapatan dan efisiensi teknis usahaternal sapi perah pada anggota KAUM-Mandiri di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

7.2. Analisis Efisiensi Teknis

Efisiensi teknis dianalisis dengan menggunakan model fungsi produksi stochastic frontier . Nilai indeks efisiensi hasil analisis dikategorikan cukup efisien jika lebih besar dari 0,7. Berdasarkan Tabel 26 terlihat bahwa rata-rata efisiensi teknis fungsi stochastic frontier peternak tipe kelompok I, kelompok II, dan kelompok III sebesar 0,73, 0,69, dan 0,74. Hal ini menunjukkan bahwa peternak tipe kelompok III lebih efisien secara teknis daripada peternak tipe kelompok I dan II. Hasil pendugaan tingkat efisiensi teknis menunjukan tingkat efisiensi teknis petenak kelompok I berada pada range 0,33 sampai 0,99. Rata-rata tingkat efisiensi teknis peternak kelompok I adalah 0,73 atau 73 persen dari produksi maksimum. Hal ini menunjukan bahwa usahaternak sapi perah peternak kelompok I telah cukup efisien dan masih terdapat peluang meningkatkan produksi sebesar 27 persen untuk mencapai produksi maksimum. Tingkat efisiensi teknis peternak kelompok II berada pada range 0,44 sampai 0,99. Rata-rata tingkat efisiensi teknis peternak kelompok II adalah 0,69 atau 69 persen dari produksi maksimum. Hal ini menunjukkan bahwa usahaternak sapi perah peternak kelompok II belum cukup efisien dan masih terdapat peluang meningkatkan produksi sebesar 31 persen untuk mencapai produksi maksimum. Tingkat efisiensi teknis peternak kelompok III berada pada range 0,41 sampai 0,99. Rata-rata tingkat efisiensi teknis peternak kelompok III adalah 0,74 atau 74 persen dari produksi maksimum. Hal ini menunjukkan bahwa usahaternak sapi perah kelompok III telah cukup efisien dan masih terdapat peluang meningkatkan produksi sebesar 26 persen untuk mencapai produksi maksimum. Petani dikategorikan efisien jika memiliki nilai indeks efisiensi lebih dari 0,7 Sumaryanto 2001. Pada peternak kelompok I sebesar 65 persen peternak memiliki tingkat efisiensi teknis di atas 0,7 sedangkan sisanya sebesar 35 persen masih di bawah 0,7. Pada peternak kelompok II sebesar 45 persen peternak memiliki tingkat efisiensi teknis di atas 0,7 sedangkan sisanya sebesar 55 persen masih di bawah 0,7. Pada peternak kelompok III sebesar 59 persen peternak memiliki tingkat efisiensi teknis di atas 0,7 sedangkan sisanya sebesar 41 persen masih di bawah 0,7. Peternak yang memiliki indeks efisiensi teknis di bawah 0,7 dapat dijadikan sasaran penyuluhan peningkatan manajemen usahaternak dan teknis budidaya peternakan sapi perah. Hal ini dikarenakan peternak masih memiliki potensi maksimum yang seharusnya dicapai dari penggunaan sumber daya yang ada serta peluang memperoleh peningkatan produksi umumnya lebih besar dan cukup nyata. Peluang untuk pengembangan lebih lanjut agar tercapai produktivitas yang tinggi dimiliki oleh peternak kelompok II. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peluang untuk pengembangan usaha lebih lanjut agar tercapai produktivitas yang tinggi. Jumlah responden yang memiliki nilai efisiensi teknis di atas 0,7 terbanyak adalah peternak kelompok I yaitu sebanyak 65 persen. Dengan demikian sebenarnya lebih dari setengah responden peternak kelompok I penggunaan variabel input dalam proses produksi susu sapi sudah hampir mendekati efisien. Tabel 26. Sebaran Efisiensi Teknis Peternak Kelompok I, Kelompok II, dan Kelompok III Indeks Efisiensi Kelompok I Kelompok II Kelompok III Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 0 ≤ 0,β 0,β ≤ 0,γ 0,γ ≤ 0,4 2 10 0,4 ≤ 0,5 3 15 1 5 0,5 ≤ 0,6 3 15 4 20 3 16 0,6 ≤ 0,7 2 10 4 20 5 26 0,7 ≤ 0,8 6 30 4 20 3 16 0,8 ≤ 0,9 2 10 3 15 2 11 0,9 ≤ 1,0 5 25 2 10 6 32 Total 20 100 20 100 20 100 Rata-rata 0,73 0,69 0,74 Minimum 0,33 0,44 0,41 Maksimum 0,99 0,99 0,99

7.3. Sumber-Sumber Inefisiensi Teknis

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHA TERNAK SAPI PERAH DI DESA KROSOK KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

0 8 55

Analisis pendapatan usahatani peternakan sapi perah studi kasus di desa Lembang, kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Jawa Barat

0 9 91

Penampilan Reproduksi Sapi Perah KUD Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Kabupaten DT II Bandung Propinsi Jawa Barat

0 5 68

Kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah kasus peternak sapi perah rakyat di Kabupaten Pasuruan Jawa timur dan Kabupaten Bandung Jawa Barat

1 43 285

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha peternakan sapi perah (studi kasus kawasan usaha peternakan (KUNAK) sapi perah di kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 9 127

Analisis tingkat kepuasan peternak sapi perah koperasi aneka usaha mitra (KAUM) mandiri terhadap penggunaan pakan cargil di Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung

2 33 135

Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

0 6 231

Analisis Efisiensi Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternak Sapi Perah di Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut

0 8 94

. Analisis Efisiensi Teknis, Keterampilan Teknis Beternak Dan Pendapatan Pada Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Kecamatan Lembang.

0 10 83

ANALISIS RISIKO USAHA PEMBESARAN PEDET SAPI PERAH (Survey Pada Usaha Sapi Perah Rakyat di Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat).

0 0 2