Sewa Lahan Penyusutan Biaya diperhitungkan

kelompok I membutuhkan hijauan paling banyak dibandingkan dengan peternak lainnya. Hal ini dikarenakan peternak kelompok I memiliki sapi perah laktasi paling banyak, pakan hijauan yang didapatkan dari membeli lebih sedikit dibandingkan dengan pakan hijauan yang diambil sendiri, serta ternak yang memakan pakan baru kebutuhan rumputnya lebih banyak dibandingkan dengan ternak yang masih menggunakan lama atau masih dicampur dengan pakan lama.

2. Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Tenaga kerja dalam keluarga harus diperhitungkan karena semua peternak responden dalam menjalankan usahaternak sapi perah tidak memperhitungkan pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga. Sedangkan manfaat menghitung pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga yaitu untuk mengetahui penerimaan usahaternak sapi perah responden yang sebenarnya. Pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga masuk dalam biaya diperhitungkan. Biaya diperhitungkan merupakan biaya tidak tunai yang diukur atau dinilai berdasarkan perkiraan upah tenaga kerja yang berlaku. Rata-rata pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk peternak kelompok I adalah Rp 273.749,30. Rata-rata pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk peternak kelompok II adalah Rp 203.308,80. Sedangkan rata-rata pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk peternak kelompok III adalah Rp 234.798,20. Biaya tenaga kerja keluarga dihitung berdasarkan satuan hitung HOK. Jenis pekerjaan yang dihitung dalam biaya tenaga kerja tidak termasuk pekerjaan mencari hiajuan karena biaya mencari hijauan sudah dimasukkan ke dalam biaya apabila peternak membeli hijauan dari orang lain. Biaya tenaga kerja yang dihitung adalah untuk pekerjaan sanitasi sapi dan kandang, memberikan pakan hijauan, memberikan pakan konsentrat, memerah sapi, dan menyetorkan susu. Biaya tenaga kerja dalam keluarga mengambil persentase sebanyak 17,90 persen untuk peternak kelompok I, 19,76 persen untuk peternak kelompok II, dan 18,09 persen untuk peternak kelompok III.

3. Sewa Lahan

Sewa lahan menjadi biaya yang diperhitungkan karena lahan yang digunakan responden untuk menanam rumput merupakan lahan sendiri. Biaya sewa lahan milik sendiri dihitung dengan harga sewa lahan yang berlaku di daerah penelitian yaitu sebesar Rp 28.000 per tahun untuk seratus tumbak. Lahan yang dimiliki oleh peternak biasanya adalah lahan turun temurun milik keluarga mereka. Biaya sewa lahan milik sendiri yang dihitung adalah biaya sewa lahan selama lima belas hari. Rata-rata biaya sewa lahan milik sendiri oleh peternak kelompok I adalah Rp 1.418,86. Rata-rata biaya sewa lahan milik sendiri oleh peternak kelompok II adalah Rp 432,2982. Rata-rata biaya sewa lahan milik sendiri oleh peternak kelompok III adalah Rp 1.638,85. Dengan memperhitungkan biaya sewa lahan milik sendiri ini kita dapat tahu berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh peternak apabila mereka tidak memiliki lahan dan harus menyewa lahan milik orang lain. Selain itu, biaya ini juga dapat menunjukkan uang yang akan didapat apabila peternak menyewakan lahan milik sendiri kepada orang lain.

4. Penyusutan

Penyusutan menjadi biaya yang diperhitungkan karena dihitung sebagai biaya yang harus dikeluarkan oleh responden untuk melakukan perawatan terhadap peralatan dan kandang. Biaya penyusutan dalam penelitian ini diperhitungkan dengan metode garis lurus yaitu harga beli dibagi dengan umur ekonomis. Perhitungan biaya penyusutan peralatan dan kandang dapat dilihat pada Lampiran 2, 3, dan 4. Peralatan yang mengalami penyusutan termasuk peralatan untuk membersihkan kandang dan sapi, memerah sapi, mengarit rumput, perlengkapan kandang, dan kandang itu sendiri. Dapat dilihat pada Tabel 17 rata- rata biaya penyusutan peternak kelompok I adalah Rp 49.953,58. Rata-rata biaya penyusutan peternak kelompok II adalah Rp 40.262,1. Sedangkan rata-rata biaya penyusutan peternak kelompok III adalah Rp 37.884,07. Biaya terbesar dari masing-masing tipe peternak yaitu untuk biaya pakan konsentrat utama. Persentase biaya untuk pakan konsentrat utama ada peternak kelompok I, kelompok II, dan kelompok III secara berturut-turut adalah 44,67 persen, 35,59 persen, dan 46,19 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pakan konsentrat merupakan salah satu input yang penting bagi usahaternak sapi perah. Biaya terbesar kedua adalah untuk pakan hijauan yang diambil sendiri oleh peternak dan biaya tenaga kerja dalam keluarga. Namun persentase ini masih lebih kecil daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk pakan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penjualan susu sapi peternak hampir separuhnya untuk biaya pakan. Petani tidak mendapatkan untung dari usaha sapi perahnya ini selain dari biaya yang diperhitungkan. Berarti dapat disimpulkan bahwa peternak di daerah penelitian tidak mendapatkan penghasilan dari berusaha ternak namun mereka mendapatkan penghasilan dari bekerja mengurus ternak dan mengambil rumput. Tabel 19. Biaya Usahaternak Sapi Perah Peternak Responden Keterangan Kelompok I Kelompok II Kelompok III Nilai Rp Persentase Nilai Rp Persentase Nilai Rp Persentase Biaya Tunai Hijauan 83.233,50 5,51 57.550,75 5,61 28.749,63 2,21 Konsentrat 675.025,00 44,67 365.325,00 35,59 600.250,00 46,19 Pakan tambahan 21.600,00 1,43 42.500,00 4,14 137.250,00 10,56 Vaselin 2.000,00 0,13 6.842,71 0,67 3.916,67 0,30 Sewa Lahan 1.430,17 0,09 541,66 0,05 1.512,50 0,12 Biaya air 530,25 0,04 381,25 0,04 228,13 0,02 Transportasi 12.884,81 0,85 9.374,63 0,91 6.093,75 0,47 Listrik 3.489,88 0,23 3.202,08 0,31 3.797,91 0,29 Total Biaya Tunai 80.0193,60 52,95 485.718,10 47,32 781.798,60 60,16 Hijauan 403.587,80 25,71 298.999,10 29,13 241.704,50 18,60 TKDK 273.749,30 18,11 203.308,80 19,81 234.798,20 18,07 Sewa lahan milik sendiri 1.418,86 0,09 432,30 0,04 1.638,85 0,13 Penyusutan 49.953,58 3,13 40.262,10 3,69 37.884,07 3,04 Total Biaya Diperhitungkan 728.709,50 47,05 543.002,37 52,68 516.025,70 39,84 Jumlah Total Biaya 1.528.903,00 100,00 1.028.720,00 100,00 1.297.824,00 100,00 Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa dengan adanya modernisasi pada usahaternak sapi perah akan meningkatkan pendapatan perusahaan pakan konsentrat. Hal ini terlihat pada persentase biaya pakan yang dikeluarkan oleh peternak kelompok I dan peternak kelompok II. Pada peternak kelompok II yang masih menggunakan pakan lama, persentase biaya pembelian pakan konsentratnya sebesar 39,73 persen sedangkan pada peternak kelompok I sebesar 46,10 persen. Biaya diperhitungkan atau dapat dikatakan biaya imbalan bagi

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHA TERNAK SAPI PERAH DI DESA KROSOK KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

0 8 55

Analisis pendapatan usahatani peternakan sapi perah studi kasus di desa Lembang, kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Jawa Barat

0 9 91

Penampilan Reproduksi Sapi Perah KUD Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Kabupaten DT II Bandung Propinsi Jawa Barat

0 5 68

Kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah kasus peternak sapi perah rakyat di Kabupaten Pasuruan Jawa timur dan Kabupaten Bandung Jawa Barat

1 43 285

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha peternakan sapi perah (studi kasus kawasan usaha peternakan (KUNAK) sapi perah di kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 9 127

Analisis tingkat kepuasan peternak sapi perah koperasi aneka usaha mitra (KAUM) mandiri terhadap penggunaan pakan cargil di Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung

2 33 135

Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

0 6 231

Analisis Efisiensi Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternak Sapi Perah di Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut

0 8 94

. Analisis Efisiensi Teknis, Keterampilan Teknis Beternak Dan Pendapatan Pada Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Kecamatan Lembang.

0 10 83

ANALISIS RISIKO USAHA PEMBESARAN PEDET SAPI PERAH (Survey Pada Usaha Sapi Perah Rakyat di Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat).

0 0 2