Sumber-Sumber Inefisiensi Teknis Analisis pendapatan dan efisiensi teknis usahaternal sapi perah pada anggota KAUM-Mandiri di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

7.3. Sumber-Sumber Inefisiensi Teknis

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis dianalisis dengan model efek inefisiensi teknis dengan variabel-variabel seperti umur, pendidikan formal, dan pengalaman. Berikut pendugaan efek inefisiensi teknis usahaternak sapi perah pada peternak tipe kelompok I, kelompok II, dan kelompok III. Tabel 26. Pendugaan Efek Inefisiensi Teknis Usahaternak Sapi Perah Peternak Kelompok I, Kelompok II, dan Kelompok III Variabel Kelompok I Kelompok II Kelompok III Nilai dugaan t-rasio Nilai dugaan t-rasio Nilai Dugaan t-rasio Konstanta 0,220 0,251 -0,793 -3,184 -0,858 -1,674 Usia -0,006 -0,401 0,0002 0,052 0,011 1,301 Pendidikan formal -0,062 -1,332 0,113 6,745 0,070 1,428 Pengalaman 0,019 -0,921 0,023 3,260 0,009 1,016 Keterangan: ζyata pada α = 10 Pada peternak kelompok I tidak ada faktor yang berpengaruh nyata sedangkan pada peternak kelompok II hanya faktor pendidikan dan pengalaman saja yang berpengaruh nyata. Pengaruh dari masing-masing efek inefisiensi teknis akan diuraikan sebagai berikut :

1. Usia

Pada peternak kelompok I faktor usia berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh nyata terhadap efek inefisiensi teknis usahaternak sapi perah. Koefisien -0,006 menunjukkan jika peternak bertambah umurnya satu tahun, maka inefisiensi akan turun sebesar 0,006, cateris paribus. Hal ini menunjukkan semakin bertambahnya umur peternak maka inefisiensi teknis usahaternak sapi perah akan semakin rendah. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal, karena sebagian besar peternak responden berada di usia produktif 20-50 tahun, sehingga mayoritas peternak masih terbuka akan penyerapan teknik dan teknologi baru. Dengan semakin bertambahnya usia maka pengetahuan peternak akan teknik budidaya yang tepat dan efisien pun akan semakin bertambah sehingga pengambilan keputusan akan lebih baik. Pada peternak kelompok II dan III, faktor usia berpengaruh positif dan tidak berpengaruh nyata terhadap efek inefisiensi. Pada peternak kelompok II, koefisien 0,0002 menunjukkan jika peternak bertambah umurnya satu tahun, maka inefisiensi akan naik sebesar 0,0002, cateris paribus. Pada peternak kelompok III, koefisien 0,011 menunjukkan jika peternak bertambah umurnya satu tahun, maka inefisiensi akan naik sebesar 0,011, cateris paribus. Hal ini menunjukkan semakin bertambahnya umur peternak maka inefisiensi teknis usahaternak sapi perah akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan 40 persen peternak kelompok II berusia di atas usia produktif sehingga peternak ini sulit untuk menerima teknologi baru karena sudah terbiasa dengan teknik budidaya yang telah dilakukan sejak dahulu. Namun karena nilai koefisien kecil maka efek pertambahan usia terhadap inefisiensi teknis ini tidak terlalu berpengaruh.

2. Pendidikan Formal

Faktor pendidikan formal pada peternak kelompok I berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh nyata. Koefisien -0,062 menunjukkan jika pendidikan peternak semakin tinggi maka inefisiensi akan turun sebesar 0,062, cateris paribus . Pada peternak kelompok II faktor pendidikan formal berpengaruh positif dan nyata. Koefisien 0,11 menunjukkan jika pendidikan peternak semakin tinggi maka inefisiensi akan naik sebesar 0,11, cateris paribus. Pada peternak kelompok II faktor pendidika formal berpengaruh positif dan tidak nyata. Koefisien 0,070 menunjukkan jika pendidikan peternak semakin tinggi maka inefisiensi akan naik sebesar 0,070, cateris paribus. Hal ini bisa terjadi karena peternak yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan lebih memilih pekerjaan di luar beternak sehingga budidaya usahaternak sapi perah yang dimiliki jadi kurang terawat.

3. Pengalaman

Faktor pengalaman pada peternak kelompok I berpengaruh positif dan tidak nyata begitu juga pada peternak kelompok II dan kelompok III, faktor pengalaman berpengaruh positif namun berpengaruh nyata. Koefisien 0,019 pada peternak kelompok I menunjukkan jika pengalaman peternak bertambah satu tahun maka inefisiensi teknis akan bertambah 0,019, cateris paribus. Koefisien 0,023 pada peternak kelompok II menunjukkan jika pengalaman peternak bertambah satu tahun maka inefisiensi teknis akan bertambah 0,023, cateris paribus . Koefisien 0,009 pada peternak kelompok III menunjukkan jika pengalaman peternak bertambah satu tahun maka inefisiensi akan bertambah 0,009, cateris paribus. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menduga pengalaman akan menurunkan inefisiensi teknis. Hal ini dikarenakan pengalaman yang dimaksud disini adalah pengalaman menggunakan teknik budidaya yang biasa dilakukan yang telah terbentuk oleh pengalaman dan kepercayaan secara turun temurun. Sehingga dengan semakin bertambahnya pengalaman peternak maka peternak akan lebih sulit untuk merubah kebiasaan teknik budidayanya karena pengalaman telah membentuk teknik budidaya peternak yang kuat. VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHA TERNAK SAPI PERAH DI DESA KROSOK KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

0 8 55

Analisis pendapatan usahatani peternakan sapi perah studi kasus di desa Lembang, kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Jawa Barat

0 9 91

Penampilan Reproduksi Sapi Perah KUD Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Kabupaten DT II Bandung Propinsi Jawa Barat

0 5 68

Kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah kasus peternak sapi perah rakyat di Kabupaten Pasuruan Jawa timur dan Kabupaten Bandung Jawa Barat

1 43 285

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha peternakan sapi perah (studi kasus kawasan usaha peternakan (KUNAK) sapi perah di kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 9 127

Analisis tingkat kepuasan peternak sapi perah koperasi aneka usaha mitra (KAUM) mandiri terhadap penggunaan pakan cargil di Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung

2 33 135

Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

0 6 231

Analisis Efisiensi Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternak Sapi Perah di Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut

0 8 94

. Analisis Efisiensi Teknis, Keterampilan Teknis Beternak Dan Pendapatan Pada Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Kecamatan Lembang.

0 10 83

ANALISIS RISIKO USAHA PEMBESARAN PEDET SAPI PERAH (Survey Pada Usaha Sapi Perah Rakyat di Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat).

0 0 2