oleh peternak, serta tidak adanya pakan yang berkualitas. Berbagai macam solusi sudah pernah ditawarkan. Salah satunya adalah dengan cara menambah jumlah
populasi sapi. Tambahan sapi yang dibutuhkan adalah sekitar 10.000 ekor sapi per tahun. Namun, sampai saat ini populasi sapi tidak bertambah secara signifikan.
Pada tahun 2010 impor sapi perah hanya sebanyak 1.000.
4
Beberapa hasil penelitian membuktikan, bahwa pemberian pakan dengan kecukupan energi dan protein menyebabkan ternak cepat tumbuh, umur kawin
dan beranak pertama akan lebih pendek Vandepalssche,1982 dalam Mariyono, dkk, 1995. Apabila umur kawin sapi lebih pendek maka sapi pun akan lebih
cepat menghasilkan susu. Selain itu kesehatan sapi yang terjaga akan menyebabkan produktivitas susu yang meningkat. Pada umumnya variasi dalam
produksi susu pada beberapa peternakan sapi perah disebabkan oleh perbedaan dalam makanan dan tata laksananya Sudono 1986. Selama ini rata-rata
produktivitas susu nasional sekitar 10-12 liter per ekor per hari. Oleh karena itu perlu adanya manajemen pakan yang baik.
1.2. Perumusan Masalah
Kabupaten Bandung memiliki populasi sapi perah terbesar di Jawa Barat, yaitu sebanyak 30.936 Direktorat Jenderal Peternakan, 2009. Sementara itu,
Koperasi Aneka Usaha Mitra Mandiri KAUM-Mandiri di Kecamatan Pasirjambu merupakan salah satu koperasi penghasil susu segar. Selain daerah
Lembang, daerah Pasirjambu juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai sentra peternakan sapi perah karena memiliki sekitar 1.500 peternak rakyat sapi perah
dan didukung oleh sumber daya yang melimpah. Kecamatan Pasirjambu memiliki keunggulan wilayah terkait potensi
agribisnis peternakan sapi perah, baik kondisi alam dan budaya masyarakatnya. Temperatur udara rata-rata tahunan sebesar 21,5°C. Temperatur terendah terjadi
pada bulan Januari sebesar 20,5°C dan temeratur tertinggi sebesar 22,5°C. Topografi Kecamatan Pasirjambu merupakan daerah dengan topografi relatif
bergelombang dan sedikit datar. Daerah ini terletak pada ketinggian kurang lebih 1.100 meter di atas permukaan air laut.
4
Loc.cit
Semenjak tahun 1982 Kecamatan Pasirjambu memiliki satu koperasi khusus yang menampung susu segar dari peternak sapi perah yaitu KUD
Pasirjambu. Pada zaman tersebut KUD Pasirjambu berkembang secara pesat. Namun karena tidak adanya manajemen yang baik akhirnya pada tahun 2003
KUD Pasirjambu bangkrut dan meninggalkan hutang kepada para peternak. Semenjak jatuhnya KUD Pasirjambu, di Kecamatan Pasirjambu bermunculan
koperasi-koperasi susu atau perusahaan pengumpul susu. Sekarang, terdapat tiga koperasi dan satu milk collector. Salah satu koperasi yaitu KAUM Mandiri yang
menjadi tempat penelitian, memiliki anggota 600 peternak yang berasal dari Kecamatan Pasirjambu. KAUM Mandiri ini mengumpulkan semua susu segar
hasil perahan para peternak dan memasoknya kepada satu perusahaan dairy yaitu Danone Dairy Indonesia DDI.
Dengan adanya kerjasama antara koperasi dengan Industri Pengolahan Susu IPS, harga yang dibayarkan untuk satu liter susunya tergantung dari
kualitas susu yang dihasilkan. Namun, harga susu yang diterima oleh peternak ditentukan oleh sistem tawar menawar antara peternak dengan pihak koperasi.
Pendapatan peternak ditentukan oleh produksi susu yang dihasilkan sapi perah yang dimiliki. Produksi susu sapi yang dihasilkan bergantung dari beberapa faktor
produksi yang berhubungan dengan usahaternak sapi perah. Penggunaan faktor- faktor produksi ini dapat mempengaruhi produksi susu sapi. Penggunaan faktor-
faktor produksi yang optimal dapat meningkatkan produksi susu sapi. Peternak sapi di Kecamatan Pasirjambu masih tergolong peternakan
rakyat. Mereka hanya menggunakan peralatan seadanya untuk budidaya sapi perah. Dapat dilihat dari bentuk kandangnya yang masih sederhana dan tidak
adanya penggunaan teknologi dalam pemerahan susu sapinya. Selain itu, skala usaha yang masih rendah dilihat dari kepemilikan sapi yang rata-rata hanya
memiliki satu sampai dua sapi laktasi. Hal ini dikarenakan pengetahuan peternak yang masih rendah terhadap budidaya sapi perah yang modern serta tidak adanya
modal untuk meningkatkan skala usaha mereka. Pengetahuan peternak yang masih rendah mengenai budidaya sapi perah
ini mengakibatkan manajemen budidaya sapi perah yang tidak optimal. Mereka hanya menggunakan sumber daya yang ada dan terbatas untuk melaksanakan
budidaya sapi perah. Hal ini mengakibatkan kualitas susu yang tidak baik. Susu yang dihasilkan hanya mengandung protein sebanyak 2,5 persen padahal yang
dibutuhkan adalah lebih dari 2,7 persen. Protein yang rendah ini akan mempengaruhi harga jual susu sapi.
Dampak lain dari manajemen budidaya yang masih rendah adalah kuantitas susu yang dihasilkan sedikit sehingga penghasilan yang didapat pun juga
sedikit. Sapi perah di Kecamatan Pasirjambu rata-rata menghasilkan susu sebanyak 10 liter. Produksi ini masih terbilang sedikit dibandingkan dengan
produksi susu sapi di daerah Lembang yang bisa mencapai 15 liter per hari Anisa 2008.
Manajemen budidaya yang tidak baik pun menyebabkan kesehatan sapi dalam jangka panjang akan semakin menurun. Kesehatan sapi yang semakin
menurun akan mempengaruhi produktivitas susudan daya reproduksinya. Apabila sapi sudah tidak dapat bereproduksi dengan baik yaitu setiap satu tahun sekali bisa
menghasilkan anak, penghasilan peternak pun otomatis akan berkurang. Peternak jadi terlambat untuk mendapatkan bibit sehingga anak yang seharusnya dilahirkan
tidak dapat dijual atau dipelihara untuk dijadikan bibit. Selain itu apabila sapi tidak dapat bereproduksi dengan baik dan tidak dapat melahirkan anak, maka susu
yang dihasilkan pun tidak akan sebanyak susu yang dihasilkan pada saat setelah sapi melahirkan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas susu sapi yang dapat dikontrol oleh peternak adalah pakan. Peternak dapat melakukan manajemen
pakan terhadap sapinya. Mulai dari cara pemberiannya, jenis pakan yang diberikan, dan jumlah pakan yang diberikan. Selama ini pakan yang digunakan
hanya mampu menghasilkan susu dengan rata-rata 10 literhari. Pakan yang digunakan oleh peternak adalah pakan hijauan dan konsentrat. Pakan konsentrat
utama yang digunakan oleh peternak pada umumnya adalah pakan yang dikenal dengan nama HBM. Pakan merupakan input utama dalam usahaternak sapi perah
yang berpengaruh terhadap produktifitas. Jika pakan yang digunakan baik maka produktifitas susu juga baik.
Sekarang ini, perusahaan IPS yang menerima pasokan susu dari anggota KAUM mandiri bekerjasama dengan sebuah perusahaan pakan yaitu PT. Cargill
Indonesia untuk membuatkan pakan baru yang berkualitas dan dapat meningkatkan produksi serta kualitas susu. Sebagai konsumen atau pembeli,
perusahaan IPS menginginkan produk susu yang berkualitas. Maka perusahaan menawarkan kepada peternak anggota koperasi KAUM Mandiri untuk
menggunakan pakan baru ini untuk meningkatkan produksi dan kualitas susu yang dihasilkan. Setelah melalui proses penyuluhan dan pembinaan sudah ada beberapa
peternak yang beralih menggunakan pakan yang baru. Berdasarkan permasalahan yang ada di atas maka dapat disimpulkan
bahwa permasalahan yang dapat diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apakah perubahan penggunaan pakan yang dilakukan oleh peternak dari pakan
lama ke pakan baru dapat meningkatkan pendapatan peternak ? 2. Apakah dengan adanya perubahan penggunaan pakan akan berpengaruh
terhadap tingkat efisiensi teknis usahaternak sapi perah ? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengarahi efisiensi teknis usahaternak sapi
perah?
1.3 Tujuan