Jenis Kelamin Responden Tingkat Pendidikan Responden Usia Peternak Responden

Mandiri bekerjasama dengan perusahaan pakan ternak yaitu PT Cargill untuk meningkatkan kualitas pakan ternak yang digunakan. Selain usaha penjualan susu segar, KAUM-Mandiri juga mempunyai unit bisnis lainnya diantaranya adalah usaha simpan pinjam, usaha warung serba ada waserda, dan usaha makanan ternak. usaha tersebut merupakan usaha langsung sedangkan usaha tidak langsung yang dilakukan adalah bekerjasama dengan pihak ketiga untuk menambah modal dan membangun usaha perdagangan KAUM- Mandiri serta bekerjasama dengan pabrik pakan yang dibutuhkan oleh peternak KAUM-Mandiri. Pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh KAUM-Mandiri bagi peternak anggotanya diantaranya adalah pelayanan kesehatan hewan, penyuluhan peternakan, pengangkutan susu ke koperasi dan pakan dari koperasi ke lingkungan tempat tinggal peternak. Tabel 7. Perubahan Harga Pembelian Susu No Tahun Harga Rpliter 1. 2004 1.300 dan 1.400 2. 2005 1.700 dan 1.800 3. 2006 1.800 4. 2007 1.800 5. 2008 2.100. 2.400, dan 2.500 6. 2009 2.600 7. 2010 2.600 dan 2.700 8. Januari 2011 – Maret 2011 2.700

5.4 Karakterisitik Responden

Karakteristik responden yang dibahas meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, dan jumlah anggota keluarga. Responden adalah peternak anggota Koperasi KAUM Mandiri sebanyak 57 orang.

5.4.1. Jenis Kelamin Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 46 orang laki-laki dan 14 orang wanita. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya laki-laki saja yang melakukan kegiatan beternak namun wanita pun juga ikut membantu keluarga untuk mengurus ternak sapi perah mereka.

5.4.2. Tingkat Pendidikan Responden

Ditinjau dari segi tingkat pendidikan peternak sangatlah bervariasi mulai dari tingkat Sekolah Dasar SD sampai Sekolah Mengenah Atas SMA. Seluruh responden anggota KAUM-Mandiri mengikuti pendidikan formal. Minimal pendidikan formal yang diikuti adalah Sekolah Dasar. Sebanyak 87,27 persen responden mengikuti pendidikan formal hingga Sekolah Dasar. Tingkat pendidikan formal tertinggi adalah SMA yaitu sebesar 7,27 persen. Sebaran responden menurut tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 8. Menurut Mosher 1981, pendidikan formal memiliki peranan penting terhadap produktivitas usaha dan merupakan faktor pelancar pembangunan pertanian, karena dengan pendidikan petani mengenal pengetahuan, keterampilan daan cara-cara baru dalam melakukan kegiatan usahataninya. Selain pendidikan formal yang ditempuh di bangku sekolah, pendidikan non formal yang ditempuh di luar sekolah seperti kursus, lokakarya dan penyuluhan sangat besar artinya bagi pembekalan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengelola usaha ternaknya. Berdasarkan pertimbangan tersebut koperasi dapat memberikan pendidikan non formal berupa penyuluhan kepada peternak anggota koperasi sehingga pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pengelolaan usahaternaknya meningkat. Tabel 8. Sebaran Responden menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 1 SD 50 83,33 2. SMP 4 6,67 3. SMA 6 10,00 4. Perguruan Tinggi 0,00 Jumlah 60 100,00

5.4.3. Usia Peternak Responden

Responden dalam penelitian ini memiliki usia rata-rata 42 tahun. Usia termuda responden adalah 19 tahun, sementara usia responden yang paling tua adalah 70 tahun. Usia responden secara umum dapat dikelompokkan menjadi 10 kelompok. Pembagian berdasarkan pembagian yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik Indonesia yang mengelompokkan usia responden setiap 5 tahun. Jumlah responden terbanyak adalah responden dengan usia antara 39 sampai 43 tahun, kemudian responden dengan usia antara 29 sampai 33 tahun serta 34 sampai 38 tahun. Jumlah dari ketiga kelompok usia tersebut mencapai hampir 50 persen dari jumlah total responden. Peternak yang berada pada golongan tenaga kerja usia produktif sebesar 80 persen yaitu pada usia 19 – 53 tahun dan hanya 20 persen yang tergolong di atas usia kerja non produktif. Besarnya persentase peternak yang masih dalam usia produktif memberikan peluang untuk meningkatkan jumlah ternak yang dipelihara. Skala ekonomis kepemilikan sapi perah oleh peternak akan tercapai jika peternak memiliki 9-10 ekor sapi. Dengan rata-rata kepemilikan sapi sebanyak 4,4 ekor menunjukkan masih terdapat peluang untuk meningkatkan populasi ternak yang dipelihara oleh tiap peternak. Sebaran responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 9 . Tabel 9. Sebaran Responden berdasarkan Usia No Kelompok Umur Tahun Jumlah Responden Orang Persentase 1. 19 – 23 3 5,00 2. 24 – 28 4 6,67 3. 29 – 33 9 15,00 4. 34 – 38 10 16,67 5. 39 – 43 10 16,67 6. 44 – 48 6 10,00 7. 49 – 53 6 10,00 8. 54 – 58 4 6,67 9. 59 – 63 6 10,00 10. 64 – 67 1 1,67 11. 68 - 70 1 1,67 Jumlah 60 100,00

5.4.4 Kondisi Keluarga

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHA TERNAK SAPI PERAH DI DESA KROSOK KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

0 8 55

Analisis pendapatan usahatani peternakan sapi perah studi kasus di desa Lembang, kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Jawa Barat

0 9 91

Penampilan Reproduksi Sapi Perah KUD Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Kabupaten DT II Bandung Propinsi Jawa Barat

0 5 68

Kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah kasus peternak sapi perah rakyat di Kabupaten Pasuruan Jawa timur dan Kabupaten Bandung Jawa Barat

1 43 285

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha peternakan sapi perah (studi kasus kawasan usaha peternakan (KUNAK) sapi perah di kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 9 127

Analisis tingkat kepuasan peternak sapi perah koperasi aneka usaha mitra (KAUM) mandiri terhadap penggunaan pakan cargil di Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung

2 33 135

Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

0 6 231

Analisis Efisiensi Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternak Sapi Perah di Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut

0 8 94

. Analisis Efisiensi Teknis, Keterampilan Teknis Beternak Dan Pendapatan Pada Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Kecamatan Lembang.

0 10 83

ANALISIS RISIKO USAHA PEMBESARAN PEDET SAPI PERAH (Survey Pada Usaha Sapi Perah Rakyat di Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat).

0 0 2