Hasil Analisis Pendapatan Usahaternak Sapi Perah

konsentratnya sebesar 39,73 persen sedangkan pada peternak kelompok I sebesar 46,10 persen. Biaya diperhitungkan atau dapat dikatakan biaya imbalan bagi peternak kelompok I memiliki persentase yang lebih sedikit dibandingkan dengan peternak kelompok II. Peternak kelompok II masih lebih banyak mendapatkan biaya imbalan yang mereka keluarkan dari biaya usahaternak yaitu sebesar 52,78 persen. Bagi peternak kelompok III dengan masuknya pakan baru ini akan meningkatkan biaya tunai sedangkan biaya diperhitungkan atau biaya imbalan peternak kelompok III menjadi lebih sedikit. Biaya yang dikeluarkan oleh peternak kelompok III banyak dihabiskan untuk membeli pakan konsentrat yaitu mencapai 56,75 persen.

6.2.3. Hasil Analisis Pendapatan Usahaternak Sapi Perah

Analisis pendapatan ini meliputi analisis pendapatan atas biaya diperhitungkan dan analisis pendapatan atas biaya total. Pada komponen biaya, biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk usahaternak sapi perah terdiri dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya pembelian hijauan, pembelian konsentrat, pembelian vaselin, sewa lahan, biaya air, biaya transportasi, dan biaya listrik. Sedangkan yang termasuk biaya diperhitungkan adalah biaya hijuan yang diambil sendiri, biaya tenaga kerja dalam keluarga, biaya sewa lahan milik sendiri, dan biaya penyusutan peralatan Pada Tabel 18 bisa dillihat bahwa penerimaan peternak kelompok I adalah Rp 1.224.178, penerimaan peternak kelompok II Rp 725.154, dan penerimaan peternak kelompok III Rp 1.117.806. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan peternak kelompok I lebih besar dibandingkan dengan peternak kelompok III dan kelompok II. Besarnya penerimaan peternak kelompok I dikarenakan susu yang dihasilkan lebih banyak. Jumlah rata-rata susu yang dihasilkan oleh peternak kelompok I adalah sebesar 420,2 liter per lima belas hari. Jumlah rata-rata yang dihasilkan oleh peternak kelompok II adalah sebesar. 259,225 liter per lima belas hari. Jumlah rata-rata susu yang dihasilkan peternak kelompok III adalah sebesar 379,225 liter per lima belas hari. Harga jual susu segar dari peternak ke koperasi adalah Rp 2.700,00 per liter. Jumlah biaya total yang harus dikeluarkan selama lima belas hari oleh peternak kelompok I adalah Rp 1.528.903,00. Persentase terbesar yang dikeluarkan oleh peternak adalah untuk biaya tunai yaitu sebesar Rp 80.0193,60 atau 52,95 persen dari total biaya, sisanya sebesar Rp 728.709,50 atau 47,05 persen untuk biaya yang diperhitungkan. Biaya total yang harus dikeluarkan selma lima belas hari oleh peternak kelompok II adalah Rp 1.028.720,00. Persentase terbesar yang dikeluarkan oleh peternak adalah untuk biaya diperhitungkan yaitu sebesar Rp 543.002,37 atau 52,68 persen, sisanya sebesar Rp 485.718,10 atau 47,32 persen untuk biaya tunai. Biaya total yang harus dikeluarkan selama lima belas hari oleh peternak kelompok III adalah Rp 1.297.824,00. Persentase terbesar yang dikeluarkan oleh peternak adalah untuk biaya tunai yaitu sebesar Rp 781.798,6 atau 60,16 persen, sisanya sebesar Rp 516.025,70 atau 39,84 persen untuk biaya diperhitungkan. Rata-rata pendapatan atas biaya tunai bagi peternak kelompok I adalah sebesar Rp 423.984,50 dan rata-rata pendapatan atas biaya total adalah -Rp 304.725,00. Rata-rata hasil perhitungan analaisis RC atas biaya tunai adalah 1,53. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00, menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,53. Sedangkan rata-rata RC atas biaya total untuk peternak responden tipe kelompok I sebesar 0,81. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran biaya total sebesar Rp 1,00, maka akan menghasilkan penerrimaan sebesar Rp 0,81. Nilai ini memiliki arti bahwa usahaternak ini tidak layak apabila biaya diperhitungkan dihitung dalam pendapatan usahaternak. Rata-rata pendapatan atas biaya tunai bagi peternak kelompok II adalah sebesar Rp 239.435,90 dan rata-rata pendapatan atas biaya total adalah -Rp 303.566,00. Rata-rata hasil perhitungan analaisis RC atas biaya tunai adalah 1,493. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00, menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,49. Sedangkan rata-rata RC atas biaya total untuk peternak responden tipe kelompok II sebesar 0,71. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran biaya total sebesar Rp 1,00, maka akan menghasilkan penerrimaan sebesar Rp 0,71. Nilai ini memiliki arti bahwa usahaternak ini tidak layak apabila biaya diperhitungkan dihitung dalam pendapatan usahaternak. Rata-rata pendapatan atas biaya tunai bagi peternak kelompok III adalah sebesar Rp 336.007,40 dan rata-rata pendapatan atas biaya total adalah -Rp 180.018,00. Rata-rata hasil perhitungan analisis RC atas biaya tunai adalah 1,43. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00, menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,43. Sedangkan rata-rata RC atas biaya total untuk peternak responden tipe kelompok III sebesar 0,86. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran biaya total sebesar Rp 1,00, maka akan menghasilkan penerrimaan sebesar Rp 0,86. Nilai ini memiliki arti bahwa usahaternak ini tidak layak apabila biaya diperhitungkan dihitung dalam pendapatan usahaternak. Dalam Tabel 20 dapat dilihat bahwa peternak tipe kelompok I yang memiliki rata-rata RC paling besar yaitu 1,53. Seluruh rata-rata RC atas biaya total peternak responden untuk setiap tipe kurang dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa usahaternak peternak responden KAUM-Mandiri tidak layak apabila biaya diperhitungkan dimasukkan ke dalam penghitungan pendapatan usahaternak. Artinya peternak tidak akan layak apabila ia menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga, membeli pakan hijauan, dan menyewa lahan rumput. Tabel 20. Rata-Rata Pendapatan Usahaternak dan RC Peternak Responden Komponen Nilai Rp Kelompok I Kelompok II Kelompok III Penerimaan 1.224.178,00 725.154,00 1.117.806,00 Biaya tunai 800.193,60 485.718,10 781.798,60 Biaya diperhitungkan 728.709,50 543.002,40 516.025,70 Biaya total 1.528.903,00 1.028.720,00 1.297.824,00 Pendapatan atas biaya tunai 423.984,50 239.435,90 336.007,40 Pendapatan atas biaya total -304.725,00 -303.566,00 -180.018,00 RC atas biaya tunai 1,529852 1,492952 1,429788 RC atas biaya total 0,810028 0,706526 0,860181 VII EFISIENSI USAHATERNAK SAPI PERAH Analisis fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas stochastic production frontier. Analisis tersebut bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi produksi usahaternak sapi perah di Kecamatan Pasir Jambu. Selain menganalisis faktor-faktor produksi, juga untuk menganalisis efisiensi teknis usahaternak sapi perah. Dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel independen penduga dalam fungsi produksi ini yaitu jumlah sapi laktasi X 1 , pakan konsentratjumlah sapi laktasi X 2 , pakan hijauan jumlah sapi laktasi X 3 , tenaga kerjajumlah sapi laktasi X 4 , dan air minum sapijumlah sapi laktasi X 5 .

7.1. Analisis Fungsi Stochastic Production Frontier Usahaternak Sapi Perah

7.1.1 Fungsi Produksi Usahaternak Sapi Perah Peternak Kelompok I

Pendugaan parameter fungsi produksi Cobb-Douglas dengan metode OLS menunjukkan gambaran kinerja rata-rata best fit dari proses produksi peternak pada tingkat teknologi yang ada. Sedangkan dengan metode MLE menggambarkan kinerja terbaik best practice dari perilaku peternak dalam proses produksi. Pencarian awal fungsi produksi dilakukan dengan metode Ordinary Least Square OLS. Pendugaan parameter fungsi produksi dengan metode OLS menunjukan gambaran kinerja rata-rata best fit dari produksi peternak pada tingkat teknologi yang ada. Fungsi produksi dibentuk dari variabel jumlah sapi laktasi, pakan konsentrat baru, pakan rumput, air, dan tenaga kerja. Tabel 21 berikut menunjukkan hasil pendugaan fungsi produksi usahaternak sapi perah peternak kelompok I. Hasil estimasi awal menggunakan metode OLS menunjukkan nilai R 2 sebesar 83,2 persen, akan tetapi terdapat multikolinieritas yang tinggi antar variabel dalam model. Masalah multikolinearitas hanya menyebabkan standard error menjadi lebih besar sehingga t-hitung menjadi lebih kecil dan ini menyebabkan nilai tersebut menjadi tidak nyata. Model 1 tersebut diperlihatkan oleh persamaan di bawah ini.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHA TERNAK SAPI PERAH DI DESA KROSOK KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

0 8 55

Analisis pendapatan usahatani peternakan sapi perah studi kasus di desa Lembang, kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Jawa Barat

0 9 91

Penampilan Reproduksi Sapi Perah KUD Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Kabupaten DT II Bandung Propinsi Jawa Barat

0 5 68

Kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah kasus peternak sapi perah rakyat di Kabupaten Pasuruan Jawa timur dan Kabupaten Bandung Jawa Barat

1 43 285

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha peternakan sapi perah (studi kasus kawasan usaha peternakan (KUNAK) sapi perah di kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 9 127

Analisis tingkat kepuasan peternak sapi perah koperasi aneka usaha mitra (KAUM) mandiri terhadap penggunaan pakan cargil di Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung

2 33 135

Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

0 6 231

Analisis Efisiensi Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternak Sapi Perah di Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut

0 8 94

. Analisis Efisiensi Teknis, Keterampilan Teknis Beternak Dan Pendapatan Pada Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Kecamatan Lembang.

0 10 83

ANALISIS RISIKO USAHA PEMBESARAN PEDET SAPI PERAH (Survey Pada Usaha Sapi Perah Rakyat di Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat).

0 0 2