Hijauan Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga

kelompok II, biaya yang dikeluarkan untuk bensin motor selama lima belas hari rata-rata sebesar Rp 9.374,625. Sedangkan pada peternak kelompok II, biaya yang dikeluarkan untuk bensin motor selama lima belas hari rata-rata sebesar Rp 6.093,75. Pada peternak kelompok I, jumlah rumput yang diangkut lebih banyak oleh karena itu biaya transportasinya pun lebih besar.

7. Listrik

Pembayaran listrik merupakan pengeluaran tetap peternak sapi perah. Biaya listrik ini digunakan untuk penerangan kandang sapi perah. Rata-rata pembayaran penggunaan listrik untuk peternak kelompok I adalah Rp 3.489,875, untuk peternak kelompok II adalah Rp 3.074,983, dna untuk peternak kelompok III adalah Rp 3.708,375. Biaya listrik yang digunakan antar tipe peternak tidak terlalu berbeda. Hal ini dikarenakan besaran kandang dan jumlah lampu yang digunakan sebagai penerangan kandang tidak berbeda jauh. Rata-rata peternak menggunakan lampu sebanyak satu sampai tiga buah yang berukuran 5 watt.

B. Biaya diperhitungkan

Biaya yang diperhitungkan ini untuk melihat bagaimana manajemen suatu usahaternak. Biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan, hijauan, dan penyusutan alat-alat.

1. Hijauan

Bagi peternak yang tidak membeli pakan hijauan, maka pakan hijauan yang diambil sendiri harus diperhitungkan sebagai biaya diperhitungkan. Biaya yang dihitung adalah jumlah pikul rumput yang diambil oleh peternak dikali dengan harga satu pikul yang berlaku yaitu Rp 10.000. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar biaya yang dikeluarkan oleh peternak apabila ia membeli semua hijauan yang dibutuhkan. Ini juga dapat mengukur bagaimana jika peternak bekerja dengan orang lain untuk menjual rumput. Pada peternak kelompok I biaya yang dikeluarkan apabila peternak membeli rumput pada orang lain adalah Rp 403.587,8. Pada peternak kelompok II biaya yang dikeluarkan apabila peternak membeli rumput pada orang lain adalah Rp 298.999,1. Pada peternak kelompok III biaya yang dikeluarkan apabila peternak membeli rumput pada orang lain adalah Rp 241.704,5. Peternak kelompok I membutuhkan hijauan paling banyak dibandingkan dengan peternak lainnya. Hal ini dikarenakan peternak kelompok I memiliki sapi perah laktasi paling banyak, pakan hijauan yang didapatkan dari membeli lebih sedikit dibandingkan dengan pakan hijauan yang diambil sendiri, serta ternak yang memakan pakan baru kebutuhan rumputnya lebih banyak dibandingkan dengan ternak yang masih menggunakan lama atau masih dicampur dengan pakan lama.

2. Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Tenaga kerja dalam keluarga harus diperhitungkan karena semua peternak responden dalam menjalankan usahaternak sapi perah tidak memperhitungkan pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga. Sedangkan manfaat menghitung pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga yaitu untuk mengetahui penerimaan usahaternak sapi perah responden yang sebenarnya. Pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga masuk dalam biaya diperhitungkan. Biaya diperhitungkan merupakan biaya tidak tunai yang diukur atau dinilai berdasarkan perkiraan upah tenaga kerja yang berlaku. Rata-rata pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk peternak kelompok I adalah Rp 273.749,30. Rata-rata pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk peternak kelompok II adalah Rp 203.308,80. Sedangkan rata-rata pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk peternak kelompok III adalah Rp 234.798,20. Biaya tenaga kerja keluarga dihitung berdasarkan satuan hitung HOK. Jenis pekerjaan yang dihitung dalam biaya tenaga kerja tidak termasuk pekerjaan mencari hiajuan karena biaya mencari hijauan sudah dimasukkan ke dalam biaya apabila peternak membeli hijauan dari orang lain. Biaya tenaga kerja yang dihitung adalah untuk pekerjaan sanitasi sapi dan kandang, memberikan pakan hijauan, memberikan pakan konsentrat, memerah sapi, dan menyetorkan susu. Biaya tenaga kerja dalam keluarga mengambil persentase sebanyak 17,90 persen untuk peternak kelompok I, 19,76 persen untuk peternak kelompok II, dan 18,09 persen untuk peternak kelompok III.

3. Sewa Lahan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHA TERNAK SAPI PERAH DI DESA KROSOK KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

0 8 55

Analisis pendapatan usahatani peternakan sapi perah studi kasus di desa Lembang, kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Jawa Barat

0 9 91

Penampilan Reproduksi Sapi Perah KUD Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Kabupaten DT II Bandung Propinsi Jawa Barat

0 5 68

Kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah kasus peternak sapi perah rakyat di Kabupaten Pasuruan Jawa timur dan Kabupaten Bandung Jawa Barat

1 43 285

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha peternakan sapi perah (studi kasus kawasan usaha peternakan (KUNAK) sapi perah di kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 9 127

Analisis tingkat kepuasan peternak sapi perah koperasi aneka usaha mitra (KAUM) mandiri terhadap penggunaan pakan cargil di Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung

2 33 135

Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

0 6 231

Analisis Efisiensi Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternak Sapi Perah di Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut

0 8 94

. Analisis Efisiensi Teknis, Keterampilan Teknis Beternak Dan Pendapatan Pada Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Kecamatan Lembang.

0 10 83

ANALISIS RISIKO USAHA PEMBESARAN PEDET SAPI PERAH (Survey Pada Usaha Sapi Perah Rakyat di Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat).

0 0 2