Penerimaan Usahaternak Analisis Pendapatan Usahaternak

atau seng sedangkan pilar-pilar kandang terbuat dari kayu. Lantai kandang ada yang terbuat dari semen, kayu, atau pun dilapisi karpet karet. Alasan peternak melapisi alas kandang dengan karpet adalah agar sapi terasa nyaman, tidak merasa dingin dan tidak mudah terpeleset.

6.1.6. Produktivitas Susu

Produktivitas susu harian rata-rata peternak responden berkisar antara 6,67 liter dan 15,46 liter. Perbedaan produktivitas ini dipengaruhi oleh lama masa bunting, masa laktasi, besar sapi, umur sapi, tata laksana pemberian pakan, selang beranak, masa kering, dan frekuensi pemerahan Sudono, 2005. Produktivitas susu sapi perah peternak responden dapat dilihat apada Tabel 17. Tabel 17. Produktivitas Rata-Rata Susu Sapi Perah Peternak Responden Produktivitas Rata-rata literekorhari Kelompok I Kelompok II Kelompok III 12,18 10,17 12,04

6.2. Analisis Pendapatan Usahaternak

Pendapatan usahaternak sapi perah diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Penerimaan usahaternak sapi perah terdiri dari penjualan susu, penjualan karung, dan jumlah susu yang dikonsumsi baik oleh rumah tangga maupun pedet. Biaya usahaternak dibagi menjadi biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya yang langsung dikeluarkan oleh peternak. Sedangkan biaya diperhitungkan adalah biaya yang tidak dikeluarkan oleh peternak secara langsung. Komponen biaya tunai adalah hijauan, konsentrat, pakan tambahan, vaselin, biaya air, biaya listrik, dan trasnportasi. Komponen biaya diperhitungkan adalah hijauan, tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan milik sendiri, dan penyusutan.

6.2.1. Penerimaan Usahaternak

Penerimaan usahaternak sapi perah dihitung dari penjualan susu ke koperasi dalam lima belas hari, penjualan karung selama lima belas hari serta jumlah susu yang dikonsumsi baik oleh keluarga maupun pedet selama lima belas hari. Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa penerimaan peternak kelompok I dari penjualan susu adalah sebesar Rp 1.134.540,00. Penerimaan peternak kelompok II dari penjualan susu adalah sebesar Rp 699.907,50 sedangkan penerimaan peternak kelompok III dari penjualan susu adalah sebesar Rp 1.023.908,00. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan peternak kelompok I lebih besar dibandingkan dengan peternak kelompok II dan kelompok III. Besarnya penerimaan peternak kelompok I dikarenakan susu yang dihasilkan lebih banyak. Jumlah rata-rata susu yang dihasilkan oleh peternak kelompok I adalah sebesar 420,2 liter per lima belas hari. Jumlah rata-rata yang dihasilkan oleh peternak kelompok II adalah sebesar 259,225 liter per lima belas hari. Jumlah rata-rata susu yang dihasilkan peternak kelompok III adalah sebesar 379,225 liter per lima belas hari. Harga jual susu segar dari peternak ke koperasi adalah Rp 2.700,00 per liter. Tabel 18. Penerimaan Usahaternak Sapi Perah Peternak Responden Komponen Kelompok I Kelompok II Kelompok III Nilai Rp Persentase Nilai Rp Persentase Nilai Rp Persentase Penjualan Susu 1.134.540 92,68 699.907,5 96,52 1.023.908 91,60 Penjualan karung 4.588,125 0,37 2.971,5 0,41 4.798,5 0,43 Susu yang dikonsumsi 85.050 6,95 22.275 3,07 89.100 7,97 Jumlah 1.224.178 100,00 725.154 100,00 1.117.806 100,00 Produksi susu peternak kelompok I sebanyak 92,68 persen dijual ke koperasi dan sebanyak 6,95 persen dikonsumsi sendiri dan digunakan untuk susu pakan pedet. Produksi susu peternak kelompok III sebanyak 96,52 persen dijual ke koperasi dan sebanyak 3,07 persen dikonsumsi sendiri dan digunakan untuk susu pakan pedet. Produksi susu peternak kelompok II sebanyak 91,60 persen dijual ke koperasi dan 7,97 persen dikonsumsi sendiri dan digunakan untuk susu pakan pedet. Karung bekas pakan konsentrat biasanya dijual oleh peternak dengan harga yang berkisar antara Rp 300,00 – Rp 1.000,00. Bagi peternak kelompok I, karung bekas pakan baru dapat dijual seharga Rp 700,00 – Rp 1.000,00. Harga ini lebih mahal daripada peternak kelompok II yang menjual karung bekas pakan lama. Karung bekas pakan lama hanya laku seharga Rp 300,00 – Rp 500,00 tergantung kondisi karungnya. Kualitas karung bekas pakan baru lebih baik dibandingkan dengan karung bekas pakan lama sehingga hal ini dapat memberikan nilai tambah lebih kepada peternak kelompok I dan kelompok III yang menggunakan pakan baru. Namun, tidak semua karung bekas pakan dijual. Ada juga peternak yang menggunakan karung tersebut untuk alat bantu mengangkut rumput atau menyimpan rumput.

6.2.2. Biaya Usahaternak

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHA TERNAK SAPI PERAH DI DESA KROSOK KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

0 8 55

Analisis pendapatan usahatani peternakan sapi perah studi kasus di desa Lembang, kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Jawa Barat

0 9 91

Penampilan Reproduksi Sapi Perah KUD Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Kabupaten DT II Bandung Propinsi Jawa Barat

0 5 68

Kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah kasus peternak sapi perah rakyat di Kabupaten Pasuruan Jawa timur dan Kabupaten Bandung Jawa Barat

1 43 285

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha peternakan sapi perah (studi kasus kawasan usaha peternakan (KUNAK) sapi perah di kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 9 127

Analisis tingkat kepuasan peternak sapi perah koperasi aneka usaha mitra (KAUM) mandiri terhadap penggunaan pakan cargil di Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung

2 33 135

Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

0 6 231

Analisis Efisiensi Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternak Sapi Perah di Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut

0 8 94

. Analisis Efisiensi Teknis, Keterampilan Teknis Beternak Dan Pendapatan Pada Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Kecamatan Lembang.

0 10 83

ANALISIS RISIKO USAHA PEMBESARAN PEDET SAPI PERAH (Survey Pada Usaha Sapi Perah Rakyat di Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat).

0 0 2