4 dari aturan yang ada 15 dan sebagian besar limbahnya dibuang langsung ke
laut kemudian menurunnya luas lahan hutan bakau yang diakibatkan pembukaan tambak garam tradisional, limbah minyak dari kapal nelayan, dan pemanfaatan
kayu bakau oleh masyarakat sekitar.
Interaksi antara pertumbuhan ekonomi dan penduduk populasi secara simultan memberikan tekanan pada wilayah pesisir kota Kupang. Wujud tekanan
tersebut berupa peningkatan kebutuhan ruang yang menimbulkan konflik pemanfaatan ruang antar berbagai kepentingan. Dengan kata lain terdapat
kesenjangan gap antara rencana tata ruang dan kebutuhan ruang berbagai pemangku kepentingan, dapat saling bertentangan dan menimbulkan ekses negatif,
dan akan berujung pada kerusakan sumberdaya pesisir dan jasa lingkungan pesisir Kota Kupang. Lebih singkat dijelaskan bahwa dalam kawasan pesisir Kota
Kupang terdapat beberapa dimensi persoalan yang saling terkait satu sama lain. Masing-masing dimensi mengalami dinamika dalam perkembangannya, dimensi
itu adalah: peningkatan jumlah penduduk, yang di ikuti dengan peningkatan penggunaan lahan yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan oleh karena
tingginya kebutuhan akan lahan dan yang terakhir adanya konflik kepentingan dan pencemaran lingkungan yakni peningkatan sampah yang tidak dapat dikendalikan,
oleh karena kurangnya kesadaran masyarakat dan peran serta pemerintah setempat dalam pengelolaan sampah. Tercatat pada tahun 2012, sampah yang dapat
diangkut oleh dinas terkait hanya mencapai 52 dan sisanya yakni 48 tidak terangkut. Keempat dimensi itu pada dasarnya merupakan penjabaran dari tiga
dimensi utama, yaitu: sosial, ekonomi dan lingkungan.
Mengacu pada permasalahan di atas menunjukkan bahwa pengembangan pada kawasan pesisir kedepannya akan menghadapi permasalahan dalam
pemanfaatan dan pengendalian ruangnya. Oleh karena itu kebijakan penataan ruang RTRW Kota Kupang diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan
tersebut dalam hal pemanfaatan dan pengendalian pembangunan, dengan tujuan agar pembangunan yang terjadi tidak melebihi daya tampung dan daya dukung
lahan kawasan pesisir
Dari uraian permasalahan yang terjadi, maka dapat di rumuskan beberapa pertanyaan, yang kemudian akan dikaji dalam penelitian, sebagai berikut :
1. Bagaimana dinamika perubahan penggunaan lahan yang terjadi di
kawasan pesisir Kota Kupang periode tahun 1999, 2006 dan 2013 ? 2.
Bagaimana keterkaitan antara pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan penggunaan lahan dan jumlah timbunan sampah di kawasan pesisir Kota
Kupang periode tahun 1999 - 2030 melalui pendekatan sistem? 3.
Bagaimana arahan kebijakan dalam pengembangan kawasan pesisir Kota Kupang?
Dalam menjawab pertanyaan penelitian tersebut, maka diperlukan kajian ilmiah, dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan permasalahan yang
akan dipecahkan. Dimana masing-masing kajian yang dilakukan memiliki keterkaitan dan merupakan satu kesatuan.
1.3
Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
5 1.
Menganalisis dinamika perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada kawasan pesisir Kota Kupang periode tahun 1999
– 2013. 2.
Mengkaji keterkaitan antara pertumbuhan penduduk, perubahan penggunaan lahan dan jumlah timbunan sampah di kawasan pesisir Kota
Kupang periode tahun 1999 – 2030.
3. Merumuskan arahan kebijakan dalam pengembangan kawasan pesisir Kota
Kupang.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberi manfaat bagi tiga keperluan utama:
1. Bagi kepentingan akademik, penelitian ini dapat menyumbangkan
pemikiran teoritis tentang dinamika keruangan yang terjadi pada kawasan pesisir, yakni perubahan penggunaan lahan, jumlah penduduk dan dampak
lingkungannya, serta dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya
2. Bagi kepentingan kebijakan pemerintah, hasil penelitian ini dapat menjadi
masukan dalam mengevaluasi proses perencanaan tata ruang yang sedang berjalan, khususnya dalam pengendalian pemanfaatan lahan dalam upaya
membatasi perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan, dan pengaruhnya terhadap lingkungan pesisir serta
pengelolaan kawasan pesisir pada masa yang akan datang.
3. Bagi masyarakat umum diharapkan dapat menjadi informasi tentang
regulasi dan kondisi tata ruang kota selama ini di Kota Kupang.
1.5 Kerangka Penelitian dan Ruang Lingkup Penelitian
Kota Kupang merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kota ini berada di teluk Kupang, lokasi ini menempatkan Kota Kupang pada posisi yang
strategis, karena memiliki potensi dan prospek yang memadai. Perkembangan Kota Kupang yang meningkat pesat memiliki keterkaitan dengan pertumbuhan
jumlah penduduk yang juga mengalami peningkatan dan akibat lain yang tidak bisa dihindari adalah kebutuhan akan sumberdaya dan permintaan akan lahan
juga turut meningkat.
Sebagai pusat pengembangan kota, kawasan pesisir memiliki daya tarik dan nilai ekonomi yang tinggi, hal tersebut membuat kawasan pesisir mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Terjadinya perubahan penggunaan lahan merupakan indikasi bahwa kawasan tersebut sedang mengalami perkembangan.
Dinamika perubahan penggunaan lahan ditandai dengan peningkatan lahan permukiman dan bangunan lainnya serta penurunan lahan
– lahan produktif yang memiliki fungsi penting bagi kawasan tersebut, seperti menurunnya lahan
pertanian atau sawah dan lahan hutan bakau. Dengan adanya aktivitas pariwisata, jasa dan perdagangan, hingga sektor
industri membuat kawasan tersebut memiliki daya tarik untuk pencari kerja, adanya peningkatan jumlah penduduk pada kawasan pesisir merupakan indikasi
terjadinya perubahan penggunaan lahan karena permintaan lahan untuk permukiman juga ikut bertambah dengan kata lain bahwa interaksi antara
6 pertumbuhan ekonomi dan penduduk populasi memberikan tekanan pada
kawasan pesisir terutama terhadap lingkungan dan ekosistemnya.
Kondisinya jalur hijau sempadan pantai Kota Kupang sebagian besar sudah terpenetrasi oleh kegiatan pembangunan dan sebagian besar bangunan
tersebut berada diatas sempadan pantai. Hal tersebut merupakan bukti bahwa konversi lahan akan terus meningkat manakala pemerintah tidak segera
membatasi peningkatan ruang terbangun di kawasan pesisir Kota Kupang. Arahan pemanfaatan ruang dan penggunaan lahan pada kawasan pesisir mengacu pada
perencanaan yang bersifat umum maupun detail yakni Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Kupang tahun 2011 dan Rencana Detail Tata Ruang
RDTR Kota Kupang. Namun dalam perjalanannya kedua produk perencanaan ini belum mampu sepenuhnya menjalani hal-hal yang lebih rinci antara lain
menyangkut pengaturan sempadan utilitas bangunan, utilitas lingkungan serta arahan perencanaan lainnya.
Terjadinya pergeseran peruntukan ruang di kawasan pesisir Kota Kupang merupakan awal dari permasalahan yang ada pada kawasan tersebut kemudian
ditambah dengan pola bangunan yang membelakangi pantai. sehingga cepat atau lambat kawasan ini akan semakin tidak teratur. Ketidakteraturan bangunan di
sepanjang kawasan pesisir juga sangat berpengaruh terhadap aspek penataan dan estetika lingkungan dan tidak sesuai dengan konsep kota tepi pantai atau
waterfront city yang berkelanjutan
Keterbatasan lahan yang dimiliki oleh kawasan pesisir Kota Kupang merupakan tolok ukur bagi semua yang terlibat dalam pengembangannya, oleh
karena itu dalam rangka mengarahkan perkembangannya dimasa mendatang, maka diperlukan suatu konsepsi seluruh perubahan yang berkelanjutan, melalui
arahan dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, dalam menampung perkembangan kota dengan harapan dapat tetap mempertahankan
kawasan yang berfungsi melindungi kehidupan kota dan masyarakat. Dalam perkembangannya pembangunan pada kawasan pesisir Kota Kupang harus sesuai
dengan yang akan di capai dan terjamin tidak akan memberikan dampak terhadap lingkungan dan ekosistemnya, oleh karena alih fungsi lahan, penambahan unsur-
unsur lain dalam media lingkungan pencemaran yang menimbulkan degradasi lingkungan pada kawasan tersebut
Dengan demikian, meningkatnya alih fungsi lahan untuk pembangunan di kawasan pesisir Kota Kupang dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan
sehingga perlu dianalisis, dengan tujuan untuk dapat diketahui sejauh mana dinamika perubahan penggunaan lahan yang terjadi selama periode tahun 1999
– 2013 dan kemudian melalui pendekatan model sistem dinamik dapat memprediksi
pola interaksi antara perubahan penggunaan lahan, peningkatan jumlah penduduk, serta dampaknya terhadap jumlah sampah pada kawasan tersebut, yang pada
akhirnya dapat membantu dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan pesisir Kota Kupang pada masa yang akan datang. Kerangka pemikiran penelitian
disusun dan disajikan pada Gambar 1.
Ruang lingkup dalam penelitian ini, sebagaimana yang telah dibahas dalam sub bab latar belakang, akan dibatasi pada pengembangan kawasan pesisir Kota
Kupang yang sedang berlangsung. Kebijakan pemerintah setempat yang ditetapkan dalam Perda No. 11 tahun 2011 tentang RTRW Kota Kupang
menetapkan bahwa sebagian kawasan pesisir di peruntukan sebagai wilayah