Identifikasi Sistem Kawasan Pesisir
89 Kota kupang mengawali perkembangan kotanya pada kawasan pesisirnya,
sehingga berbagai macam aktivitas berlangsung pada kawasan tersebut yaitu, perdagangan dan jasa serta aktivitas perekonomian lainnya. Keberadaan
permukiman pada kawasan tersebut sudah ada sejak lama namun tidak sepadat sekarang. Dalam beberapa tahun terakhir kawasan pesisir Kota Kupang sedang
giatnya melakukan kegiatan pembangunan, baik itu hotel dan restoran maupun permukiman, baik yang masih tahap perencanaan maupun yang sudah berjalan.
Dari hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa beberapa lahan di pesisir Kota Kupang sebagiannya sudah dimiliki oleh para pengembang untuk dijadikan
lahan permukiman. Pada tahun 2013 wajah pesisir Kota Kupang sudah banyak mengalami perubahan, terutama perubahan bentuk lahan, hal tersebut dapat
dilihat dari bangunan-bangunan yang mulai kawasan tersebut antara lain, permukiman, industri, perdagangan dan jasa serta utilitas lainnya seperti
pendidikan, hotel, supermarket, pasar dan lain sebagainya. Perubahan penggunaan lahan pada suatu kawasan memiliki korelasi positif dengan tingginya
pertumbuhan penduduk pada kawasan tersebut. Peningkatan jumlah penduduk kota merupakan gambaran atau cerminan adanya pertumbuhan penduduk yang
tinggi.
Tingginya kebutuhan lahan terbangun pada kawasan pesisir secara perlahan akan mengurangi ruang terbuka hijaunya RTH dan akan mengurangi
kenyamanan lingkungannya. Sebagai jalur hijau sempadan pantai seharusnya kawasan pesisir bebas dari bangunan, namun dalam perkembangannya kawasan
ini dijadikan sebagai obyek penunjang pariwisata dan berkembang dengan pesat tanpa terlebih dahulu memperhitungkan secara matang mengenai dampak dan
kerugian yang ditimbulkan oleh pembangunan dan pengembangan yang akan dilakukan. Dampak lainnya adalah kawasan tersebut akan menjadi kawasan yang
kumuh serta tidak sedap untuk dipandang mata. Kegiatan pada kawasan pesisir Kota Kupang semakin lama akan semakin padat seiring dengan perkembangannya,
sehingga pengelolaan sampah pada kawasan tersebut menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah dan stakeholder, karena elemen
sampah merupakan salah satu elemen yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang membutuhkan lahan sebagai tempat melaksanakan berbagai macam
kegiatan.
Tingginya perubahan penggunaan lahan pada kawasan pesisir Kota Kupang tentu saja akan memberikan dampak yang luas bagi kawasan itu sendiri.
Kondisi lingkungan yang sudah tidak bisa lagi menampung berbagai macam kegiatan yang terdapat pada kawasan tersebut salah satunya adalah jumlah
sampah yang juga ikut meningkat, dan jika tidak didukung oleh sistem pengelolaan sampah yang memadai tentu saja akan menimbulkan permasalahan
yang sangat serius. Sistem pembentuk lingkungan kawasan pesisir dalam kajian ini sangat dipengaruhi oleh dua komponen utama yaitu komponen fisik dan non-
fisik yang keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan. Permukiman merupakan salah satu komponen fisik yang memberikan pengaruh terhadap
komponen lainnya misalnya jumlah penduduk. Dalam rangka menyusun pemodelan dinamika perubahan penggunaan lahan di kawasan pesisir Kota
Kupang, maka dibentuk 2 dua buah sub sistem yang bertujuan mempresentasikan permasalahan penggunaan lahan yang terjadi, sub sistem-sub
sistem tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain dan memberikan hubungan
90 umpan balik, sub sistem tersebut terdiri dari sub sistem penggunaan lahan dan sub
sistem pertumbuhan penduduk. Penjelasan sebelumnya menjelaskan bahwa dalam rancangan model
perubahan penggunaan lahan, terdapat variabel-variabel yang akan mempengaruhi kinerja sistem yang kemudian di gambarkan kedalam diagram input-output, hal
tersebut merupakan dasar dalam pembentukan diagram sebab akibat causal loop. Dalam model tersebut terdapat input lingkungan, input tidak terkontrol dan input
terkontrol dan juga terdapat output yang di inginkan dan output yang tidak di inginkan. Identifikasi sistem dalam penelitian ini adalah berdasarkan data primer
pendapat stakeholders, data sekunder dan pengamatan di lapangan yang kemudian dilakukan pengelompokan serta analisis data. Input tidak terkontrol yang
mempengaruhi kinerja sistem antara lain adalah permintaan akan lahan dan pertumbuhan penduduk serta jumlah peningkatan sampah.
Input lingkungan yang juga mempengaruhi kinerja sistem ini merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang memiliki hubungan dengan pengembangan
pada kawasan pesisir Kota Kupang seperti UU No. 262007 tentang penataan ruang nasional, UU No. 272007 tentang pengelolaan pesisir dan pulau-pulau
kecil, Kepres No 321990, Perda Kota Kupang Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan yang terakhir Perda No. 112011 tentang RTRW Kota Kupang.
Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan dasar pijakan yang digunakan oleh pemerintah Kota Kupang. Tetap tersedianya ruang terbuka hijau atau kawasan
hijau pada kawasan pesisir Kota Kupang tentu saja akan memberikan dampak posisitf bagi kelestarian lingkungan kawasan tersebut. Jika sistem ini dapat
berjalan dengan baik dan pemerintah konsisten dengan kebijakan tersebut maka input tersebut diharapkan dapat menghasilkan output pengembangan kawasan
pesisir yang lebih baik kedepannya serta berkelanjutan.
Dalam sistem ini beberapa variabel output yang tidak di inginkan memiliki peluang terjadi, antara lain alih fungsi lahan yang cepat, angka pertumbuhan
penduduk yang terus meningkat serta laju peningkatan sampah yang tidak dapat dikendalikan. Permasalahan sampah merupakan permasalahan yang kerap muncul
dalam pengembangan kawasan perkotaan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan menunjukkan sebagian besar penduduk pesisir Kota
Kupang membuang sampahnya ke laut, dengan alasan bahwa sampah yang mereka kumpulkan pada tempat penampungan sementara TPS tidak diangkut
oleh Dinas Kebersihan. Oleh karena itu kebijakan fungsi pengendalian dalam penggunaan lahan di kawasan pesisir Kota kupang harus bisa di kontrol dengan
tujuan mewujudkan pengembangan kawasan pesisir kedepannya yang lebih baik yang tetap menjaga kelestarian lingkungan kawasan tersebut.
Interaksi dari masing-masing variabel jenis penggunaan lahan, jumlah penduduk dan volume sampah berdampak terhadap penambahan dan
pengurangan pada masing-masing variable tersebut antara lain, jumlah luas lahan, penduduk dan sampah. Gambaran diagram input ouput atau identifikasi sistem I-
O dalam perubahan penggunaan lahan di kawasan pesisir Kota Kupang di sajikan dalam Gambar 36.
91
Gambar 36 Diagram input output Variabel yang Mempengaruhi Kinerja Sistem.