18 hubungannya dengan obyek yang lain, dapat sangat berguna untuk
membantu pengenalan suatu obyek.
2.8 Teori dan Pendekatan Sistem
Terminologi sistem sering digunakan dalam berbagai bidang dengan interpretasi beragam, tetapi tetap berkonotasi tentang sesuatu yang “utuh” dan
“keutuhan” Eriyatno 1998. Banyak definisi sistem yang telah dikemukakan oleh para penulis. Forrester 1968 mendefinisikan sistem sebagai sekelompok
komponen yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
O’Connor dan McDermott 1997 mendefinisikan sistem sebagai suatu entitas yang mempertahankan eksistensi dan fungsinya sebagai suatu keutuhan melalui
interaksi komponen-komponennya. Haaf et al. 2002 mendefinisikan sistem sebagai koleksi dari elemen-elemen dalam suatu keseluruhan dengan hubungan di
antaranya. Dengan kata lain, sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan
dalam suatu lingkungan kompleks Marimin 2004.
Sushil 1993 menyatakan bahwa dari beragam definisi yang ada terlihat bahwa sistem memiliki karakteristik keutuhan dan interaksi antar komponen yang
membangun sistem. Secara lebih tegas beberapa karakteristik yang dimiliki sistem dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Dibangun oleh sekelompok komponen yang saling berinteraksi.
2. Memiliki sifat yang “utuh” dan “keutuhan” wholeness.
3. Memiliki satu atau segugus tujuan.
4. Terdapat proses transformasi input menjadi output.
5. Terdapat mekanisme pengendalian yang berkaitan dengan perubahan
yangterjadi pada lingkungan sistem. Kajian mengenai teori sistem tidak terlepas dari tiga akar utama yang
berkaitan dengan sistem dan kompleksitas, yaitu teori sistem umum, sibernetika, dan sistem dinamik. Ketiga akar tersebut berkembang relatif hampir bersamaan,
dan sekarang dianggap sebagai pilar teori kompleksitas complexity theory Abraham 2002.Sepanjang abad 20, secara paralel telah berkembang teori sistem
umum general system theory, sibernetika cybernetics, dan sistem dinamik system dynamics François 1999, Mäntysalo 2000, Abraham 2002, Haaf et al.
2002, Mindell 2002.
Teori sistem umum mulai mengemuka sejak publikasi artikel Ludwig von Bertalanffy yang berjudul General system theory pada tahun 1956, terutama
dalam bidang teknik dan sains. Teori sistem umum dimaksudkannya dapat menjadi suatu teori universal, sebagai suatu kerangka analitik yang dapat
memberikan penjelasan abstrak dari fenomena alam Mäntysalo 2000, Abraham 2002, Haaf et al. 2002. Di penghujung abad 20 teori dan pendekatan sistem
umum telah berkembang pada berbagai disiplin Haaf et al. 2002. Sibernetika diperkenalkan oleh Norbert Wiener pada tahun 1946, yang intinya berkaitan
dengan controlled feedback systems, yaitu sistem yang mampu mempertahankan
kondisi homeostatis melalui “perlawanan” counteracting deviasi dari variabel kritis akibat adanya umpan balik negatif negative feedback. Pandangan
sibernetika lebih kepada “software” dari suatu sistem, misalnya sistem biologis dan sistem artifisial servo-mechanisms dipandang mirip satu sama lain, karena
19 sifat-sifat mereka dalam mengendalikan entropi positif dengan adanya umpan
balik negatif, meskipun ”hardwares” mereka dapat sangat berbeda Mäntysalo 2000, Abraham 2002, Haaf et al. 2002, Mindell 2002.
Perkembangan sistem dinamik system dynamics dimotori oleh Jay Forrester bersama koleganya di Massachusetts Institute of Technology MIT
sejak tahun 1950-an Abraham 2002. Sistem dinamik merupakan cara pemahaman sifat dinamis dari suatu sistem yang kompleks. Metode sistem
dinamik berlandaskan pada cara pandang bahwa struktur suatu sistem bentuk hubungan antar komponen seperti hubungan sirkular, saling tergantung, dan
timedelayed adalah penentu dari sifat sistem. Menurut Forrester 1968 sistem dinamik merupakan suatu metode dalam mempelajari sifat-sifat sistem, dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana interrelasi dari suatu keputusan, kebijakan, struktur dan delay, dalam mempengaruhi pertumbuhan dan stabilitas sistem
tersebut.
Metodologi sistem dinamik telah berkembang, terutama dengan berkembangnya komputer digital berkemampuan tinggi, dan telah diterapkan pada
berbagai bidang untuk menganalisis sifat-sifat sistem kompleks seperti masalah sosial-ekonomi dan teknologi.Salah satu kelebihan sistem dinamik adalah
kemampuannya menggambarkan tingkah laku sistem menurut waktu. Kata dinamik dynamics memiliki arti perubahan atau variasi, dan suatu sistem yang
dinamik adalah sistem yang menunjukkan sifat bervariasi menurut waktu François 1999, Sterman 2002, Haaf et al. 2002, Mindell 2002, Forrester 2003.
Pendekatan sistem melalui pemodelan sistem dinamik dapat sangat membantu pemahaman terhahap sistem kompleks dalam rentang waktu tertentu.
Dalam upaya mendapatkan skenario perencanaan tata ruang wilayah pesisir Kota Kupang yang bersifat komprehensif, dapat digunakan metodologi sistem dinamik
berdasarkan pertimbangan kemampuannya menyajikan keterkaitan antar variabel yang dikaji dan mensimulasikan prilaku sistem bila dilakukan intervensi terhadap
sistem tersebut. Sistem dinamik cukup powerful digunakan dalam mengkaji sistem alam yang kompleks Forrester 1998, White dan Engelen 2000, Sterman
2002, Deal dan Schunk 2004, Elshorbagy et al. 2005, Yufeng dan ShuSong 2005, seperti wilayah pesisir. Selain itu, sistem dinamik memiliki kemampuan dalam
memahami bagaimana kebijakan policies mempengaruhi sifat sistem. Dengan adanya pemahaman mengenai pengaruh dari kebijakan, pengambilan keputusan
dapat lebih mudah dilakukan dalam selang waktu simulasi; dan jika didapatkan sifat sistem yang tidak diinginkan, maka dapat dengan mudah mudah diperbaiki
Forrester 1998, 2003.
Lucas 1993 menyatakan bahwa pendekatan sistem dapat digunakan sebagai dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks dan melibatkan
berbagai pihak yang berkepentingan, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat. Permasalahan yang diselesaikan dengan pendekatan sistem
harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu ;
1. Kompleks, dalam arti bahwa interaksi antar elemen cukup rumit
2. Dinamik, dalam arti bahwa faktornya ada yang berubah menurut waktu
dan ada pendugaan ke masa depan. 3.
Probabilistik, yaitu diperlukannya fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan maupun rekomendasi Eriyatno 2003