Kelimpahan Plankton dan Makrozoobentos

22,50‰ – 23,00‰ dan 23,00‰ – 23,50‰, sedangkan nilai suhu perairan berkisar 28,40°C – 30,00°C. Stasiun 5 juga merupakan kawasan yang selalu tergenang air laut pada saat pasang maupun surut. Manan 1978 menyatakan kondisi lingkungan yang selalu tergenang dengan kondisi salinitas dan suhu yang relatif tinggi menyebabkan proses dekomposisi serasah berlangsung sangat cepat. Nilai rataan konstanta laju dekomposisi pada tiap stasiun berkisar antara 0,043 – 0,053, yang menunjukkan bahwa laju dekomposisi serasah daun mangrove pada kawasan Ekosistem Mangrove Percut Sei Tuan berkisar antara 4,35 - 5,30 per hari. Persentase sisa serasah yang telah mengalami proses dekomposisi pada tiap stasiun dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14 Persentase sisa serasah daun mangrove selama eksprimen pada tiap stasiun Hasil pengukuran persen sisa serasah daun mangrove selama eksprimen pada tiap stasiun menunjukkan penurunan persen sisa serasah tertinggi terjadi pada 15 hari pertama Gambar 14. Hal ini selain disebabkan serasah daun tersebut mengalami leaching kehilangan bahan-bahan yang dapat larut dari serasah oleh air hujan ataupun aliran air, juga akibat penguraian oleh dekomposer yang umumnya terjadi di masa awal setelah serasah gugur. Hodgkiss dan Leung 1986 menyatakan aktifitas enzim selulotik fungi fungal cellulotic enzym paling tinggi terjadi di saat awal dekomposisi.

4.2.4 Kelimpahan Plankton dan Makrozoobentos

Organisme plankton dan makrozoobentos juga merupakan pakan alami yang disenangi udang putih P. merguiensis de Man. Hasil penelitian mendapatkan 49 jenis plankton yang terbagi atasi 31 jenis fitoplankton dan 18 jenis 20 40 60 80 100 15 30 45 60 75 bobot se rasah sel am a ek sp rimen Hari ke- Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6 z C C s y L d m m t p k m p s zooplankton Chlorophyce Ciliata, Cru sedangkan u yaitu: Bival Lampiran 3 disajikan pad G Gam Kelimp menunjukka maupun ma terendah un pada Stasiun keseluruhan mendukung pakan alami seperti Skele 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 k e limp ah an s e l m 3 2000 4000 6000 8000 10000 Ke lim pa han in dm 2 n, yang masi eae, Cyano ustaceaeCop untuk makro lvia, Gastrop dan 4. Ke da Gambar 1 Gambar 15 K mbar 16 Kelim pahan plan an nilai yan akrozoobent ntuk plankto n 6. Berdasa perairan kehidupan u i udang put etonema, Am 1 1 ing-masing ophyceae, d pepoda, Mon ozoobentos d poda, dan Sc elimpahan p 15 dan 16. Kelimpahan mpahan mak nkton dan ng bervariasi tos dijumpa on dijumpai arkan keterse Ekosistem udang putih tih pada awa mphora, Na 2 2 terbagi atas dan Dinoph nogononta, didapatkan 2 caphopoda, y plankton dan plankton se krozoobentos makrozoo i. Kelimpah ai pada Sta pada Stasiu ediaan pakan Mangrove . Bittner dan al fase kehi avicula, Tetr 3 Stasiun 3 Stasiu 4 kelas yai hyceae untu dan Protozo 21 jenis yan yang secara n makrozoob elm 3 pada t s indm 2 pa bentos pad han tertinggi asiun 5, se un 1, dan u n alaminya, Percut Sei n Ahmad 1 idupannya b raselmis, da 4 n 4 n itu: Bacillar uk fitoplank oa untuk zo ng terbagi at lengkap disa bentos di ti tiap stasiun. ada tiap stasi da lokasi i baik untuk edangkan k untuk makro dapat dikata i Tuan ma 989 menya berupa plank an sebagainy 5 5 riophyceae, kton, serta ooplankton, tas 3 kelas ajikan pada iap stasiun iun. penelitian k plankton kelimpahan ozoobentos akan secara asih dapat atakan jenis kton nabati ya. Setelah 6 6 mencapai ukuran pascalarva dan juvenil, udang putih mulai memakan plankton dari kelompok Cyanophyceae dan plankton hewani dari kelompok Rotifera, Protozoa, Copepoda, dan sebagainya. Chong et al. 1990 menyatakan udang putih dewasa akan memakan makrozoobentos seperti moluska kecil, annelida, chironomus, dan krustase kecil lainnya. Chong dan Sasekumar 1981 menyatakan pakan alami udang P. merguiensis di perairan Angsa Bank-Klang Strait Malaysia sangat bervariasi bergantung pada habitatnya. Di daerah pembesarannursery ground, pascalarva udang P. merguiensis bersifat karnivor dan makanannya terdiri atas kopepoda berukuran besar. Pada fase juvenil udang P. merguiensis selain memakan detritus juga hewan-hewan kecil seperti foraminifera, kopepoda, larva bivalvia dan larva branchyura. Pada saat juvenil dan dewasa udang P. merguiensis memakan krustase besar, acetes, dan mysid. Di daerah spawning ground, udang P. merguiensis menyukai makanan berupa detritus organik, krustase, polikaeta, dan jenis-jenis moluska. Makanan alami yang dimakan oleh udang putih akan digunakan untuk pertumbuhan, pergerakan, metabolisme dasar, reproduksi dan mengganti sel-sel yang telah rusak.

4.3. Karakteristik Lingkungan Mangrove