Pola Distribusi Pola Pertumbuhan Faktor Kondisi FK

3.5.6 Karakteristik Habitat Udang Putih Berdasarkan Parameter Biofisik

Kimia pada Tiap Stasiun Karakteristik habitat udang putih berdasarkan variasi parameter biofisik kimia lingkungan pada tiap stasiun, juga dianalisa menggunakan analisis komponen utama principal component analysis, PCA Bengen 2002. Matriks data yang digunakan terdiri atas matriks data stasiun pengamatan sebagai individu statistikbaris dan data parameter biofisik kimia lingkungan sebagai variabel kuantitatifkolom.

3.5.7 Kelimpahan Udang Putih

Data kelimpahan udang putih menurut jenis kelamin, kelas ukuran dan betina matang gonad dapat diketahui menggunakan persamaan menurut Brower et al. 1990 sebagai berikut: A n K = .......................................................... 11 dengan: K = kelimpahan udang putih menurut jenis kelamin atau kelas ukuran atau betina matang gonad indm 2 n = jumlah individu udang putih menurut jenis kelamin atau kelas ukuran atau betina matang gonad A = luas plot m 2 3.5.8 Struktur Populasi Udang Putih 3.5.8.1 Ukuran Minimum dan Maksimum Ukuran minimum dan maksimum udang putih dapat diketahui melalui ukuran panjang karapaks, bobot tubuh, dan panjang karapaks udang pertama kali tertangkap L c , yang dianalisa melalui kurva probabilitas dari software Fisat II.

3.5.8.2 Pola Distribusi

Pola distribusi udang putih dianalisa berdasarkan Indeks distribusi Morisita dengan persamaan: ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = ∑ = 1 1 2 i i i n i i N N N x n Id ................................................. 12 dengan: Id = Indeks distribusi Morisita n = banyaknya plot mulai dari 1 sampai n N i = jumlah total individu dalam total plot Σx i 2 = jumlah kuadrat individu dalam total plot Kriteria pola distribusi menurut Bengen 1998 dapat dikelompokkan berdasarkan nilai Indeks distribusi Morisita. Nilai indeks distribusi Id = 1.0, distribusi suatu populasi dikategorikan acak; nilai indeks distribusi Id = 0, distribusi populasi dikategorikan normal; dan bila nilai indeks distribusi Id ≠ 1 atau Id ≠ 0, distribusi populasi dikategorikan bergerombol.

3.5.8.3 Pola Pertumbuhan

Pola pertumbuhan udang putih dapat diketahui dengan melihat hubungan panjang karapaks udang dan bobot tubuh melalui analisa regresi linier sederhana menurut Sparre dan Venema 1999. Studi hubungan panjang-bobot mempunyai nilai praktis yang memungkinkan mengkonversi nilai panjang ke dalam bobot tubuh udang atau sebaliknya. Bobot tubuh udang dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjangnya. W= a L b atau Ln W = Ln a + b Ln L ………………...... 13 dengan: W = bobot tubuh g L = panjang karapaks a dan b = konstanta Pertumbuhan dikatakan isometrik jika nilai b = 3, sedangkan jika nilai b lebih besar atau lebih kecil dari 3 maka pertumbuhan dikatakan allometrik, dengan asumsi jika nilai b 3 pertambahan panjang tubuh udang lebih cepat dari pertambahan bobotnya, sedangkan jika nilai b 3 pertambahan bobot udang lebih cepat dari pertambahan panjang tubuhnya.

3.5.8.4 Faktor Kondisi FK

Kondisi yang menyatakan kemontokan udang dengan angka dinamakan faktor kondisi atau ponderal indeks. Nilai faktor kondisi dilakukan setiap bulan dan akan terlihat bulan-bulan mana saja yang memiliki derajat kemontokan baik. Faktor kondisi udang putih dapat dihitung dengan rumus menurut King 1995 dalam Natan 2008 sebagai berikut: pred cal W W CF = ………………………………………........ 14 dengan: CF = faktor kondisi W cal = rataan bobot contoh udang g W pred = rataan bobot udang yang didapat dari hubungan panjang bobot g

3.5.8.5 Parameter Pertumbuhan