Ukuran Udang Pertama Kali Matang Gonad Pola Pemijahan

3.5.9.2 Ukuran Udang Pertama Kali Matang Gonad

Ukuran udang putih pertama kali matang gonad dapat diketahui dengan menggunakan persamaan Spearman-Karber Udupa 1986 dalam Fischer Wolf 2006 sebagai berikut: ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = ∑ = n i i p x x xk sfm 1 2 1 ................................................. 20 dengan: sfm = logaritma panjang karapaks udang putih pertama kali matang gonad. xk = logaritma nilai tengah kelas panjang karapaks yang terakhir udang putih matang gonad. x = logaritma pertambahan panjang karapaks dan nilai tengah. p i = proporsi udang putih matang gonad pada kelas panjang ke-i dengan jumlah udang pada selang panjang ke-i. ni = jumlah udang pada kelas pang ke-i.

3.5.9.3 Pola Pemijahan

Data yang digunakan untuk menentukan pola pemijahan udang putih di tiap stasiun adalah data jumlah individu betina matang gonad, kematangan gonad tingkat 4 selama 12 bulan, yang tergambar dalam bentuk grafik distribusi. Bila ditemukan jumlah individu betina matang gonad tingkat 4 tinggi pada bulan tertentu, maka akan tergambar bahwa bulan tersebut merupakan puncak musim pemijahan udang putih. 3.5.10 Distribusi Spasial Udang Putih Berdasarkan Jenis kelamin, Kelas Ukuran, dan Betina Matang Gonad, Distribusi Temporal Udang Putih Berdasarkan Tingkat Kematangan Gonad Distribusi spasial udang putih berdasarkan jenis kelamin, kelas ukuran, dan betina matang gonad, distribusi temporal udang putih berdasarkan tingkat kematangan gonad dianalisa menggunakan correspondence analysis, CA Bengen 2002. Analisis ini merupakan salah satu bentuk analisis statistik multivariabel yang didasarkan pada matriks data i baris stasiun penelitian dan j kolom jenis kelamin, kelas ukuran, dan betina matang gonad. Kelimpahan udang putih menurut modalitas dari tiap klasifikasi yang ditemukan pada tiap stasiun penelitian terdapat pada baris ke-i dan kolom ke-j. Matriks data yang digunakan merupakan tabel kontingensi stasiun pengamatan dengan modalitas jenis kelamin, kelas ukuran, dan betina matang gonad, serta matriks data dari tabel kontingensi bulan pengamatan dengan modalitas betina matang gonad. Tabel kontingensi i dan j mempunyai peranan yang simetris, yakni membandingkan unsur-unsur i untuk tiap j sama dengan membandingkan hukum probabilitas bersyarat yang diestimasi dari n ij n i untuk masing-masing n ij n j , dengan n i = jumlah subjek i yang memiliki semua karakter j, dan n j = jumlah jawaban karakter j. Pengukuran kemiripan antar dua unsur I 1 dan I 2 dari I dilakukan melalui pengukuran jarak khikuadrat dengan persamaan: ∑ = − = p j j i j i i ij X X X X X i i d 1 2 2 , ................................................ 21 dengan: d 2 i,i’ = jarak euclidean X i = jumlah dari baris i untuk keseluruhan kolom X j = jumlah dari kolom j untuk keseluruhan baris X ij , X i’j = jumlah dari baris i untuk kolom j p = banyaknya baris atau kolom mulai dari 1 sampai p IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Fisik Kimia Air dan Substrat 4.1.1 Suhu Air Hasil pengukuran terhadap rataan suhu air pada tiap stasiun memperlihatkan kisaran nilai sebesar 28,07°C-29,87°C Tabel 4. Rataan suhu air tertinggi dijumpai pada Stasiun 6 dengan nilai minimum sebesar 29,00°C dan maksimum 30,50°C, diikuti Stasiun 5 dengan nilai minimum 28,40°C dan maksimum 30,00°C, Stasiun 4 dengan nilai minimum 28,00°C dan maksimum 30,00°C, Stasiun 3 dengan nilai minimum 27,80°C dan maksimum 30,00°C, Stasiun 1 dengan nilai minimum 27,20°C dan maksimum 30,20°C, serta terendah pada Stasiun 2 dengan nilai minimum 27,00°C dan maksimum 30,00°C. Rendahnya suhu air pada stasiun 1 dan 2 disebabkan kedua stasiun ini terletak dibagian hulu estuari sehingga masukan air tawar dari sungai ikut mempengaruhi kondisi suhu air di kedua stasiun tersebut. Suhu perairan di Ekosistem Mangrove Percut Sei Tuan masih dalam batas toleransi untuk mendukung kehidupan dan pertumbuhan udang putih. Naamin 1984 menyatakan udang putih pada tingkat juvenil maupun dewasa dapat hidup pada kisaran suhu 10,00°C-36,00°C. Lebih lanjut Fast dan Lester 1992 menyatakan bahwa 90 dari juvenil udang putih akan bertahan hidup pada suhu air 24,00°C, dan selanjutnya akan berkembang ke fase dewasa di mana udang membutuhkan suhu air berkisar 28,00°C.

4.1.2 Kecerahan air

Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan. Semakin tinggi kecerahan suatu perairan, semakin tinggi cahaya menembus ke kolom air. Hasil pengukuran terhadap kecerahan air menunjukkan kisaran nilai antara 54,77 cm – 56,38 cm Tabel 4, dengan nilai terendah dijumpai pada Stasiun 1 sebesar 54,77 cm dan tertinggi pada Stasiun 4 sebesar 56,38 cm. Kondisi ini menggambarkan perairan Ekosistem Mangrove Percut Sei Tuan relatif keruh dan sangat mendukung kehidupan udang putih. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 2004, nilai baku mutu untuk kecerahan air laut adalah 3 m. Knox 1986 menyatakan rendahnya tingkat kecerahan