membentuk banyak gulungan berkelok-kelok, terletak di bagian anterior memanjang sampai organ hepatopankreas membentuk tabung hampir lurus
di bawah pinggiran posterolateral kepala dan diteruskan sampai ke terminal ampul yang membesar. Terminal ampul merupakan alat yang membentuk kantong
diselaputi dengan lapisan otot tipis yang terletak pada kaki jalan kelima. Organ eksternalnya adalah petasma yang merupakan modifikasi dari bagian endopodit
kaki renang pertama. Petasma berfungsi untuk menyalurkan sperma dan meletakkannya pada alat kelamin betina. Organ eksternal lainnya adalah apendix
masculina yang terletak pada kaki renang kedua. Organ reproduksi udang putih
betina juga terdiri atas organ internal dan eksternal. Organ internal terdiri atas sepasang ovarium yang memanjang di tengah bagian dorsal karapaks, tepatnya di
bagian ventral jantung dan bagian dorsal hepatopankreas sampai ke bagian pangkal ekor. Saluran teluroviduct keluar dari bagian tengah kedua sisi ovarium,
bermuara pada suatu lubang yang terdapat dalam koksapodit dari pasang kaki jalan ketiga. Organ eksternal udang betina adalah telikum. Pada bagian dalam
telikum terdapat seminal reseptakel yang berfungsi untuk menyimpan spermatofor setelah terjadi kopulasi.
Udang putih betina menurut Bittner dan Ahmad 1989 dapat menghasilkan telur hingga mencapai 100.000 butir dalam sekali peneluran. Peter et al. 2003
menyatakan udang putih P. merguiensis dapat menghasilkan telur berkisar 100.000 - 450.000 butir dalam sekali peneluran. Pada saat pelepasan telur
biasanya induk udang betina berenang berputar-putar dengan kecepatan tinggi. Telur dilepaskan melalui saluran telur. Pelepasan telur membutuhkan waktu dua
menit dan biasanya didahului oleh pelepasan sperma yang tersimpan di dalam telikum induk udang betina Nurdjana 1986; Chamberlain 1987. Pembuahan
terjadi di dalam air setelah sperma bertemu dengan telur. Pertemuan antara sperma dan telur seringkali telah dimulai pada saat telur dikeluarkan melalui bulu-
bulu halus tempat menempelnya sperma di dalam telikum induk udang betina Chamberlain et al. 1987.
2.9. Tingkat Kematangan Gonad
Tingkat kematangan gonad TKG merupakan gambaran tentang perkembangan kematangan gonad. Gonad udang putih terletak pada bagian dorsal
tubuh. Pengamatan tingkat kematangan gonad udang menurut Effendi 1997 dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara morfologis dan histologis.
Pengamatan secara morfologis lebih mudah sehingga banyak dilakukan oleh para peneliti. Motoh 1981, Croccos dan Kerr 1983, Primavera 1983, serta King
1995 menyatakan bahwa penentuan tingkat kematangan gonad secara morfologis dapat dilakukan menggunakan variabel bentuk, ukuran panjang dan
berat, warna dan perkembangan isi gonad. Motoh 1981 membuat kriteria lima tahapan perkembangan tingkat kematangan gonad sebagai berikut:
Tingkat 1 : Belum matang. Ovari tipis, bening dan tidak berwarna. Tingkat 2 : Kematangan awal. Ovari membesar, bagian depan dan tengah
berkembang. Tingkat 3: Kematangan lanjut. Ovari berwarna hijau muda dan dapat dilihat
melalui eksoskeleton, bagian depan dan tengah berkembang penuh. Tingkat 4: Matang telur. Ovari berwarna hijau tua. Ovum lebih besar dari
tingkatan sebelumnya. Pada tingkatan ini dianggap sebagai tingkat kematangan telur.
Tingkat 5: Spent. Ovari lembek dan kisut. Ovum sudah dilepaskan. Biasanya tubuh udang terasa lembek dan rongga bagian atas abdomen kosong.
Primavera 1983, Naamin dan Purnomo 1972 dalam Naamin 1984 membagi tingkat TKG udang penaeid menjadi 5 tingkatan Gambar 4.
Tingkat 1 : Gonad tipis dan transparan, belum terlihat dengan jelas. Tingkat 2 : Gonad terlihat seperti benang halus yang berwarna hijau pekat.
Tingkat 3 : Gonad semakin tebal dengan warna semakin gelap. Tingkat 4: Gonad semakin melebar, di bagian anteriornya ruas badan pertama
dan kedua terlihat adanya lekukan-lekukan dan bulatan-bulatan. Pada tahap ini udang sudah siap memijah.
Tingkat 5: Gonad berwarna jernih atau pucat karena seluruh atau sebagian telurnya telah dilepas.
Gambar 4 Tingkat perkembangan dan kematangan gonad induk betina udang putih P. merguiensis de Man. Naamin dan Purnomo 1972 dalam
Naamin 1984. Croccos dan Kerr 1983 menghubungkan tingkat kematangan gonad TKG
dengan perubahan makroskopis ovari, sehingga dapat memperkirakan TKG udang tanpa harus melakukan pembedahan mikroskopis, sebagai berikut:
Tingkat 1: Ovari jernih, diameter lebih kecil dari usus. Oosit belum berkembang. Tingkat 2: Ovari buram dan diameter sama besar dengan usus. Ukuran oosit
bertambah Tingkat 3: Ovari berwarna kekuningan dan diameter lebih besar dari usus.
Vitelin terakumulasi dalam oosit. Tingkat 4: Ovari berwarna lebih gelap dan terletak di bagian dorsal tubuh. Oosit
matang Tingkat 5: Ovari telah dipijahkan, sehingga lembek dan terbelit. Ovum yang
tersisa diserap kembali reabsorbsi.
2.10 Rekruitmen Udang Putih
Rekruitmen diartikan sebagai penambahan baru ke dalam stok perikanan Effendie 1997. Stok adalah kelompok ukuran biota udang yang tersedia pada
waktu tertentu sehingga dapat tertangkap oleh alat tangkap. Masuknya sediaanstok dari luar wilayah perikanan ke dalam suatu stok perikanan berasal
dari hasil reproduksi yang telah mencapai ukuran stok. Faktor penentu besarnya penambahan barurekruitmen udang putih di alam adalah jumlah induk udang
yang siap memijah dan mortalitas pada rentang waktu antara pemijahan sampai