dengan udang mencapai ukuran stok, atau disebut juga dengan mortalitas per rekruitmen.
2.11 Preferensi Udang Putih terhadap Parameter Fisik-Kimia Air
Parameter fisik-kimia air adalah faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi keberadaan dan pertumbuhan udang putih di habitat alaminya.
Udang putih di alam menempati habitat yang berbeda-beda berdasarkan stadia daur hidupnya. Faktor fisik kimia air yang mempengaruhi keberadaan dan
pertumbuhan udang putih di alam antara lain:
2.11.1 Suhu Perairan
Suhu perairan merupakan salah satu variabel utama yang mempengaruhi pertumbuhan udang putih. Fast dan Lester 1992 menyatakan suhu perairan
sangat mempengaruhi pertumbuhan, aktifitas, maupun nafsu makan udang putih. Suhu perairan di bawah 20,00°C akan menghambat pertumbuhan udang putih.
Suhu juga sangat dibutuhkan udang putih pada saat memijah guna menjaga kelulusan hidup larva, perkembangan embrio, dan penetasan telur.
2.11.2 Kedalaman Perairan
Kedalaman suatu perairan sangat mempengaruhi distribusi udang putih terutama dalam hal memijah. Udang berukuran dewasa banyak dijumpai pada
perairan yang memiliki kedalaman lebih dari 12,00 m Kirkegaard et al. 1970. Crocos dan Kerr 1983 menyatakan P. merguiensis berukuran besar ditemukan
memijah pada kedalaman 15 m di perairan Teluk Carpentaria, Australia. Lebih lanjut Naamin 1984 menyatakan udang putih betina dewasa di Perairan Arafura
banyak ditemukan memijah pada kedalaman antara 13,00 m – 35,00 m.
2.11.3 Kecepatan Arus
Kecepatan arus berperan dalam distribusi udang-udang mudajuvenil. Pertambahan aliran sungai akibat terjadinya hujan dapat menyebabkan udang-
udang muda banyak meninggalkan sungai. Kecepatan arus dapat mempengaruhi distribusi udang secara langsung maupun tidak langsung. Dall et al. 1990
menyatakan secara tidak langsung pengaruh kecepatan arus dapat menentukan distribusi partikel-partikel sedimen dasar, dan secara langsung dapat
mempengaruhi tingkah laku udang. Arus yang cukup kuat akan menyebabkan udang membenamkan diri di dalam substrat, sedangkan bila kecepatan arus lemah
udang banyak melakukan aktifitas.
2.11.4 Salinitas
Salinitas adalah jumlah total garam-garam terlarut dinyatakan dalam gram, yang terkandung dalam 1 kg air laut. Salinitas berperan dalam mempengaruhi
proses osmoregulasi udang putih khususnya selama proses penetasan telur dan pertumbuhan larva. Tingkat salinitas yang terlalu tinggi atau rendah dan memiliki
fluktuasi lebar dapat menyebabkan kematian embrio dan larva udang. Hal ini disebabkan terganggunya keseimbangan osmolaritas antara cairan di luar tubuh
dan di dalam tubuh udang, serta berkaitan dengan perubahan daya absorbsi terhadap oksigen. Udang akan tumbuh lebih baik pada perairan dengan kisaran
salinitas 15‰ - 30‰. Salinitas yang terlalu tinggi dapat menyebabkan laju
pertumbuhan udang menurun Boyd Fast 1992. 2.11.5 Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut merupakan faktor pembatas bagi kehidupan organisme perairan. Perubahan konsentrasi oksigen terlarut dapat menimbulkan efek
langsung yang berakibat pada kematian organisme perairan termasuk udang putih.
Kandungan oksigen terlarut dapat mempengaruhi kelulusan hidup udang putih juvenil. Gaudy dan Sloane 1981 dalam Anggoro 1992 menyatakan laju
respirasi udang juvenil mengikuti ketersediaan oksigen perairan. Jika kelarutan oksigen dalam perairan tinggi, maka laju respirasi udang akan meningkat.
2.11.6 pH Air