Gambar 9 Prosedur pengukuran laju dekomposisi serasah.
3.4.2.4 Pengambilan Contoh Plankton dan Makrozoobentos
Pengambilan contoh plankton dan makrozoobentos dilakukan sebelum pengambilan contoh udang putih, baik pada saat pasang maupun surut. Titik
pengambilan sampel plankton disesuaikan dengan titik pengambilan sampel udang putih maupun titik untuk pengukuran faktor fisik-kimia perairan. Contoh
plankton diambil menggunakan plankton net berbentuk kerucut dengan diameter 10 g dimasukkan ke dalam litter-bag
untuk pengamatan eksprimental di lapangan jumlah litter-bag tiap
stasiun 35 buah 10 g dimasukkan ke dalam kantong
plastik yang telah diberi label jumlah kantong plastik untuk tiap stasiun
5 buah Serasah daun yang tertampung dalam litter-trap
Kantong serasah diambil setiap 15 hari sampai hari ke- 75 2,5 bulan
pengamatan
Serasah dikeluarkan dari litter-bag dan dibersihkan dari lumpur yang melekat
dengan air Litter-bag
diikat pada pangkal batang mangrove atau potongan pancang
bambu yang ditancapkan ke dalam tanah sedalam 40 cm
Dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan dengan oven pada
temperatur 80°C sampai bobot serasah konstan
Dibawa ke laboratorium, dibersihkan dengan air tawar, dikeringkan
menggunakan oven pada temperatur 80°C sampai bobot serasah konstan
Bobot kering serasah awal =X
Bobot kering serasah setelah waktu pengamatan = X
t
Laju dekomposisi serasah
T X
X R
t
− =
Persentase sisa serasah daun mangrove selama eksprimen
100 x
X X
X Y
t
− =
Nilai konstanta laju dekomposisi X
t
= X .e
-kt
mulut jaring berukuran 30 cm, panjang 1 m dan mesh size 80 μm. Pengambilan
sampel plankton dilakukan dengan cara menyaring air sebanyak 100 liter ke dalam plankton net, yang diambil menggunakan ember bervolume 5 liter
sebanyak 20 kali penyaringan. Contoh air yang tersaring dalam plankton net selanjutnya dimasukkan ke dalam botol sampel dengan volume 25 ml Fachrul
2007, diberi lugol 10 sebanyak 3 tetes sebagai pengawet, lalu dibawa ke laboratorium. Di laboratorium, sampel plankton 25 ml yang telah diberi
pengawet diteteskan ke dalam Sedgwick Rafter Counting Cell sebanyak 1 ml menggunakan pipet tetes, lalu diamati di bawah mikroskop binokuler dengan
metode sapuan, yaitu mengamati jumlah jenis plankton yang tampak pada seluruh bagian Sedgwick Rafter counting cell menggunakan perbesaran 10 x 40 mikron,
selanjutnya diidentifikasi menggunakan buku acuan Newell dan Newell 1977 dan Tomas 1997.
Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan menggunakan Ekman grab yang terbuat dari baja dengan berat 3,2 kg, berukuran 30 cm x 30 cm. Titik
pengambilan sampel makrozoobentos juga disesuaikan dengan titik pengambilan sampel udang putih. Contoh makrozoobentos yang didapat selanjutnya disaring
menggunakan ayakansieve dengan mesh size 0,5 mm, lalu dicuci dengan air, dimasukkan ke dalam botol sampel, diawetkan dengan formalin 10 Sasekumar
1984; Fachrul 2007, diberi label, dan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi menggunakan buku acuan Roberts et al. 1982, Kozloff dan Price 1987 dan
Dharma 1988 dengan bantuan mikroskop stereo. 3.4.2.5 Pengambilan Contoh Udang Putih
Pengambilan contoh udang putih dilakukan di kawasan perairan pantai, maupun estuari yang berada di kawasan ekosistem mangrove, berdasarkan zona
alami dan zona pemanfaatan pertambakan, permukiman, dan pertanian, serta karakteristik khusus yang terdapat pada setiap stasiun, menggunakan jaring ambai
berbentuk kerucut. Ambai yang digunakan memiliki panjang total 15 m, terbagi atas empat bagian yang memanjang menurut besar kecilnya mata jaring yaitu:
bagian mukasayap, tengah, belakang, dan kantongcod end Gambar 10.