3.3 Aspek yang Dikaji
Penelitian ini mengkaji aspek biologi dan ekologi udang putih pada tiap stasiun di Ekosistem Mangrove Percut Sei Tuan Sumatera Utara. Aspek ekologi
yang dikaji mencakup: karakteristik biofisik kimia lingkungan pada tiap stasiun, struktur populasi udang putih yang meliputi distribusi spasio-temporal, pola
pertumbuhan, parameter pertumbuhan, umur teoritis, ukuran minimum dan maksimum, laju mortalitas, serta rekruitmen. Aspek biologi yang dikaji mencakup
aspek reproduksi rasio kelamin, ukuran udang betina pertama kali matang gonad, dan pola pemijahan Tabel 3. Dilakukan juga analisa keterkaitan distribusi
udang putih menurut jenis kelamin, kelas ukuran, dan betina matang gonad dengan karakteristik biofisik kimia lingkungan yang mempengaruhi pada tiap
stasiun. Tabel 3 Aspek bioekologi udang putih P. merguiensis de Man yang dikaji
No Aspek yang
dikaji Uraian 1.
Aspek ekologi a.
Pengamatan karakteristik biofisik kimia lingkungan pada tiap stasiun meliputi :
- Kerapatan mangrove. - Ketersediaan pakan alami kelimpahan plankton dan
makrozoobentos - Produksi dan laju dekomposisi serasah
- Parameter fisik kimia, mencakup: suhu perairan, kecerahan air, kecepatan arus, kedalaman perairan,
fraksi substrat, oksigen terlarut, salinitas air dan substrat, pH air, NO
3
, dan PO
4
. b.
Menganalisa struktur populasi udang putih, meliputi: distribusi spasio-temporal, pola pertumbuhan,
parameter pertumbuhan, ukuran minimum dan maksimum, laju mortalitas alami, serta persentase
rekruitmen pada tiap stasiun.
c. Menganalisa hubungan distribusi spasial udang putih
menurut jenis kelamin, kelas ukuran, dan betina matang gonad pada tiap stasiun, distribusi temporal
betina matang gonad pada setiap bulan pengamatan dengan karakteristik biofisik kimia lingkungan yang
mempengaruhinya.
2. Aspek
biologi Menganalisa aspek reproduksi udang putih, dengan
melihat rasio kelamin pada tiap stasiun, ukuran udang betina pertama kali matang gonad, dan pola pemijahan
pada setiap bulan pengamatan.
Pola distribusi udang putih dianalisa berdasarkan Indeks distribusi Morisita, selanjutnya dilakukan analisa menggunakan correspondence analysis CA
menurut Bengen 2002 untuk melihat distribusi spasial udang putih berdasarkan jenis kelamin, kelas ukuran, dan betina matang gonad pada tiap stasiun. Distribusi
temporal udang putih betina matang gonad pada setiap bulan juga dianalisa menggunakan correspondence analysis. Pola pertumbuhan udang putih diketahui
dengan melihat hubungan panjang karapaks dan bobot tubuh melalui analisa regresi linier sederhana menurut Sparre dan Venema 1999. Studi hubungan
panjang bobot mempunyai nilai yang memungkinkan mengkonversi nilai panjang ke dalam bobot tubuh udang atau sebaliknya. Bobot tubuh udang dapat dianggap
sebagai suatu fungsi dari panjangnya. Parameter pertumbuhan udang mencakup panjang karapaks infiniti L
∞, koefisien pertumbuhan K, dan umur teoritis pada saat udang berukuran panjang nol t
o
dianalisa menggunakan program Elefan electronic lengths frequency analysis
yang terakomodasi dalam program Fisat II berdasarkan data frekwensi panjang karapaks. Persamaan parameter
pertumbuhan von Bertalanffy yang menggambarkan panjang karapaks udang sebagai fungsi dari umur dapat diketahui dari ketiga parameter tersebut.
Persamaan pertumbuhan diplot dalam bentuk kurva pertumbuhan von Bertalanffy, dan dari persamaan tersebut dapat diduga umur teoritis udang putih. Ukuran
minimum dan maksimum udang putih diketahui melalui ukuran panjang karapaks, bobot tubuh, dan panjang karapaks udang pertama kali tertangkap L
c
, yang dianalisa melalui kurva probabilitas dari program FISAT II. Laju mortalitas udang
putih dapat diketahui dari data frekwensi panjang karapaks melalui analisa laju mortalitas model Beverton dan Holt dari FISAT II. Laju mortalitas alami udang
putih dapat diduga menggunakan rumus empiris Pauly dengan persamaan: Log M = -0,0066 – 0,2790 log L
∞ + 0,6543 log K + 0,4634 log T. Rekruitmen udang putih dapat diketahui melalui analisa pola rekruitmen dari program FISAT
II, dengan menginput data parameter pertumbuhan. Tingkat kematangan gonad udang putih betina dapat dilihat berdasarkan
bentuk, ukuran, warna gonad, panjang karapaks, dan bobot tubuh. Rasio kelamin dapat diketahui dengan analisa perbandingan jumlah individu jantan terhadap
individu betina yang tertangkap pada tiap stasiun, dan pola pemijahan dapat
diketahui dengan melihat tingkat kematangan gonad udang betina kematangan gonad tingkat 4 pada setiap bulan.
3.4 Prosedur Pengumpulan Data 3.4.1 Parameter Fisik Kimia Air dan Substrat