Kinerja Industri Pakan Ternak

harga bungkil kedele, dimana sebagian besar masih impor dan malah akhir-akhir ini Indonesia kesulitan mendapatkan bahan baku bungkil kedele akibat tersedot semua ke negara Cina 4 . Dengan peluang pasar budidaya yang sempit dan jumlah produsen pakan ternak yang cukup banyak, memaksa pebisnis pakan ternak melakukan persaingan yang sangat ketat. Setiap pabrik pakan mengeluarkan beberapa merk pakan dengan harga yang bervariasi, bahkan berbeda-beda harga untuk setiap pembeli. Penetapan harga dalam pasar pakan ternak menggunakan pendekatan biaya produksi dimana harga pakan ditentukan oleh biaya ditambah margin untuk perusahaan. Peningkatan biaya per unit akan meningkatkan secara signifikan harga pakan ternak. Dampak peningkatan permintaan yang tidak signifikan dan adanya kemudahan dalam ”entry and exit” mengindikasikan suatu bentuk pasar persaingan tidak sempurna dengan banyak pelaku usaha. Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa pasar industri pakan merupakan suatu bentuk pasar persaingan monopolistik. Harga bungkil kedele secara signifikan mempengaruhi harga pakan dimana peningkatan harga input bungkil kedele akan meningkatkan pula harga pakan. Hal ini mengindikasikan bahwa di antara jagung dan bungkil kedele, yang paling berperan mempengaruhi harga pakan adalah bungkil kedele. Namun jika dilihat dari elastisitasnya, harga pakan kurang respon terhadap perubahan semua peubah penjelasnya. Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan per unit dan merupakan persentase selisih harga dan biaya per unit produksi terhadap biaya. Tingkat keuntungan akan meningkat signifikan jika nilai tambah bahan baku yang ___________________ 4 Pikiran Rakyat. 2004. Harga Pakan ”Meroket”, Bahan Baku Berkurang karena Diduga Tersedot ke Cina. Jum’at, 30 April 2004 dihasilkan dan penguasaan pasar perusahaan semakin besar. Di sini terlihat bahwa terdapat hubungan yang positif antara profitabilitas dengan market share Sheperd, 1997. Jika produk yang dihasilkan perusahaan semakin terdiferensiasi maka peningkatan variasi output akan menurunkan secara signifikan tingkat keuntungan. Hal ini sejalan dengan penelitian Vlachvei and Oustapassidis 1998, dimana diferensiasi produk merupakan variabel utama yang sangat mempengaruhi tingkat keuntungan. Jika dibandingkan antar skala perusahaan maka keuntungan per unit pada perusahaan skala besar signifikan lebih kecil dibanding dengan perusahaan skala kecil. Perbedaan ini belum mengindikasikan keuntungan riil perusahaan karena jika dilihat juga dari sisi volume produksi maka keuntungan total perusahaan skala besar akan lebih tinggi. Hal ini diduga karena perusahaan skala besar dengan kemampuan modal lebih kuat dalam menghadapi persaingan akan cenderung untuk mengejar keuntungan total dengan menjual ouput dengan harga lebih rendah untuk mendorong peningkatan volume penjualan. Berdasarkan hasil penelitian Resende 2005, bahwa terdapat hubungan positif dari konsentrasi terhadap keuntungan, tidak terbukti dalam penelitian ini. Jika dilihat dari elastisitasnya, dalam jangka pendek, tingkat keuntungan sangat respon terhadap perubahan persentase nilai tambah, namun kurang respon terhadap perubahan pangsa pasar dan diferensiasi produk. Sementara itu tingkat keuntungan perusahaan pakan signifikan meningkat dari tahun ke tahun. Kecenderungan perusahaan besar untuk mendorong peningkatan volume penjualan ini menyebabkan penguasaan pasar perusahaan besar akan lebih tinggi dibanding perusahaan kecil. Penguasaan pasar dapat dilihat dari porsi volume produksi perusahaan terhadap produksi suatu kawasan atau yang lebih dikenal dengan market share. Pangsa pasar akan meningkat signifikan dengan menurunnya biaya per unit produksi perusahaan dan secara umum perusahaan skala besar dengan volume produksi lebih besar, pangsa pasar juga lebih besar. Permintaan pakan yang meningkat akan meningkatkan harga pakan dan perusahaan tertarik memproduksi lebih banyak sehingga pangsa pasar ikut naik. Diferensiasi produk akan meningkatkan volume penjualan sehingga pangsa pasar juga ikut meningkat. Dalam jangka pendek, pangsa pasar ternyata cukup respon terhadap perubahan biaya per unit dan jumlah pesaing. Kinerja perusahaan dalam industri pakan juga dapat dilihat dari kekuatan pasar market power dengan menghitung Lerner Index. Market power suatu perusahaan akan meningkat signifikan dengan menurunnya biaya per unit pakan. Ini artinya perusahaan yang mampu meminimalisasi biaya produksi akan mampu bersaing dan menguasai pasar. Kekuatan pasar ternyata memiliki hubungan positif dengan harga pasar dimana semakin besar kekuatan pasar, harga pakan semakin tinggi. Hal yang diduga selama ini bahwa terjadi kolusif di dalam menetapkan harga pakan ada benarnya. Seiring dengan pangsa pasar maka market power pada perusahaan skala besar signifikan lebih tinggi dibanding perusahaan skala kecil. Sementara itu market power dalam jangka pendek sangat respon terhadap perubahan biaya per unit dan harga pakan.

6.4. Hubungan Antara Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Pakan

Berdasarkan arah dan besaran pengaruh antara berbagai variabel pada masing-masing persamaan maka secara umum dapat dinyatakan bahwa terdapat keterkaitan erat antara struktur, perilaku dan kinerja. Perilaku dan kinerja industri pakan dipengaruhi oleh struktur industri dan sebaliknya perubahan struktur industri meskipun secara tidak langsung dipengaruhi oleh strategi dan kinerja industri seperti terlihat pada Gambar 15. Gambar 15 menunjukkan bahwa struktur industri berupa jumlah perusahaan dalam industri pakan yang mengindikasikan tingkat persaingan akan mempengaruhi penggunaan kapital efisiensi teknis perusahaan pakan ternak dan sebaliknya efisiensi pada level perusahaan akan mempengaruhi efisiensi teknis industri. Jumlah perusahaan dalam industri ini juga akan mempengaruhi strategi perusahaan dalam bersaing dengan memproduksi output yang bervariasi sehingga berpengaruh dalam penggunaan input bahan baku yang harga dan sharenya dalam biaya produksi relatif tinggi seperti penggunaan bungkil kedele dan jagung. Formulasi penggunaan bahan baku penyusun pakan ini akan menyebabkan perubahan dalam struktur biaya produksi dan efisiensi biaya biaya per unit serta harga jual pakan ternak. Hipotesis awal yang menyatakan bahwa struktur industri pakan ternak sekarang ini cenderung mengarah pada struktur pasar yang oligopolistik kolusif ada benarnya. Hal ini terlihat pada hubungan positif yang signifikan antara market power dan harga pakan. Karena semakin kolusif suatu industri, harga dan market power semakin tinggi. Namun pada waktu yang sama, tingginya harga dan tingkat keuntungan dapat menarik pemain baru sehingga tingkat konsentrasi dapat menurun. Harga jual pakan pada suatu industri yang bersaing akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam penguasaan pasar market share dan pada perusahaan dengan tingkat efisiensi biaya lebih tinggi akan memiliki kekuatan pasar market power lebih tinggi sehingga produksi meningkat dan market share juga lebih tinggi. Hasil menunjukkan bahwa harga pakan sangat dipengaruhi oleh gejolak harga bahan baku terutama bungkil kedele. Perusahaan dengan kemampuan menguasai bahan baku yang tinggi yang akan dapat bertahan. Rasio harga jual pakan terhadap biaya yang lebih tinggi akan mendorong peningkatan keuntungan sehingga peningkatan harga pakan akan mendorong masuknya pelaku baru dalam industri dan jumlah perusahaan dalam industri pakan akan meningkat. Hal ini terlihat dengan adanya hubungan positif antara tingkat keuntungan dengan jumlah perusahaan pakan meskipun tidak signifikan. Kinerja industri selanjutnya akan mempengaruhi struktur industri terlihat dari hubungan antara efisiensi teknis perusahaan yang merupakan indikator kinerja terhadap diferensiasi produk, yang merupakan indikator struktur. Produk semakin terdiferensiasi apabila efisiensi teknis semakin kecil. Selanjutnya jumlah perusahaan pakan akan mempengaruhi rasio konsentrasi industri tersebut. Hasil ini mengindikasikan bahwa dalam industri pakan model lebih mengarah pada bentuk siklus dimana struktur industri akan mempengaruhi strategi dan kinerja industri pakan ternak, dan sebaliknya kinerja industri pakan ternak akan mempengaruhi keluar atau masuknya entry and exit suatu perusahaan dalam industri. Artinya jika menginginkan perubahan dalam kinerja industri agar lebih efisien, maka mutlak diperlukan perubahan dalam struktur industri, agar didapat struktur industri yang lebih bersaing sehat. EFITR RCON JIPK EFITF HPKN PRODF SCBK SCJG SCPR SCOT SCLB PROF COSU MSHA MPWR Gambar 15. Hubungan Antara Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Pakan LABS SPBK SPJG SRWL + s + ts - s - s + s - s - s - s - s + s + s + ts - s - s - s - s - s + s - ts - s + s + s - s + s Keterangan : = Struktur = Perilaku = Kinerja + s + s - s + s + s - s DIPR 131 95