Hubungan Antara Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Pakan

95

VII. DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN USAHA TERHADAP

STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA

7.1. Hasil Validasi Model Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Pakan

Ternak Hasil validasi model ekonometrika struktur, perilaku dan kinerja perusahaan pakan ternak menggunakan kriteria Root Mean Square Error RMSE, R-Square R 2 dan U-theil secara umum menunjukkan bahwa model layak digunakan untuk simulasi seperti pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil Validasi Model Ekonometrika Menggunakan Kriteria RMSE, R-Square dan U-Theil Indikator No. Peubah RMSE R-Square U-Theil 1. JIPK 0.3182 0.9983 0.0092 2. EFITR 6.5643 0.8113 0.0710 3. RCON 0.0480 0.6649 0.1146 4. SPJG 4.8359 0.8773 0.0512 5. SPBK 4.8354 0.5896 0.1427 6. LABS 0.0705 0.6464 0.0634 7. DIPR 2.0845 0.4761 0.2868 8. SCJG 5.8309 0.9215 0.0656 9. SCBK 4.6152 0.7666 0.1029 10. SCLB 1.8138 0.3426 0.2647 11. SCPR 3.2851 0.9729 0.0249 12. PRODF 26.7974 0.8799 0.1173 13. EFITF 13.2963 0.4666 0.1022 14. COSU 753.6 0.2529 0.2307 15. HPKN 314.3 0.3250 0.0872 16. MSHA 8.0433 0.7067 0.1985 17. PROF 8.3574 0.9639 0.0757 18 MPWR 0.4303 0.2955 0.4931 132 Validasi model dilakukan untuk melihat daya prediksi model yang akan digunakan dalam simulasi kebijakan dengan menggunakan kriteria Root Mean Square Error RMSE, R-Square dan U-Theil. Hasil validasi menunjukkan bahwa sebagian besar 88.89 persen persamaan memiliki nilai RMSE kecil dari 30 persen dan hanya sebagian kecil 11.11 persen memiliki RMSE yang lebih besar dari 30 persen. Distribusi nilai kriteria yang lebih bervariasi terdapat pada nilai R- Square , tetapi sebagian besar 61.11 persen masih di atas 0.6 dan sisanya memiliki nilai kecil dari 0.6 38.89 persen. Kedua indikator ini menunjukkan bahwa model cukup valid untuk digunakan dalam simulasi karena secara umum memiliki daya prediksi yang bagus. Kelayakan model juga didukung dengan nilai U-theil yang sebagian besar mendekati nilai 0 dimana sebagian besar 77.78 persen memiliki nilai kecil dari 0.2 dan hanya 4 persamaan 22.22 persen yang memiliki nilai besar dari 0.2 dengan nilai U-theil terbesar adalah 0.4931 pada persamaan market power MPWR. Nilai U-theil yang besar pada persamaan market power diduga karena keterkaitan yang tinggi antara market power dan market share saling beriringan, dimana market power suatu perusahaan dapat berubah-ubah tergantung market share nya. Nilai U-theil yang berkisar antara 0 dan 1 menunjukkan bahwa model mendekati sempurna jika mendekati 0 dan semakin tidak sempurna jika mendekati 1. Kelayakan model juga diperkuat dengan hasil dekomposisi U-Theil Lampiran dimana bias proporsi UM, bias varian UR dan bias kovarian US sebagian besar mendekati 0 dan sebaliknya nilai kovarian UD dan nilai kovarian UC mendekati 1. Hal ini menunjukkan bahwa bias model akan semakin kecil dan nilai hasil prediksi mendekati nilai yang sebenarnya. Berdasarkan hasil validasi model dengan menggunakan berbagai indikator di atas maka secara umum dapat dinyatakan bahwa model struktur, perilaku dan kinerja industri pakan ternak ini layak digunakan dalam simulasi. Pada penelitian ini, simulasi yang dilakukan adalah perubahan variabel makro dan mikro yang akan mempengaruhi struktur, perilaku dan kinerja industri pakan, yaitu: 1. Peningkatan sebesar 10 persen permintaan demand pakan ternak 2. Peningkatan sebesar 10 persen penawaran supply pakan ternak 3. Peningkatan sebesar 10 persen harga input bahan baku bungkil kedele 4. Peningkatan sebesar 10 persen harga input bahan baku jagung 5. Peningkatan sebesar 20 persen upah tenaga kerja.

7.2. Simulasi Dampak Perubahan Permintaan dan Penawaran Terhadap

Industri Pakan Ternak Peningkatan permintaan demand dan penawaran supply akan mempengaruhi harga dan output keseimbangan pasar sehingga untuk mempertahankan kinerjanya perusahaan pakan ternak akan melakukan perubahan dalam struktur dan strategi usaha.

7.2.1. Dampak Peningkatan Permintaan Pakan Ternak

Dampak peningkatan permintaan akan menggeser harga dan output keseimbangan sehingga akan berpengaruh terhadap struktur, perilaku dan kinerja industri pakan ternak seperti terlihat pada Gambar 16. 81.74 5.85 -5.35 1.80 7.86 0.25 -32.65 0.93 -31.89 -3.24 0.15 -15.99 -1.59 -0.59 30.42 20.80 4.58 4.55 -40 -20 20 40 60 80 100 JI P K EF IT R RC O N SP JG SP BK L ABS DI P R SC JG SC B K SC LB SC P R PR OD F EF IT F CO S U H PKN MS HA PR O F MP WR Variabel Perubahan Gambar 16. Dampak Peningkatan Permintaan dalam Terhadap Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Pakan Ternak Peningkatan permintaan akan menggeser kurva permintaan ke kanan atas sehingga terjadi peningkatan harga dan output keseimbangan. Peningkatan harga pakan HPKN dan output ini akan meningkatkan permintaan terhadap input termasuk bahan baku dan input lain sehingga harga input akan mengalami peningkatan. Peningkatan produksi perusahaan PRODF akibat meningkatnya permintaan akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan penggunaan kapital efisiensi teknisEFITF meningkat. Peningkatan produksi akan menaikkan pangsa pasar perusahaan MSHA dan untuk mempertahankan pangsa pasar maka perusahaan akan melakukan perubahan dalam formulasi bahan baku penyusun pakan. Untuk bersaing dalam harga maka perusahaan akan mengurangi penggunaan bahan baku bungkil kedele SPBK dan sebaliknya akan meningkatkan penggunaan jagung SPJG yang harganya relatif lebih murah. Namun dikarenakan harganya yang mahal membuat pangsa biaya bungkil kedele tetap naik. Dalam merespon permintaan, perusahaan lebih berkonsentrasi kepada produk yang diminta sehingga produk lebih terspesialisasi sehingga pemakaian tenaga kerja lebih intensif. Hal ini akan menurunkan biaya produksi perusahaan COSU, sehingga dengan harga pakan yang bersaing perusahaan mendapatkan keuntungan PROF yang cukup tinggi. Pangsa pasar dan tingkat keuntungan yang tinggi akan semakin meningkatkan market power MPWR. Namun peningkatan keuntungan akan memancing masuknya pesaing baru dan hal ini menjadi penyebab turunnya rasio konsentrasi industri pakan ternak.

7.2.2. Dampak Peningkatan Penawaran Pakan Ternak

Perubahan penawaran pasar sebagaimana halnya dengan perubahan permintaan akan menyebabkan terjadinya pergeseran dalam harga dan output keseimbangan sehingga juga akan berpengaruh terhadap struktur, perilaku dan kinerja industri pakan ternak seperti pada Gambar 17. Peningkatan penawaran dapat terjadi akibat meningkatnya jumlah perusahaan dalam industri atau salah satu pesaing meningkatkan produksinya dan akan menggeser kurva penawaran ke kanan. Pergeseran kurva ini akan menyebabkan turunnya harga keseimbangan dan akan diikuti dengan turunnya harga pakan HPKN perusahaan. Pada sisi lain peningkatan penawaran akan meningkatkan rasio konsentrasi RCON dan di pasar input terjadi peningkatan permintaan input sehingga terjadi peningkatan harga input seperti bahan baku jagung dan bungkil kedele. Untuk bersaing dalam harga maka perusahaan akan mengurangi penggunaan bahan baku bungkil kedele SPBK dan sebaliknya akan meningkatkan penggunaan jagung SPJG yang harganya relatif lebih murah.