Hasil pengolahan data analisis struktur, perilaku dan kinerja industri pakan ternak ayam di Lampung dan Jawa Barat dengan metode 2SLS secara lengkap
disajikan pada Tabel Lampiran 2.
6.1. Struktur Industri Pakan Ternak Ayam
Struktur mengacu pada struktur pasar yang digambarkan sebagian besar oleh konsentrasi penguasaan pasar di dalam pasar tersebut. Struktur industri pakan
ternak ayam di sini dapat dilihat dari jumlah perusahaan dalam industri, tingkat konsentrasi, pemanfaatan kapital, intensitas penggunaan tenaga kerja dan
diferensiasi produk. Struktur industri pakan selanjutnya akan mempengaruhi perilaku dan kinerja industri. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur industri
pakan ternak ayam terlihat pada Tabel 10. Jumlah perusahaan dalam industri mengindikasikan tingkat persaingan dan
dipengaruhi secara signifikan oleh harga output, volume permintaan dan pengeluaran pakan. Peningkatan harga output pakan akan signifikan
meningkatkan jumlah perusahaan dalam industri. Hal ini mengindikasikan adanya kemudahan dalam ”entry and exit” suatu perusahaan dalam industri
pakan dimana adanya keuntungan normal akibat kenaikan harga akan menarik adanya investasi baru dalam industri. Namun dari hasil estimasi ternyata peubah
tingkat keuntungan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah industri pakan, meskipun tandanya sesuai harapan. Peningkatan permintaan pakan akan
meningkatkan jumlah perusahaan dalam industri yang diindikasikan melalui peningkatan signifikan jumlah perusahaan akibat peningkatan permintaan pakan
kawasan DEMDR dan luar kawasan VEXSP. Jumlah perusahaan dalam
Tabel 10. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Industri Pakan Ternak Ayam
No Variabel
Lambang Koefisien
Pr |t| Elastisitas
Jumlah Industri Pakan Ternak JIPK
1 Konstanta Intercept
634.4795 0.0001
- 2
Rataan Harga Pakan RHPKN
0.002708 0.0001 0.3072
3 Tingkat Keuntungan
PROF 0.000982 0.4229 0.0027
4 Investasi
Awal INVEA
0.000702 0.7498 0.0012 5 Permintaan
Pakan DEMDR
0.000352 0.1113 0.0245
6 Volume Pengeluaran
VEXSP 0.007736 0.0001 0.0818
7 Dummy
Skala Perusahaan DSCL
-0.02719 0.8327
-
8 Dummy
Daerah DDAE
-13.1577 0.0001 -
9 Tahun YEAR
-0.31020 0.0001 -
R
2
0.99840 F hit 2801.04
Efisiensi Teknis Industri EFITR
1 Konstanta Intercept
8671.183 0.0086
- 2 Permintaan
Pakan DEMDR
0.026656 0.0001 0.6666
3 Tingkat Keuntungan
PROF -0.03548 0.2165
-0.0348 4
Penambahan Investasi
DINVE 0.101635 0.7009 0.0057
5 Struktur Tenaga
Kerja LABS
19.02983 0.1514 0.2412
6 Kapasitas Terpasang Industri
KPRDR -0.00872 0.1129 -0.5072
7 Efisiensi Teknis
Perusahaan EFITF
0.050851 0.5195 0.0708 8
Dummy Skala Perusahaan
DSCL 1.897522
0.4439 -
9 Dummy
Daerah DDAE
-6.59009 0.6257
- 10 Tahun
YEAR -4.32039 0.0090
- R
2
0.83333 F hit 19.44
Rasio Konsentrasi Industri RCON
1 Konstanta Intercept
-32.0624 0.2352
- 2 Jumlah
Industri Pakan
JIPK -0.04572 0.0104 -3.8607
3 Produksi
Industri PRODR
0.000060 0.6641 0.4062 4
Pangsa Pasar
MSHA 0.000507 0.6837 0.0360
5 Efisiensi
Teknis Industri
EFITR 0.002293 0.4062 0.5391
6 Permintaan Pakan
DEMDR -0.00014 0.1365 -0.8229
7 Biaya Per Unit
COSU -9.22E-6 0.4377
-0.0698 8
Dummy Skala Perusahaan
DSCL -0.00292
0.8714 -
9 Dummy
Daerah DDAE
-0.65661 0.0517 -
10 Tahun YEAR
0.016586 0.2204
- R
2
0.78116 F hit 13.88
Struktur Tenaga Kerja LABS
1 Konstanta Intercept
2.395162 0.8993
- 2 Upah
rata-rata WAGR
-0.00337 0.0438 -0.0819
3 Tenaga Kerja Non-Produksi
NLABP -0.00268 0.0001 -0.3735
4 Diferensiasi Produk
DIPR -0.00200
0.7330 -0.0087
5 Produksi Perusahaan
PRODF -0.00003
0.9324 -0.0045
6 Kapasitas Produksi Perusahaan
KPRDF 0.001803 0.0001 0.4532
7 Dummy
Skala Perusahaan DSCL
-0.08711 0.0235 -
8 Dummy
Daerah DDAE
-0.05002 0.1629
- 9 Tahun
YEAR -0.00088
0.9262 -
R
2
0.71455 F hit 11.26
Keterangan: Angka dicetak “TEBAL” menunjukkan signifikan pada tingkat kepercayaan 85 P
≤ 0.15
Tabel 10. Lanjutan
No Variabel
Lambang Koefisien
Pr |t| Elastisitas
Diferensiasi Produk DIPR
1 Konstanta Intercept
-1957.08 0.1672
- 2 Investasi
Awal INVEA
0.048034 0.0046 0.5361
3 Harga
Bungkil Kedele
HBKD 0.001325 0.2721 1.0607
4 Harga Jagung
HJGG -0.00045
0.5993 -0.1867
5 Dummy
Skala Perusahaan DSCL
-0.05503 0.9600
- 6 Efisiensi
Teknis Perusahaan
EFITF -0.06464 0.0202 -1.6313
7 Struktur Tenaga
Kerja LABS -0.20274
0.9574 -0.0466
8 Jumlah
Pesaing JPES
1.418724 0.1918 8.6657 9
Permintaan Pakan
DEMDR 0.000476 0.6709 0.2158
10 Dummy
Daerah DDAE
25.41112 0.1525 -
11 Tahun YEAR
0.964456 0.1670
- R
2
0.53942 F hit 3.98
Keterangan: Angka dicetak “TEBAL” menunjukkan signifikan pada tingkat kepercayaan 85 P
≤ 0.15
industri pakan pada kawasan Jawa Barat signifikan lebih banyak dibanding
dengan kawasan Lampung tetapi secara umum jumlahnya mengalami penurunan signifikan selama periode 1999 sampai 2003.
Efisiensi teknis industri akan mengalami peningkatan signifikan akibat kenaikan permintaan pakan dan sebaliknya semakin tinggi kapasitas terpasang
industri akan signifikan menurunkan efisiensi teknis industri. Hal ini mengindikasikan bahwa produksi pada perusahaan dengan kemampuan produksi
sebenarnya lebih besar lebih kecil dibanding perusahaan kecil. Struktur tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap efisiensi dimana rasio penggunaan tenaga
kerja produksi yang lebih besar dibandingkan tenaga kerja non produksi akan meningkatkan efisiensi teknis. Menurunnya permintaan pakan akhir-akhir ini
disamping menurunkan jumlah industri pakan juga secara signifikan menyebabkan penurunan kapasitas terpakai atau efisiensi teknis industri pakan
dari tahun ke tahun. Semakin banyak jumlah perusahaan dalam industri maka penyebaran
produksi akan semakin luas sehingga secara signifikan akan menurunkan rasio
konsentrasi. Peningkatan jumlah perusahaan dalam industri disebabkan oleh meningkatnya permintaan sehingga peningkatan permintaan juga signifikan
menurunkan rasio konsentrasi. Jumlah industri pakan pada kawasan Jawa Barat yang lebih banyak menyebabkan rasio konsentrasi pada kawasan ini signifikan
lebih rendah dibanding kawasan Lampung. Struktur tenaga kerja perusahaan menunjukkan porsi tenaga kerja produksi
terhadap total tenaga kerja yang digunakan dan perubahannya relatif lebih fleksibel dibanding perubahan tenaga kerja non-produksi. Porsi tenaga kerja
produksi akan mengalami peningkatan signifikan jika kapasitas produksi perusahaan meningkat dan jumlah tenaga kerja non-produksi menurun. Sementara
itu apabila tingkat upah turun maka permintaan tenaga kerja akan meningkat, sesuai teori ekonomi, turunnya harga input akan meningkatkan permintaan akan
input tersebut, ceteris paribus. Pada perusahaan pakan ternak dengan skala kecil maka penggunaan tenaga kerja hampir seluruhnya merupakan tenaga kerja
produksi sehingga terdapat perbedaan signifikan antar skala perusahaan. Porsi tenaga kerja produksi pada perusahaan skala kecil signifikan lebih besar
dibanding dengan perusahaan skala besar. Dilihat dari nilai elastisitas, dalam jangka pendek, peubah-peubah endogen
yang merupakan komponen struktur, kurang respon terhadap perubahan peubah- peubah penjelasnya. Hanya peubah rasio konsentrasi yang sangat respon terhadap
perubahan peubah jumlah perusahaan. Hal ini mengingat perlu waktu yang cukup lama bagi industri pakan untuk merespon perubahan kinerja dan lingkungan usaha
yang ada.