Studi Mengenai Structure-Conduct-Performance Tinjauan Studi Terdahulu 1. Studi Mengenai Industri Pakan Ternak

dan dunia. Kebijakan subsidi suku bunga kredit usahatani dan harga pupuk disarankan sebagai alternatif utama dalam pengembangan pasar jagung, pakan dan daging ayam domestik.

2.7.2. Studi Mengenai Structure-Conduct-Performance

Salah satu penelitian mengenai kinerja ekonomi dengan menggunakan pendekatan Structure Conduct Performance SCP dilakukan oleh Acharya 1998 pada pasar produk-produk pertanian di India. Penekanan dalam penelitian ini adalah keterkaitan antara sektor on farm dan off farm yang dihubungkan oleh sebuah sistem pemasaran produk pertanian. Sistem pemasaran diyakini memegang peranan penting dalam menentukan harga yang merupakan sinyal bagi produsen dan konsumen, dan kemudian kinerja sistem ini sangat ditentukan oleh perilaku dan struktur pasar itu sendiri. Variabel-variabel yang diteliti adalah pengukuran regulasi, infrastruktur sistem pemasaran, harga yang ditetapkan oleh pemerintah, agen-agen dalam pasar, ekspor-impor dan kebijakan ekonomi makro. Hasil yang didapatkan adalah keseluruhan variabel yang diteliti berpengaruh nyata terhadap dinamika pasar produk pertanian. Karakteristik struktural pasar produk pertanian menunjukkan dominasi lembaga-lembaga yang terorganisasi atas lembaga-lembaga yang tidak terorganisasi dengan konsekuensi timbulnya potensi terciptanya praktek monopoli atau oligopoli. Saran sebagai hasil dari penelitian ini adalah perlunya meningkatkan linkages antara petani dengan sektor ritel, pembangunan infrastruktur di pedesaan dan perlunya perhatian pada proses grading dan pengontrolan kualitas untuk meningkatkan kinerja pasar. Viaenne and Gellynck 1995 menggunakan SCP untuk mengevaluasi pertumbuhan dan situasi terkini industri makanan di Eropa, terutama perusahaan- perusahaan yang berada di Belanda, Jerman, Inggris dan Perancis. Penelitian ini menggunakan variabel konsentrasi industri dan intensitas penggunaan tenaga kerja sebagai indikator struktur, nilai tambah dan investasi sebagai indikator perilaku, serta produktivitas, tingkat pertumbuhan dan profitabilitas sebagai indikator kinerja. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan variabel-variabel didalam structure, conduct, performance. Hasil penelitian menunjukkan Perancis memiliki struktur industri yang paling terintegrasi dibandingkan dengan negara yang lain, sementara Inggris dan Jerman mengalami pertumbuhan yang negatif. Namun Belanda dan Jerman memiliki tingkat profitabilitas yang tertinggi di antara negara yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pasar makanan Eropa sangat ditentukan oleh keterkaitan struktur usaha, perilaku dan kinerja dalam industri tersebut. Vlachvei and Oustapassidis 1998 melakukan penelitian untuk membuat hipotesis mengenai hubungan antara struktur, perilaku dan kinerja pada industri makanan di Yunani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi parameter tingkat profitabilitas yang dipengaruhi oleh konsentrasi industri dan iklan pada 38 manufaktur dalam industri pangan dengan menggunakan metode estimasi 3SLS. Indikator struktur diwakili oleh indeks konsentrasi perusahaan, indikator perilaku diwakili oleh rasio antara pengiklanan dengan total penjualan, dan tingkat profitabilitas sebagai indikator kinerja. Hasil yang didapatkan adalah bahwa intensitas pemasangan iklan dan ekspor berpengaruh nyata dalam meningkatkan tingkat profitabilitas. Selanjutnya kedua variabel tersebut dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi perusahaan, dan pada sebelumnya konsentrasi tersebut sangat dipengaruhi oleh economies of scale perusahaan yang bersangkutan. Rekomendasi yang dinyatakan oleh peneliti adalah bahwa pengiklanan dan diferensiasi produk merupakan variabel utama yang sangat mempengaruhi profitabilitas. Hubungan antara pemasangan iklan dan tingkat konsentrasi menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki pangsa produk yang besar lebih efektif untuk menggunakan media periklanan dibandingkan dengan perusahaan dengan pangsa yang kecil. Krisnamurthi 1998 menggunakan SCP untuk mengetahui perilaku usaha KUD pada setiap tingkat perkembangan kelembagaan KUD. Analisis hubungan struktur, perilaku dan kinerja koperasi menggunakan pendekatan ekonometrika dengan persamaan simultan. Penelitian ini menggunakan variabel modal dan volume usaha sebagai indikator struktur, orientasi usaha dan kegiatan usaha utama serta penggunaan modal luar sebagai indikator perilaku serta produktivitas, SHU dan volume usaha total sebagai indikator kinerja. Disimpulkan bahwa tingkat perkembangan koperasi sangat ditentukan oleh orientasi usaha, pengembangan usaha utama yang berbasis agribisnis pada subsistem produksi dan pemasaran terutama yang non program dan mampu menciptakan integrasi usaha serta dengan mencapai tingkat jumlah anggota yang optimal. Sayaka 2003 menganalisis struktur pasar, perilaku dan kinerja industri benih jagung di provinsi Jawa Timur, menggunakan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan swasta serta distributor benih jagung. Dimensi dari struktur pasar adalah derajat konsentrasi penjual dan pembeli, diferensiasi produk, barriers to entry and exit serta pengetahuan pasar. Perilaku pasar dievaluasi menggunakan pendekatan kelembagaan dan fungsional. Kinerja pasar mencakup efisiensi teknis, efisiensi harga dan progressiveness. Analisis deskriptif dan statistik digunakan untuk menentukan struktur, perilaku dan kinerja dari industri. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa struktur industri benih jagung di Jawa Timur adalah sangat oligopolistik. Tiga perusahaan multinasional mendominasi industri. Investasi yang besar dan terus menerus penemuan varietas baru merupakan hambatan masuk yang dominan di industri benih jagung meskipun laba tinggi mencegah produsen meninggalkan industri. Iklan dan jasa servis konsumen merupakan faktor utama pilihan konsumen terhadap benih. Produsen benih mendapat laba tinggi disamping resiko dari produk yang banyak tidak terjual. Di tingkat pedagang besar, pasar benih jagung adalah sangat oligopolistik yang ditandai dengan konsentrasi lebih dari 40 persen. Disisi lain pedagang pengecer relatif kompetitif. Pedagang besar membeli dan menjual benih pada harga yang lebih rendah dan mendapat laba yang lebih tinggi dibanding pedagang pengecer. Secara umum, pasar benih jagung tidak efisien. Selanjutnya Hakobyan 2004 meneliti jaringan pemasaran susu sapi di Armenia, menggunakan analisis structure-conduct-performance. Analisis sebagian besar terkonsentrasi pada rantai pemasaran yaitu koperasi dan pengolah pabrik susu. SCP digunakan untuk mengidentifikasi faktor yang menentukan daya saing dari suatu pasar, meneliti perilaku dari perusahaan dan menaksir sukses dari suatu industri dalam pencapaian tujuan. Penelitian menggunakan data dan informasi dari dokumen internal USDA Marketing Assistance Project USDA-MAP, wawancara personal dan data publikasi. Indikator structure diwakili oleh struktur kepemilikan, ukuran distribusi dan konsentrasi, serta integrasi dan kerjasama. Conduct diwakili oleh aktivitas pemasaran, kebijakan harga dan kebijakan produk. Sementara performance dilihat dari pendapatan peternak, pencapaian dan problem yang dihadapi. Adapun masing-masing komponen di dalam SCP dibahas secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa masalah utama yang menghalangi peningkatan lebih lanjut dari pabrik susu adalah ketiadaan modal untuk modernisasi dari peralatan yang ketinggalan zaman dan mutu dari susu mentah. Problem banyak terdapat di area pemasaran, diantaranya yang utama menghambat kemajuan dari susu yang dipasarkan koperasi adalah rendahnya harga susu mentah serta ketiadaan ransum dan bibit berkualitas tinggi. Resende 2005 meneliti keterkaitan hubungan SCP dalam konteks industri manufaktur di Brazil tahun 1996. Untuk tujuan itu, dipertimbangkan suatu sistem dengan empat persamaan yaitu konsentrasi, iklan, RD, dan tingkat keuntungan yang diestimasi menggunakan model persamaan simultan. Sebagai tambahan untuk explanatory variabel, diproksi dari barriers to entry dan kondisi- kondisi permintaan, juga memasukkan variabel skema insentif dan praktek organisatoris. Dari hasil penelitian mengindikasikan suatu peran penting untuk variabel yang berhubungan dengan barriers to entry dalam mempengaruhi struktur pasar, suatu efek non linear dan penting dari konsentrasi periklanan, suatu dampak relevan dari firm-size terhadap penggunaan RD dan akhirnya suatu dampak positif yang signifikan dari konsentrasi terhadap tingkat keuntungan dan hasil yang sama dengan sebelumnya pada negara maju. Sebagai tambahan, tidak ada peran penting yang terdeteksi untuk praktek organisatoris dan skema insentif pada hubungan SCP. Penelitian yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, karena variabel-variabel yang ada di dalam masing-masing komponen struktur, perilaku dan kinerja dari industri pakan ternak ayam dianalisis secara simultan untuk melihat keterkaitan antar komponen tersebut. Selain itu dilakukan analisis simulasi untuk melihat perkembangan industri pakan serta merumuskan kebijakan bagi pemerintah untuk mendorong perkembangan industri pakan di Indonesia.

III. KERANGKA PEMIKIRAN