Blok Kinerja Industri Spesifikasi Model

power suatu perusahaan dapat berubah-ubah tergantung pangsa pasarnya Sheperd, 1997 MPWR = c 4.0 + c 4.1 COSU + c 4.2 EFITF + c 4.3 MSHA + c 4.4 PROPS + c 4.5 JPES + c 4.6 DSCL + c 4.7 RCON + c 4.8 HPKN + c 4.9 DDAE + c 4.10 YEAR + e 15 … 18 Hipotesis : c 4.2 , c 4.3 , c 4.6 , c 4.7 , c 4.8 0; c 4.1 , c 4.4 , c 4.5 , 0 dimana: MPWR = Market power atau kekuatan pasar indeks MSHA = Pangsa pasar HPKN = Harga pakan Rpkg COSU = Biaya per unit Rpkg DIPR = Diferensiasi produk jumlah jenis PROPS = Produksi perusahaan saingan juta tonth JPES = Jumlah perusahaan saingan unit RCON = Rasio konsentrasi 0 sampai 1 DSCL = Variabel skala usaha 1 Besar dan 0 kecil DDAE = Variabel dummy kawasan 1 Lampung dan 0 Jabar YEAR = Tahun Efisiensi Teknis Perusahaan EFITF Efisiensi teknis atau kapasitas terpakai merupakan persentase jumlah output yang dihasilkan dari kemampuan industri sebenarnya untuk menghasilkan output. Efisiensi teknis perusahaan diduga dipengaruhi oleh permintaan pakan, harga-harga input, kapasitas produksi perusahaan, skala usaha, tingkat persaingan dan diferensiasi produk. Persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut : EFITF = c 5.0 + c 5.1 DEMDR + c 5.2 HBKD + c 5.3 HJGG + c 5.4 WAGR + c 5.5 KPRDF + c 5.6 DSCL + c 5.7 PROPS + c 5.8 JPES + c 5.9 DIPR + c 5.10 DDAE + c 5.11 YEAR + e 16 ……………………………………………………..……….…….. 19 Hipotesis : c 5.1 , c 5.6 , c 5.9 0; c 5.2 , c 5.3 , c 5.4 , c 5.5 , c 5.7 , c 5.8 dimana: EFITF = Efisiensi teknis perusahaan DEMDR = Permintaan pakan juta tonth HBKD = Harga bungkil kedele Rpkg HJGG = Harga jagung Rpkg WAGR = Upah rata-rata juta rp KPRDF = Kapasitas produksi perusahaan juta tonth DIPR = Diferensiasi produk jumlah jenis PROPS = Produksi perusahaan saingan juta tonth JPES = Jumlah perusahaan saingan unit DSCL = Variabel skala usaha 1 Besar dan 0 kecil DDAE = Variabel dummy kawasan 1 Lampung dan 0 Jabar YEAR = Tahun Tingkat keuntungan PROF Salah satu indikator kinerja adalah tingkat keuntungan profitabilitas, dimana keuntungan dipengaruhi oleh persentase nilai tambah, pangsa pasar, diferensiasi produk, jumlah perusahaan saingan, rasio konsentrasi dan skala usaha. Menurut hasil penelitian Vlachvei and Oustapassidis 1998, diferensiasi produk merupakan variabel utama yang sangat mempengaruhi profitabilitas. Sementara berdasarkan penelitian Resende 2005, tingkat konsentrasi mempengaruhi profitabilitas. PROF = c 6.0 + c 6.1 PVADD + c 6.2 MSHA + c 6.3 DIPR + c 6.4 JPES + c 6.5 RCON + c 6.6 DSCL + c 6.7 DDAE + c 6.8 YEAR + e 17 …..…………………….…. 20 Hipotesis : c 6.1 , c 6.2 , c 6.3 , c 6.5 , c 6.6 0; c 6.4 dimana: PROF = Tingkat keuntungan PVADD = Nilai tambah output pakan Rupiahkg MSHA = Tingkat penguasaan pasar DIPR = Diferensiasi produk jumlah jenis JPES = Jumlah perusahaan saingan unit RCON = Rasio konsentrasi 0 sampai 1 DSCL = Variabel skala usaha 1 Besar dan 0 kecil DDAE = Variabel dummy kawasan 1 Lampung dan 0 Jabar YEAR = Tahun Hubungan antara berbagai variabel endogen dan eksogen baik dalam satu blok maupun antara blok seperti Gambar 10. JIPK RCON DIPR EFITR LABS COSU HPKN MPWR MSHA VEXSP WAGR PRODR KPRDR DINVE LABP INVEA HJGG HBKD VJGG VBKD SBKL SJGL Gambar 10. Diagram Keterkaitan Variabel-variabel dalam SCP Industri Pakan Ternak Blok Struktur Blok Perilaku Blok Kinerja DDAE Keterangan: = Endogen = Eksogen PRODF SPJG SPBK SRWL SCJG SCLB SCBK YEAR EFITF PROF DEMDR DSCL KPRDF SCPR SCOT PVADD Tabel 7. Jenis dan Pengelompokkan Variabel dalam Penelitian No Variabel Keterangan Satuan Kelompok 1 JIPK = Jumlah perusahaan pakan Buah Struktur 2 RCON = Rasio Konsentrasi Rasio Struktur 3 EFITR = Efisiensi Teknis Kawasan Struktur 4 LABP = Penggunaan tenaga kerja produksi Orang Struktur 5 LABT = Penggunaan Tenaga Kerja Total Orang Struktur 6 LABS = Struktur Tenaga Kerja Struktur 7 KPRDR = Kapasitas Produksi Kawasan Juta tontahun Struktur 8 PRODR = Produksi Kawasan Juta tontahun Struktur 9 WAGR = Upah Rata-rata Industri Rp. Juta Struktur 10 DIPR Diferensiasi Produk Jenis Struktur 11 INVEA = Nilai Investasi Awal Rp. Milyar Perilaku 12 INVET = Nilai Total Investasi Rp. Milyar Perilaku 13 DINVE = Penambahan Investasi Rp. Milyar Perilaku 14 KPRDF = Kapasitas Produksi Perusahaan Juta tontahun Perilaku 15 SJGL = Pangsa Penggunaan Jagung Lokal Perilaku 16 SRWL = Pangsa Penggunaan Bahan Baku lainnya Perilaku 17 SPBK = Pangsa Penggunaan Bungkil Kedele Perilaku 18 SPJG = Pangsa Penggunaan Jagung Perilaku 19 PRODF = Volume produksi perusahaan Juta tontahun Perilaku 20 PRODF1 = Volume produksi tahun sebelumnya Juta tontahun Perilaku 21 SBKL = Pangsa penggunaan bungkil kedele lokal Perilaku 22 VBKD = Volume penggunaan bungkil kedele Ribu tontahun Perilaku 23 VJGG = Volume penggunaan jagung Ribu tontahun Perilaku 24 SCJG = Pangsa Biaya Bahan Baku Jagung Perilaku 25 SCBK = Pangsa Biaya Bahan Baku B.Kedele Perilaku 26 SCLB = Pangsa Biaya Tenaga Kerja Perilaku 27 SCOT = Pangsa Biaya Lainnya Perilaku 28 PVADD = Persentase Nilai Tambah Perilaku 29 HPKN = Harga Pakan Rpkg Perilaku 30 MSHA = Pangsa Pasar Market Share Kinerja 31 COSU = Biaya Per Unit Rpkg Kinerja 32 EFITF = Efisiensi Teknis Perusahaan Kinerja 33 MPWR = Market Power Lerner Indeks Indeks Kinerja 34 PROF = Tingkat Keuntungan Kinerja 35 DEMDR = Permintaan Pakan Juta tontahun Eksternal 36 VEXSP = Volume Pengeluaran Pakan Juta tontahun Eksternal 37 HBKD = Harga bungkil kedele Rpkg Eksternal 38 HJGG = Harga jagung Rpkg Eksternal 39 DSCL = Dummy Skala Produksi 10 Eksternal 40 DDAE = Dummy Kawasan 10 Eksternal 41 YEAR = Tahun - Keterangan : komponen eksternal merupakan kondisi dasar yang mempengaruhi struktur industri

4.3.4 Elastisitas

Konsep elastisitas digunakan untuk mendapatkan ukuran kuantitatif respon suatu fungsi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk model yang dinamis, dapat dihitung elastisitas jangka pendek dan jangka panjang Gujarati, 1995. Dikarenakan model persamaan dalam penelitian ini bukan model yang dinamis tidak melibatkan peubah tenggang waktulagged variable sebagai peubah penjelasexplanatory variable, elastisitas yang dapat diukur hanya elastisitas jangka pendek, sehingga hanya mampu menginformasikan respon dalam jangka pendek. Elastisitas jangka pendek E- SR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : E- SR = δY t δX t X t Y t ............................................................ 21 dimana : X = rata-rata peubah eksogen Y = rata-rata peubah endogen Ukuran-ukuran elastisitas populer digunakan pada analisis permintaan yang mengacu pada teori tingkah laku konsumen. Menurut Koutsoyiannis 1977, ada tiga elastisitas yang penting dalam teori tersebut, yaitu : a elastisitas harga e p , b elastisitas pendapatan e y , dan c elastisitas silang e xy . Nilai elastisitas tersebut dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : e p = δQ x δP x PQ ................................................................ 22 e y = δQ x δY YQ ................................................................ 23 e xy = δQ x δP y P y Q x ......................................................... 24 dimana : Q x = rata-rata jumlah barang X yang diminta Y = rata-rata jumlah pendapatan konsumen P x = rata-rata harga barang X P y = rata-rata harga barang Y Nilai elastisitas harga diantara 0 – 1 inelastis merupakan barang-barang kebutuhan pokok, sedangkan yang bernilai antara 1 - ∞ merupakan barang mewah. Barang-barang yang mempunyai barang substitusi biasanya lebih elastis. Nilai elastisitas pendapatan yang bernilai positif untuk barang normal, bernilai nol untuk barang netral dan bernilai negatif untuk barang inferior. Sementara dari nilai elastisitas silang dapat diklasifikasikan apakah suatu barang berhubungan sebagai substitusi atau komplemen. Jika tanda elastisitas silang positif maka barang X merupakan barang substitusi terhadap barang Y dan jika bertanda negatif maka barang X bersifat komplemen terhadap barang Y.

4.4. Identifikasi Model

Indentifikasi model ditentukan atas dasar “order condition” sebagai syarat keharusan berdasarkan Koutsoyiannis 1977 dengan rumusan identifikasi model persamaan struktural sebagai berikut: K – M ≥ G – 1, dimana : K = total peubah dalam model peubah endogen dan predetermine M = jumlah peubah endogen dan eksogen dalam persamaan yang diidentifikasi G = total persamaan dalam model jumlah peubah endogen dalam model Jika suatu persamaan menunjukkan kondisi K-MG-1, maka persamaan teridentifikasi berlebih over identified, apabila persamaan menunjukkan kondisi K-M = G-1 maka persamaan teridentifikasi secara tepat exactly identified dan bila persamaan menunjukkan kondisi K-MG-1 maka persamaan tidak teridentifikasi unidentified. Hasil identifikasi setiap persamaan struktural harus exactly identified atau over identified agar dapat diduga parameternya. Model analisis struktur, perilaku dan kinerja industri pakan ayam di propinsi Lampung dan Jawa Barat terdiri dari 17 persamaan struktural dan 3 persamaan identitas. Model terdiri dari 20 peubah endogenous dan 25 peubah exogenous predetermine. Hasil identifikasi model menunjukkan persamaan teridentifikasi berlebih K = 45, M = 12 dan G = 20.

4.5. Metode Estimasi

Metode estimasi yang digunakan dalam penelitian adalah 2SLS Two Stage Least Square dan untuk mengetahui apakah variabel penjelas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel endogen pada setiap persamaan digunakan uji F dan untuk masing-masing variabel penjelas digunakan uji t. Analisis model dilanjutkan dengan simulasi kebijakan dengan menggunakan paket program komputer yang meliputi Excel 2003 dan SASETS 9.0.

4.6. Validasi Model

Validasi dilakukan untuk mengetahui kevalidan model yang akan digunakan untuk simulasi kebijakan. Validasi model berdasarkan Pindyck dan Rubinfeld 1998 menggunakan kriteria Root Mean Square Error RMSE dan Theil’s Inequality Coefficient U. Makin kecil nilai RMSE dan U maka model semakin valid untuk disimulasi. Nilai U berkisar antara 0 dan 1. Jika U = 0, maka pendugaan model sempurna. Sebaliknya U = 1, maka pendugaan model naif. Indikator lain yang digunakan adalah nilai koefisien determinasi R 2 dimana semakin tinggi nilai R 2 maka semakin besar variasi perubahan peubah endogen aktual mampu dijelaskan oleh peubah endogen simulasi dasar yang menunjukkan model semakin baik.

4.7. Simulasi Dampak Kebijakan

Simulasi dampak kebijakan bertujuan untuk mengetahui dampak suatu perubahan faktor eksternal terhadap struktur, perilaku dan kinerja industri. Ada 5 perubahan faktor eksternal yang disimulasikan dalam kajian ini yaitu: 1 perubahan potensi pasar melalui perubahan peningkatan permintaan demand pakan kawasan DEMDR 10 persen, 2 meningkatnya penawaran supply pakan kawasan PREG 10 persen, peningkatan harga bungkil kedele HBKD 10 persen, peningkatan harga jagung HJGG 10 persen dan peningkatan upah WAGR 20 persen. Peningkatan permintaan dan penawaran pakan 10 persen . Hal ini didasarkan pada pertimbangan beberapa tahun terakhir ini jumlah produksi daging dan populasi ayam ras rata-rata mengalami peningkatan sebesar 9.9 persen dan 9.8 persen per tahun. Peningkatan harga jagung dan bungkil kedele 10 persen . Dalam paket Deregulasi tahun 1994, Pemerintah membebaskan bea masuk impor jagung, bungkil kedele, tepung ikan, bungkil kacang tanah dan bibit doc. Namun menurut wacana terakhir, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menetapkan bea