Kerangka Konseptual KERANGKA PEMIKIRAN

Keppres No. 201990 Pasar Bebas Perkembangan Industri Unggas Nasional Analisis perilaku Industri pakan Struktur - Jumlah perusahaan - Rasio konsentrasi - Diferensiasi produk - Struktur tenaga kerja Kinerja - Efisiensi usaha - Penetapan harga - Tk. Keuntungan - Market share - Market power Perilaku - Perilaku biaya - Perilaku Produksi Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Idaman Peternak Mandiri Terintegrasi Terorganisasi Komitmen Pemerintah Gambar 9. Kerangka Pemikiran Struktur dan Keragaan Industri Pakan Ternak Ayam.

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian berlangsung selama 6 bulan mulai April sampai Oktober 2005 dengan lokasi penelitian pada dua propinsi yaitu Lampung dan Jawa Barat. Pemilihan propinsi berdasarkan pusat kawasan industri pakan untuk wilayah Jawa dan Sumatera sedangkan populasi sasaran berdasarkan kriteria industri pakan ternak yang konsisten menghasilkan sebagian besar lebih dari 50 pakan atau ransum untuk ternak ayam ras mulai dari tahun 1999 – 2003. Di propinsi Lampung terdapat 5 perusahaan pakan ternak dan yang sesuai kriteria ada 3 perusahaan pakan. Sementara di propinsi Jawa Barat terdapat 22 perusahaan pakan ternak dan yang sesuai kriteria di atas ada 6 perusahaan pakan, sehingga keseluruhan industri pakan yang diambil berjumlah sembilan perusahaan pakan ternak ayam.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang merupakan data pooling yaitu gabungan time series dari tahun 1999 sampai 2003 dan cross section pada sembilan industri pakan. Di Propinsi Lampung terdapat perusahaan seperti PT. Japfa Comfeed, PT. Vista Grain Corp Charoen Pokphand Group, PT. Sentraprofeed Intermitra dan PT. Sierad Grain. Di Propinsi Jawa Barat terdapat perusahaan seperti PT. Anwar Sierad, PT. Cargill Indonesia, PT. Charoen Pokphand Indonesia, PT. Gold Coin Indonesia, PT. Japfa Comfeed Indonesia dan PT. Cheil Jedang Superfeed. Data yang dikumpulkan mencakup 70 perkembangan jumlah perusahaan dan produksi pakan, penggunaan bahan baku dan tenaga kerja, integrasi produk, harga output dan input, volume dan nilai penjualan serta produksi bahan baku jagung dan bungkil kedele dan output pakan ternak ayam masing-masing kawasan dan industri. Sumber data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik berdasarkan kode ISIC versi 3 serta berbagai sumber lainnya seperti FAO, Ditjen Peternakan, Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Poultry Indonesia.

4.3. Spesifikasi Model

Model ekonometrika dalam penelitian ini dikembangkan untuk membangun model keterkaitan struktur, perilaku dan kinerja industri pakan ternak. Oleh karena itu, dengan memadukan kerangka teoritis pada Bab III dan kenyataan yang ada yang menggambarkan bahwa ada keterkaitan diantara komponen struktur, perilaku dan kinerja industri pakan yang sedang dikaji, seperti ditunjukkan oleh peubah endogenous pada suatu komponen relevan sebagai peubah explanatory pada komponen lainnya, sehingga model keterkaitan struktur, perilaku dan kinerja industri pakan ternak ayam di Lampung dan Jawa Barat merupakan sebuah sistem persamaan simultan. Model ekonometrika adalah suatu model statistika yang menghubungkan peubah-peubah ekonomi dari suatu fenomena ekonomi yang mencakup unsur stokastik Intriligator, 1978. Selanjutnya suatu model yang baik harus dapat memenuhi kriteria ekonomi, statistika dan ekonometrika Koutsoyiannis, 1977. Model dibagi dalam 3 blok yaitu blok struktur industri, blok perilaku industri dan blok kinerja industri dengan persamaan masing-masing blok sebagai berikut:

4.3.1. Blok Struktur Industri

Blok struktur mencakup jumlah perusahaan dalam industri pakan, tingkat konsentrasi dan intensitas penggunaan tenaga kerja Viaenne and Gellynck 1995. Selanjutnya Carlton and Perloff 2000 menyatakan bahwa struktur industri tergantung pada kondisi dasar yang ada. Kondisi dasar di sini diistilahkan sebagai faktor eksternal yang turut menentukan struktur industri. Yang termasuk faktor eksternal di dalam model SCP industri pakan diantaranya permintaan pakan, volume pengeluaran pakan ke luar daerah, produksi pakan regional, harga input jagung, harga input bungkil kedele dan skala produksi. Jumlah Perusahaan dalam Industri Pakan JIPK Jumlah perusahaan dalam industri merupakan fungsi dari harga output, tingkat keuntungan, investasi awal, permintaan pakan dan volume ekspor pakan ke luar daerah. Peningkatan harga pakan dan tingkat keuntungan akan menarik investor baru membuka pabrik pakan, sementara nilai investasi awal yang kecil akan menarik minat investor baru untuk memasuki industri. Selain itu, Nicholson 2000 menyatakan bahwa jumlah perusahaan ditentukan oleh permintaan pasar, sehingga persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut: JIPK = a 1.0 + a 1.1 RHPKN + a 1.2 PROF + a 1.3 INVEA + a 1.4 DEMDR + a 1.5 VEXSP + a 1.6 DSCL + a 1.7 DDAE + a 1.8 YEAR + e 1 ................................................. 1 Hipotesis : a 1.1 , a 1.2 , a 1.4 , a 1.5 0; a 1.3 , a 1.6 dimana: JIPK = Jumlah perusahaan dalam industri unit RHPKN = Rataan harga pakan Rpkg PROF = Tingkat keuntungan INVEA = Investasi awal milyar rp DEMDR = Permintaan pakan juta ton VEXSP = Pengeluaran pakan juta ton DSCL = Variabel skala usaha 1 Besar dan 0 kecil DDAE = Variabel dummy kawasan 1 Lampung dan 0 Jabar YEAR = Tahun Efisiensi Teknis Industri Pakan EFITR Keinginan perusahaan untuk memaksimalkan laba akan menghasilkan pilihan alokasi sumber daya ekonomi pada batas kemungkinan produksi, yang efisien secara ekonomi Nicholson, 2000. Efisiensi teknis industri diduga dipengaruhi permintaan pakan, tingkat keuntungan, penambahan investasi, struktur tenaga kerja, kapasitas produksi pakan wilayah dan efisiensi teknis perusahaan. Persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut : EFITR = a 2.0 + a 2.1 DEMDR + a 2.2 PROF + a 2.3 DINVE + a 2.4 LABS + a 2.5 KPRDR + a 2.6 EFITF + a 2.7 DSCL + a 2.8 DDAE + a 2.9 YEAR + e 2 …………………. 2 Hipotesis : a 2.1 , a 2.2 , a 2.5 , a 2.6 , a 2.7 0; a 2.3 , a 2.4 dimana: EFITR = Efisiensi teknis industri DEMDR = Permintaan pakan juta ton PROF = Tingkat keuntungan DINVE = Penambahan investasi milyar rp LABS = Struktur tenaga kerja produksi KPRDR = Kapasitas produksi kawasan juta ton EFITF = Efisiensi teknis Perusahaan DSCL = Variabel skala usaha 1 Besar dan 0 kecil DDAE = Variabel dummy kawasan 1 Lampung dan 0 Jabar YEAR = Tahun Rasio Konsentrasi Industri Pakan RCON Rasio konsentrasi diduga dipengaruhi oleh faktor teknis, variabel perilaku dan kinerja. Yang termasuk faktor teknis adalah skala ekonomis, yang dapat di proksi dari biaya produksi Strickland and Weises, 1976. Selain itu, entry dan