Identifikasi, merupakan identifikasi yang dilakukan oleh pakar dan knowledge Konseptualisasi, merupakan tahap pengembangan konsep pemecahan Formalisasi, merupakan tahap pembangunan basis pengetahuan berdasarkan Implementasi, merupakan pembangunan prototy

1. Identifikasi, merupakan identifikasi yang dilakukan oleh pakar dan knowledge

engineer mengenai hal-hal yang penting dalam pengembangan sistem pakar.

2. Konseptualisasi, merupakan tahap pengembangan konsep pemecahan

masalah. Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah ekstraksi pengetahuan pakar.

3. Formalisasi, merupakan tahap pembangunan basis pengetahuan berdasarkan

model konseptual yang telah dikembangkan pada tahap konseptualisasi.

4. Implementasi, merupakan pembangunan prototype sistem pakar berdasarkan

formalisasi pengetahuan yang telah dilakukan sebelumnya. Pembangunan prototype sistem pakar ditunjukkan pada Gambar 3.

5. Pengujian, merupakan evaluasi terhadap sistem pakar itu sendiri, apakah

sistem pakar sesuai dengan tujuan penelitian dan berfungsi seperti tujuan yang telah didefinisikan di awal pengembangan. Gambar 3. Prototyping dalam Sistem Pakar Turban, 1995 Sistem pakar dibangun dengan sistematika pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ditangani, sebagai pedoman dan memberikan acuan kepada pengembang atau pembuat. Permasalahan- permasalahan yang dapat ditangani oleh sistem pakar disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Permasalahan yang Ditangani Sistem Pakar Waterman, 1986 Kategori Masalah yang Ditangani Interpretasi Prediksi Diagnosis Desain Perencanaan Monitor Debugging Perbaikan Instruksi Kontrol Menyimpulkan deskripsi situasi dari observasi Menyimpulkan kemungkinan konsekuensi dari situasi tertentu Menyimpulkan tidak berfungsinya suatu sistem observasi Konfigurasi objek pada batasan tertentu Membuat rencana untuk mencapai tujuan Membandingkan observasi dengan rencana Menyarankan perbaikan pada kegagalan observasi Menjalankan rencana sarana perbaikan Diagnosa, menghilangkan kesalahan dan perbaikan prestasi Interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitor keadaan sistem 2.5 Jaringan Syaraf Tiruan 2.5.1 Dasar Biologis Jaringan syaraf tiruan memiliki prinsip kerja yang analog dengan jaringan syaraf biologis, menerima input berupa impuls yang diterima oleh dendrit dari neuron lain. Kerja sistem jaringan syaraf biologis kemudian digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan jaringan syaraf tiruan dalam menyelesaikan permasalahan kompleks dan non linear yang sulit diselesaikan dengan model matematis. Tabel 6 menunjukkan perbedaan antara biological neural network jaringan syaraf biologis dan artificial neural network jaringan syaraf tiruan. Tabel 6. Biological Neural Network vs Artificial Neural Network Medsker dan Liebowitz, 1994 Biologis Artificial Soma Node Dendrit Input Axon Output Synapse Weight Kecepatan rendah Kecepatan tinggi Neuron banyak 10 9 Neuron beberapa ±100 Tabel di atas menunjukkan perbedaan terminologis antara jaringan syaraf biologis dan jaringan syaraf tiruan. Soma merupakan ujung-ujung syaraf yang oleh ANN disebut node, menyatakan banyaknya faktor yang akan dianalisis, dendrites merupakan serabut syaraf yang menghantarkan input dari ujung syaraf atau dari