55
Tabel  10.
Rata-Rata  Harga  Jual  Bunga  Potong  Krisan  per  Ikat  Kecamatan Sukaresmi pada Tahun 2010 Rp
No. Tipe
Rata-Rata Harga Jual 1
Grade A Standar
8.000 2
Grade B Standar
6.000 3
Grade C Standar
5.000 4
Grade
ASpray 7.000
5 Grade
B Spray 5.000
6 Grade
C Spray 4.000
Sumber: Hasil Wawancara Dengan Petani
5.5. Kegiatan Manajerial
Usaha krisan potong yang dijalankan oleh para petani anggotan Gapoktan Seruni  Citra  Resmi  memiliki  struktur organisasi  yang  sangat  sederhana.  Pemilik
usaha  berperan  sebagai  pengelola  sekaligus  pembuat  keputusan.  Dalam menjalankan  usahanya  pemilik  membawahi  beberapa  pegawai  yang  bertugas  di
bagian  pemasaran  dan  bagian  produksi.  Bagian  pemasaran  bertanggung  jawab atas pendistribusian produk sesuai pesanan pelanggan sekaligus mencari informasi
mengenai  pasar  potensial.  Bagian  produksi  bertanggung  jawab  atas  proses produksi  mulai  dari  pembibitan  hingga  panen.  Struktur  organisasi  pengusahaan
krisan potong di Kecamatan Sukaresmi dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.
Gambar 6.
Struktur Organisasi Pengusahaan  Krisan Potong di Kecamatan Seruni Citra Resmi
Seluruh  pekerja  bekerja  tujuh  hari  dalam  seminggu  dimulai  dari  pukul delapan  pagi  hingga  pukul  empat  sore.  Upah  pekerja  dihitung  harian  namun
Pemilik Usaha Budidaya Krisan Potong
Pekerja Bagian Produksi
Bagian Pemasaran
56 dibayarkan  setiap  hari  Kamis.  Pekerja  wanita  dibayar  Rp.25.000,00  per  hari,
sedangkan  pekerja  wanita  dibayar  Rp.15.000,00  per  hari.  Perbedaan  upah  ini didasarkan  pada  pekerjaan  pria  yang  lebih  berat  dibandingkan  dengan  pekerjaan
wanita, seperti menyiram, mengangkut barang dan memanen. Sebagian  besar  pekerja  di  kebun  krisan  potong  di  Kecamatan  Sukaresmi
berasal dari lingkungan setempat. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, serta pengembangan keterampilan pertanian.
VI ASPEK NON FINANSIAL
6.1. Aspek Pasar
Analisis  aspek  pasar  ini  dilakukan  untuk  melihat  apakah  produk  krisan potong di Kecamatan Sukaresmi masih bisa diserap oleh pasar. Beberapa hal yang
dianalisis  terkait  dengan  aspek  pasar  dalam  penelitian  tentang  kelayakan  usaha krisan  potong  di  Kecamatan  Sukaresmi  ini  adalah  peluang  pasar  serta  bauran
pemasaran krisan potong di wilayah ini.
6.1.1.  Analisis Peluang Pasar
Krisan potong merupakan salah satu jenis florikultura yang memeiliki tren permintaan  meningkat  sepanjang  tahunnya,  namun  tidak  diimbangi  dengan  tren
penawaran  yang  sama.  Seperti  halnya  yang  terjadi  pada  krisan  potong  yang diusahakan  oleh  petani  bunga  di  Kecamatan  Sukaresmi,  Kabupaten  Cianjur.
Setiap  tahunnya  petani  krisan  potong  yang  ada  di  wilayah  tersebut,  mengalami kelebihan  pesanan  bunga  dari  pelanggan.  Sebagai  salah  satu  sentra  budidaya
krisan potong di Jawa Barat, Kecamatan Sukaresmi menghadapi permintaan rata- rata  40.000  ikat  per  minggu  atau  1.920.000  ikat  per  tahun.  Namun  petani-petani
krisan  potong  di  wilayah  tersebut  masih  belum  mampu  memenuhi  permintaan pasar  yang  ada.  Jumlah  krisan  potong  yang  dapat  dijual  oleh  petani-petani  di
kecamatan  ini  hanya  mencapai  1.200.000  ikat  per  tahun  atau  25.000  ikat  per minggu. Ini  berarti  Kecamatan Sukaresmi  masih  memiliki peluang pasar  sebesar
15.000 ikat per minggu. Selain  itu  data  volume  dan  nilai  ekspor  bunga  potong  krisan  Indonesia
yang memiliki tren meningkat semakin menguatkan bahwa Kecamatan Sukaresmi memiliki peluang pasar yang cukup besar baik untuk pasar dalam negeri maupun
ekspor.  Berikut  merupakan  proyeksi  penjualan  krisan  potong  di  Kecamatan Sukaresmi.
58
Tabel  11.
Proyeksi  Penjualan  Kelompok  Tani  Krisan  Potong  di  Kecamatan Sukaresmi Tahun 2010
No. Kelompok Tani
Luas lahan Ha Penjualan Tahun
Ikat 1
Glory Farm 1,728
160.704 2
Makmur 2
161.200 3
Wargi Sauyunan 1,5
133.920 4
Seruni Mawar 3,2
269.824 5
Derih Farm 0,9
72.540 6
Maju Sejahtera 2,5
217.000 7
Seroja 1,5
133.920 8
Glory Farm Kemitraan
1 93.000
Total 14,328
1.242.108
Sumber: Data Gapoktan, 2009
6.1.2.  Bauran Pemasaran a Produk
Dalam memasarkan produknya, petani-petani krisan potong di Kecamatan Sukaresmi  menekankan  pada  tipe  produk,  kualitas,  jenis  produk,  pilihan  warna
bunga  serta  pelayanan  penjualan.  Produk  utama  yang  dihasilkan  oleh  petani- petani  krisan  potong  adalah  krisan  tipe  standar  dan  tipe  spray.  Baik  krisan  tipe
standar  maupun  spray dibagi  menjadi tiga kelas  atau grade  berdasarkan panjang batang,  daun  dan  bentuk  bunga.  Secara  keseluruhan  terdapat  enam  grade,  yaitu
grade A standar, grade B standar, grade C standar, grade A spray, grade B spray,
dan grade C spray. Khusus grade C adalah hasil panen dengan kualitas terendah atau  gagal.  Krisan  potong  grade  C  ini  merupakan  produk  yang  tidak  terjual,
kecuali  pada  kondisi  tertentu  seperti  gagal  panen.  Krisan  potong  dijual  dengan satuan ikat. Dalam satu ikat bunga terdapat 10 tangkai.
Adapun varietas krisan potong tipe standar yang diproduksi di Kecamatan Sukaresmi  antara  lain  White  Fiji,  Yellow  Fiji,  Pink  Fiji,  Jaguar  Fiji,  Holiday,
Alouis,  Snowdon  White,  Snowdon  Yellow,  Sham  Rock,  Pingpong  White dan
Pingpong  Yelow. Sedangkan  varietas  krisan  spray  antara  lain  adalah  Puma,
59 Regent,  Town  talk,  Heidi  Yellow,  Heidi  White,  Pompon,  Sonya,  Rhino,  Wendi,
Tiger dan Casablanca.
b Harga
Pada dasarnya sulit untuk menentukan harga sebuah produk bunga potong, terutama krisan. Pasalnya krisan potong memiliki permintaan yang berubah-ubah
berdasarkan  bulan-bulan dalam kalender Islam. Pada Bulan Dzulhijjah  misalnya, permintaan  akan  krisan  potong  cenderung  sangat  tinggi  sehingga  harga  bunga
krisan dapat mencapai Rp. 8.000,00 hingga Rp. 10.000,00 per ikat untuk kualitas tinggi, yaitu grade A. Namun sebaliknya, ketika Bulan Ramadan permintaan akan
bunga  ini  menjadi  sangat  rendah  dan  harga  pun  menjadi  turun  hingga  mencapai Rp. 5.000,00 per ikat untuk kualitas tinggi.
Meskipun demikian, sebagian besar petani krisan di Kecamatan Sukaresmi memiliki  konsumen  tetap  dimana  diantara  konsumen  dan  petani  mengadakan
kontrak penetapan harga. Hal  ini dilakukan untuk  mengantisipasi  fluktuasi  harga pasar  yang  terjadi,  baik  bagi  petani  maupun  bagi  konsumen.  Penetapan  harga
tersebut didasarkan pada harga rata-rata sepanjang tahun, sehingga apabila terjadi fluktuasi  harga  di  pasar  akibat  perubahan  permintaan,  baik  petani  maupun
konsumen  tidak  mengalami  kerugian  terlalu  tinggi.  Sebagai  contoh  ketika  bulan Ramadhan,  permintaan  pasar  menurun  tajam  sehingga  harga  di  pasar  menjadi
sangat rendah hingga mencapai Rp.5.000,00 ikat untuk tipe standar grade A.  Hal ini tentu akan sangat merugikan bagi petani. Namun karena telah disepakati sejak
awal  bahwa  harga  ditetapkan  stabil  diantara  kedua  pihak,  yakni  Rp.  8.000,00 untuk setiap ikat krisan potong tipe standar grade A maka petani tidak merasakan
kerugian  yang  signifikan.  Sebaliknya  saat  menjelang  Natal  dan  Tahun  Baru permintaan meningkat sehingga harga krisan potong standar grade A  naik sampai
Rp.  12.000,00  ikat.  Namun  konsumen  tidak  merasa  rugi  karena  harga  yang disepakati stabil, yaitu Rp. 8.000,00 ikat.
Apabila  terjadi  kelebihan  hasil  produksi  dan  hasil  panen  tidak  dapat diserap  seluruhnya  oleh  pelanggan  tetap,  petani  memiliki  masih  memiliki
alternatif  untuk  menjual  kelebihan  hasil  produksi  yakni  dijual  kepada  gapoktan. Hal  ini  juga  merupakan  salah  satu  peran  gapoktan  untuk  meringankan  kesulitan
yang  dialami  oleh  petani  anggota.  Gapoktan  dan  kelompok  tani  akan  membeli
60 hasil  panen  petani  anggota  dengan  harga  rata-rata,  sehingga  kerugian  pun  dapat
ditekan. Untuk rincian harga krisan potong produksi petani Kecamatan Sukaresmi telah ditunjukkan sebelunya dalam Tabel 10.
c Tempat
Petani-petani  di  Kecamatan  Sukaresmi  tidak  membuka  florist  secara khusus.  Meski  demikian,  petani-petani  tetap  melayani  pembelian  bunga  potong
krisan  secara  eceran.  Untuk  konsumen  pasar,  petani-petani  bunga  potong  krisan Kecamatan  Sukaresmi  menjualnya  kepada  para  dekorator  dan  florist-florist  di
Jakarta,  Bogor,  Jogjakarta,  Solo,  dan  Semarang.  Dekorator  dan  florist  tersebut merupakan  pelanggan  tetap  dari  petani.  Selain  itu  petani  juga  menjual  hasil
panennya kepada kelompok tani atau gapoktan.
d Promosi
Sejauh  ini  petani-petani  bunga  potong  krisan  Kecamatan  Sukaresmi kurang  melakukan  promosi  baik  secara  audio  maupun  visual.  Bertambahnya
pelanggan  hanya  mengandalkan  informasi  dai  mulut  ke  mulut.  Hanya  beberapa petani  saja  yang  mencoba  untuk  melakukan  promosi  melalui  pameran-pameran.
Namun  meskipun  tanpa  melakukan  upaya  promosi  yang  berarti,  kegiatan pemasaran usaha krisan potong di  Kecamatan Sukaresmi  ini tetap dapat berjalan
dengan baik.
6.1.3.   Hasil Analisis Aspek Pasar
Berdasarkan  hasil  analisis  di  atas  dapat  dinyatakan  bahwa  usaha  krisan potong di Kecamatan Sukaresmi layak untuk dilaksanakan karena masih terdapat
peluang  pasar  yang  cukup  besar.  Pada  Bauran  Pemasaran  pun  tidak  terdapat masalah  yang  dapat  menjadi  kendala.  Namun  sebaiknya  petani  memperluas
kegiatan  promosi,  baik  melaui  media  massa  ataupun  pameran-pameran  bunga. Alternatif  tersebut  dapat  menjadi  alat  efektif  untuk  meningkatkan  jumlah
penjualan.
61
6.2. Aspek Teknis 6.2.1.  Lokasi Usaha
Di wilayah  Kecamatan Sukaresmi  masih terdapat 258,94 Ha lahan sawah pedesaan yang masih belum termanfaatkan dan tersebar di 11 desa. Salah satunya
adalah  Desa  Pakuon  yang  terletak  di  sepanjang  Jalan  Cipanas-Mariwati.  Desa Pakuon  inilah  yang  menjadi  pilihan  lokasi  usaha  krisan  potong.  Desa  ini  telah
memenuhi syarat agroklimat yang dibutuhkan bagi proses budidaya krisan. Secara topografi,  lahan  pertanian  di  Kecamatan  Sukaresmi  berada  pada  ketinggian  575-
950  meter di atas permukaan laut dengan kemiringan 15-20 persen. Jenis tanah di wilayah  ini  merupakan  tanah  liat  berpasir,  pH  tanah  5,5-6,5  dengan  tingkat
kesuburan  yang  tinggi.  Pada  pH  tanah  antara  5,5  hingga  6,5  ini  tanaman hortikultura,  khususnya  bunga  krisan  potong  dapat  tumbuh  dengan  baik
Rukmana dan Mulyana, 1997. Green  house
produksi  akan  dibangun  di  lokasi  dengan  rata-rata  curah hujan  227  milimeter  per  bulan,  dengan  tujuh  bulan  basah  dan  lima  bulan  kering
ini.  Kelembaban  nisbi  wilayah  ini  antara  65-68  persen.  Pada  musim  hujan,  rata- rata  suhu  udara  di  Kecamatan  Sukaresmi  berada  pada  kisaran  13-28  derajat
celsius, kelembaban nisbi 65-68 persen, serta radiasi sinar matahari 35-45 persen. Sedangkan  pada  musim  kemarau  suhu  udara  berkisar  antar  18-34  derajat  celsius
dengan radiasi sinar matahari 40-55 persen. Secara topografi lahan dan agroklimat Desa Pakuon ini sesuai untuk lokasi pembudidayaan krisan potong.
Selain  itu  desa  ini  telah  dilengkapi  dengan  sarana  dan  prasarana pendukung.  Diantaranya  mudah  menjangkau  listrik,  akses  terhadap  sarana
produksi  seperti  pupuk,  pestisida,  dan  peralatan  pertanian  lainnya  sangat  mudah mengingat  di  desa  ini  banyak  terdapat    toko  penyedia  saprodi  dan  juga  jarak
dengan pasar yang dapat dijangkau dalam waktu lima menit menggunakan motor. Desa  ini  juga  sangat  strategis  yaitu  terletak  tepat  di  antara  jalur  alternatif
Bandung-Jakarta, yang merupakan akses tercepat ke ibu kota Kabupaten Cianjur, dengan  lokasi  Balai  Penyuluh  Pertanian  dan  juga  lokasi  wisata  Taman  Bunga
Nusantara. Transportasi  yang  lancar dan  jalan  beraspal  memudahkan para petani melakukan pembelian input dan pendistribusian hasil panen.
62
6.2.2.  Skala Usaha
Pengusahaan  krisan  potong  yang  akan  dilaksanakan  di  Kecamatan Sukaresmi menggunakan lima unit green house. Luasan setiap green house adalah
216  m
2
dengan  lebar  8  meter  dan  panjang  27  meter.  Jumlah  bedengan  yang  ada dalam  tiap  unit  green  house  sebanyak  empat  bedengan  dengan  lebar  1,25  meter
dan  panjang  27  meter  sehingga  luas  setiap  bedengan  adalah  33,75  m
2
.  Jarak tanaman  produksi  krisan  adalah  12,5  cm  x  12,5  cm  sehingga  kapasitas  produksi
setiap  bedengan  adalah  sebesar  2.160  tangkai  atau  dengan  kata  lain  lima  unit green  house
dengan  jumlah  20  bedengan  dapat  memproduksi  4.320  tangkai krisan.
Usaha  krisan  potong  dalam  lima  unit  green  house  ini  dilakukan  tanpa kegiatan pembibitan. Bibit siap tanam diperoleh  dari pembelian melalui Gapoktan
seruni  Citra  Resmi.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  siklus  bisnis  dapat  berjalan  cepat, mengingat luas lahan yang dimiliki terbatas.
6.2.2. Proses Budidaya Krisan Potong
1 Persiapan lahan
Sebelum  ditanami  lahan  harus  dibersihakan  dari  sisa-sisa  tanaman sebelumnya, setelah  itu dicangkul  dan diratakan.  Kemudian tanah digenangi dan
ditaburi  pupuk  kandang  selama  1  minggu.  Setelah  1  minggu  tanah  dicangkul kembali  dan  dibentuk  bedengan  dengan  lebar  setiap  bedeng  adalah  1,25  meter
dengan  panjang    27  meter  sesuai  dengan  panjang  green  house.  Setelah pembentukan  bedengan  selesai  tanah  digemburkan  kembali  kemudian  dipasang
wire mesh sebagai jarak tanam.
2 Penanaman bibit
Penanaman dilaksanakan pada pagi hari dengan cara memasang wire mesh dengan  jarak  tanam  12,5  cm  x  12,5  cm.Sebelum  bibit  ditanam,  lubang  tanam
diberi  Furadan  sebanyak  6-10  butir.  Lalu  bibit  yang  telah  dipanen  dari  tray ditanam  mengikuti  jarak  tanam  wire  mesh.  Penanaman  dikelompokkan
berdasarkan warna dan varietas tanaman untuk mempermudah proses pascapanen. Setelah itu dilakukan penyiraman secara merata.
63
3 Penyulaman
Penyulaman  dilakukan  seminggu  setelah  bibit  ditanam.  Penyulaman dilakukan  terhadap  bibit-bibit  yang  gagal  tumbuh.  Jumlah  bibit  yang  harus
disulam tergantung pada daya tumbuh bibit pada area penanaman.
4    Pemeliharaan
Penyiraman  dilakukan  setiap  dua  hari  sekali  selama  10  hari  pertama. Selanjutnya  penyiraman  dilakukan  seminggu  sekali.  Sedangkan  penyinaran
dilakukan selama satu bulan pertama. penyinaran pada tahap ini dilakukan ketika hari mulai gelap hingga hari kembali terang, sekitar 12 jam dengan menggunakan
lampu 60 Watt yang diletakkan 30 cm dari ujung tanaman. Pemupukan  dilakukan  pada  saat  tanaman  berusia  10  hari  menggunakan
pupuk Urea dan NPK masing-masing sebanyak 15 Kg dan 10 Kg untuk luas 500 m
2
. Selanjutnya pemupukan dilakukan pada umur 8 minggu dengan menggunakan pupuk TSP seberat 25 Kg untuk luasan yang sama.
Pengendalian  hama  pada  tahap  budidaya  ini  dilakukan  setiap  minggu setelah  tanaman  berumur  10  hari.  Pengendalian  hama  dilakukan  setelah
penyiraman  agar  pestisida  tidak  hilang  karena  air.  Sedangkan  pemberantasan gulma  dilakukan  setiap  hari  dan  pemotongan  daun  yang  berada  pada  tangkai
terbawah dilakukan ketika hendak melakukan pemupukan.
6.2.3.   Pengelolaan Panen dan Pascapanen
Krisan potong dapat dipanen setelah berumur 12 minggu atau ketika bunga setengah  mekar.  Pemanenan  dilakukan  dengan  cara  mencabut  langsung  bunga
hingga akar sekaligus. Waktu yang baik untuk pemanenan adalah pukul 6 hingga pukul  8  pagi  atau  pada  sore  hari.  Setelah  dicabut,  bunga  dikumpulkan  dengan
memotong  10  cm  dari  bagian  akarnya  dan  membuang  daun-daun  yang  berada pada  pangkal  tangkai.  Tingkat  daya  tumbuh  dari  bibit  krisan  pada  areal
pertanaman adalah 75 persen. Kegiatan pasca panen dilakukan di luar kebun, dimulai dengan pengukuran
dan  pemotongan,  pengelompokan,  pengemasan  dan  pengangkutan.  Pengukuran didasarkan  pada  standarisasi  yang  ada,  yaitu  panjang  batang  tanaman.  Setelah
diukur, bunga dikelompokkan berdasarkan tipe dan warna, kemudian dimasukkan
64 ke dalam ember yang telah diisi air sebelum dilakukan pengemasan. Untuk bunga
krisan tipe standar, pengemasan dilakukan dingan  menyatukan 10 tangkai  bunga menjadi  buket  dengan  menggunakan  kertas  putih,  sedangkan  untuk  tipe  standar
pengemasan  dilakukan    dengan  melingkarkan  kertas  putih  di  setiap  mahkota bunga, kemudian dilanjutkan dengan menyatukan 10 tangkai bunga ke dalam satu
buket kertas putih yang lebih besar. Selanjutnya  sebelum  dikirim  dilakukan  kembali  penggabungan,  yaitu  10
ikat  bunga  digabung  menjadi  satu  dengan  total  100  tangkai.  Setelah  dikemas, bunga  siap  didistribusikan.  Untuk  pengiriman  ke  wilayah  Jabodetabek  dan  Jawa
Barat, bunga diangkut menggunakan mobil bak terbuka, yakni dengan menumpuk bunga  yang  telah  dikemas  secara  bersilangan.  Sedangkan  untuk  pengiriman  ke
luar Jawa Barat, petani atau perwakilan kelompok tani cukup mengantarkan bunga ke terminal untuk kemudian dititipkan pada bus jurusan kota pelanggan.
6.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis
Dari  hasil  analisis  pada  aspek  teknis  dapat  dikatakan  bahwa  usaha  ini layak dilaksanakan, karena  tersedianya luas lahan yang cukup dan kondisi lahan
yang  sesuai  dengan  syarat  tumbuh  bunga  potong  krisan,  lokasi  yang  strategis, serta  kemudahan  akses  input  maupun  pasar.  Selain  itu  proses  budidaya  yang
selama  ini  dijalankan  secara  umum  sesuai  dengan  standar  budidaya  yang diterapkan oleh Badan Penyuluh Pertanian.
6.3. Aspek Manajemen
Aspek  manajemen  mengkaji  dari  segi  perencanaan,  pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dalam perusahaan. Usaha dapat dinilai layak secara
manajemen apabila empat hal tersebut dilaksanakan dengan baik.
6.3.1.  Struktur Organisasi
Usaha  budidaya  krisan  potong  yang  akan  dilaksanakan  memiliki  struktur organisasi  yang  sederhana  namun  jelas,  sehingga  memudahkan  para  pihak  yang
tergabung  dalam  usaha  tersebut  untuk  mengetahui  tugas,  wewenang  serta tanggung jawab masing-masing
65 Struktur organisasi  usaha  ini  terdiri  dari  pemilik  usaha  yang  membawahi
pegawai  bagian  pemasaran  dan  bagian  produksi.    Pemilik  bertugas  mengawasi, memeriksa  pengelolaan  usaha,  sekaligus  berperan  sebagai  bagian  keuangan.
Bagian  produksi  bertugas  merencanakan,  menjalankan  dan  mengawasi  serta melaporkan  proses  produksi.  Sementara  bagian  pemasaran  bertanggung  jawab
atas  proses  distribusi  serta  memberikan  informasi  pasar.  Adapun  struktur organisasi  usaha  krisan  potong  di  Kecamatan  Sukaresmi  ini  dapat  dilihat  pada
Gambar 6. Seluruh  usaha  budidaya  krisan  potong  yang  dilaksanakan  oleh  petani  di
Kecamatan Sukaresmi tercatat dalam keanggotaan Gapoktan Seruni Citra Resmi. Gapoktan  tersebut  juga  telah  terdaftarkan  secara  resmi  di  Dinas  Pertanian
Kabupaten Cianjur, maka usaha krisan potong di  Kecamatan Sukaresmi  ini telah memiliki izin yang resmi.
Usaha  dengan  skala  1.000  m
2
ini  terdiri  dari  10  sumber  daya  manusia termasuk  pemilik.  Pegawai  terdiri  dari  tujuh  orang  pegawai  laki-laki  dan  dua
orang perempuan. Pendidikan pegawai adalah satu orang lulusan STM, satu orang lulusan SMU, tiga orang lulusan SMP dan dua orang lulusan SD. Seluruh pegawai
berasal dari Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Gaji  kepala  bagian  adalah  Rp.1.000.000,00  dibayar  di  awal  bulan.
Sedangkan  pegawai  dibawahnya  dibayar  dengan  sistem  harian,  Rp.  25.000,00 untuk pegawai laki-laki dan Rp.15.000,00 untuk pegawai perempuan. Gaji mereka
dibayarkan mingguan setiap hari Kamis.
6.3.2.  Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi jabatan dan pekerjaan sangat diperlukan dalam rangka kejelasan dalam menjalankan tugas dan wewenang. Adapun deskripsi pekerjaan ada usaha
krisan potong Kecamatan Sukaresmi ini dapat dilihat pada Tabel 10.
66
Tabel 12.
Deskripsi Pekerjaan Usaha Budidaya Krisan Potong di Kecamatan Sukaresmi, 2010
No. Jabatan
Tugas
1. Pemilik
Pengambil keputusan, memberikan arahan kepada setiap pekerja mengenai tugas-tugas
yang harus dilakukan, serta melaksanakan perencanaan dan laporan keuangan.
2. Bagian Produksi
Merencanakan, menjalankan, mengawasi proses produksi serta memberikan prediksi
panen dan melaporkan hasil produksi.
3. Bagian Pemasaran
Memberikan informasi pasar, merencanakan pemasaran serta berkoordinasi dengan
pemilik usaha untuk melaporkan hasil pemasaran
Sumber: Hasil Wawancara Langsung
6.3.3. Hasil Analisis Aspek Manajemen
Usaha  krisan  potong  di  Kecamatan  Sukaresmi  ini  memiliki  struktur organisasi,  pembagian  pekerjaan,  serta  sistem  penggajian  yang  jelas.  Selain  itu
usaha  tersebut  telah  tercatat  dalam  kelembagaan  yang  resmi.  Oleh  karena  itu secara manajemen dan hukum usaha ini layak dijalankan.
6.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Dari  aspek  sosial,  usaha  krisan  potong  di  Kecamatan  Sukaresmi memberikan  peluang  kerja  dan  pengurangan  jumlah  pengangguran  baik  bagi
pemilik,  masyarakat  sekitar,  maupun  masyarakat  di  luar  Kecamatan  Sukaresmi. Dari  aspek  ekonomi  keberadaan  usaha  budidaya  ini  dapat  memberikan
peningkatan  pendapatan.  Pada  aspek  budaya,  budidaya  bunga  ini  tidak bertentangan dengan budaya yang dimiliki oleh masyarakat sekitar.
Dari aspek lingkungan tidak ada kendala atau masalah yang berarti karena budidaya  bunga  tidak  menimbulkan  polusi.  Dari  hasil  analisis  di  atas  dapat
diketahui bahwa secara sosial, ekonomi, budaya serta lingkungan usaha budidaya krisan  potong  di  Kecamatan  Sukaresmi  layak  untuk  dilaksanakan  karena  tidak
terdapat  masalah  yang  menghambat,  namun  justru  usaha  ini  mampu meningkatkan  lapangan  kerja,  pengurangan  pengangguran,  meningkatkan
67 pendapatan  baik  bagi  pemilik,  masyarakat  sekitar,  maupun  masyarakat  luar
Kecamatan  Sukaresmi  dan  tidak  bertentangan  dengan  budaya  yang  telah berkembang di masyarakat serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
VII ASPEK FINANSIAL
Analisis  aspek  finansial  dilakukan  untuk  mengetahui  kelayakan  usaha krisan potong yang akan dilakukan di  Kecamatan Sukaresmi dari segi keuangan.
Analisis  finansial  dilakukan  dengan  menggunakan  kriteria  investasi  yaitu  Net Present Value
NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Payback  Period PBP. Dalam  menganalisis kriteria  investasi tersebut
digunakan arus kas cash flow untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan  biaya  yang dikeluarkan dari pengusahaan krisan potong selama umur  bisnis.
Sebelum  membuat  arus  kas  cash  flow  terlebih  dahulu  dilakukan  analisis terhadap manfaat dan biaya.
Analisis finansal dilakukan dengan menggunakan dua skenario. Skenario I merupakan  pengusahaan  krisan  potong  dengan  sistem  pembiayaan  berasal  dari
modal  pribadi  sedangkan  skenario  II  merupakan  pengusahaan  krisan  potong dengan sistem pembiayaan berasal dari modal pinjaman Bank.
7.1. Analisis Biaya dan Manfaat