Biaya Operasional Tetap Biaya Operasional Variabel

70 Tabel 14. Reinvestasi Tahun Ke Tiga No. Jenis pengeluaran Satuan Jumlah Harga Total 1. Plastik UV Meter 180 22.000 3.960.000 2. Engsel dan Gembok Set 5 22.500 112.500 3. Lampu Buah 180 12.500 2.250.000 4. Timer Set 5 130.000 650.000 5. Cangkul Buah 10 30.000 300.000 6. Kored Buah 10 10.000 100.000 7. Ember Buah 20 10.000 200.000 8. Gembor Buah 10 15.000 150.000 9. Gunting kertas Buah 20 6.500 130.000 10. Straples Buah 20 4.500 90.000 Total 7.942.500

7.1.1.2. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama bisnia berjalan. Biaya ini meliputi biaya operasional tetap dan biaya operasional variabel. Biaya operasional dikeluarkan pada tahun ke satu sampai tahun ke empat.

1. Biaya Operasional Tetap

Biaya operasional tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan dan nilainya sama setiap tahun. Biaya tetap yang dikeluarkan pada pengusahaan krisan potong di Kecamatan Sukaresmi ini antara lain terdiri dari pembayaran gaji Kepala Bagian, pembayaran rekening listrik, dan pembayaran PBB. Rincian biaya tetapa dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Biaya Operasional Tetap per Tahun Rp No. Pengeluaran Biaya per Tahun 1. Gaji Kepala Bagian 24.000.000 2. Biaya Listrik 9.000.000 3. PBB 600.000 Total 33.600.000 71 Total biaya operasional tetap yang dikeluarkan dalam pengusahaan krisan potong di Kecamatan Sukaresmi selama setahun adalah sebesar Rp.33.600.000,00. Gaji untuk dua orang Kepala Bagian Produksi dan pemasaran adalah sebesar Rp.1.000.000,00 per bulan per orang. Sedangkan biaya listrik dihitung dari tagihan rekening listrik yang masuk. Sementara rincian perhitungan biaya Pajak Bumi dan Bangunan PBB dapat dilihat pada Lampiran 4.

2. Biaya Operasional Variabel

Biaya operasional variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah output yang dihasilkan dalam proses produksi. Biaya operasional dari pengusahaan krisan potong di Kecamatan Sukaresmi ini antara lain adalah biaya pembelian bibit, pupuk, pestisida, kegiatan pasca panen, transportasi dan tenaga kerja. a Bibit Bibit yang digunakan dalam budidaya krisan potong ini dibeli dari Gapoktan Seruni Citra Resmi dengan harga Rp. 100,00 per bibit. Pembelian bibit disesuaikan dengan kebutuhan tanam. Oleh karena itu terlebih dahulu perlu dilakukan perhitungan jumlah kapasitas tanaman untuk setiap green house. Dalam satu green house terdapat empat bedengan dengan ukuran masing-masing bedengan adalah 27 m x 1,25 m. Sehingga luas setiap bedengan adalah 33,75 m 2 . Jarak tanam krisan yang diterapkan adalah 12,5 cm x 12,5 cm. Tiap bedengan dipasang net berbentuk persegi berukuran sesuai dengan jarak tanam satu deret net memiliki 10 persegi. Dengan kata lain lebar bedeng 1,25 m mewakili 10 tanaman. Apabila panjang bedeng 27 maka populasi tanaman dalam setiap bedengan adalah 27 x 100 12,5 x 10 yaitu 2160 tanaman per bedengan. Apabila dalam satu green house terdapat empat bedengan. Maka dalam lima green house terdapat 20 bedengan. Jadi jumlah populasi tanaman dalam luas lahan 1.000 m 2 ini adalah 2160 x 20 yaitu 43.200 tanaman. Namun untuk menentukan kebutuhan bibit perlu juga diperhatikan mengenai daya tumbuh bibit pada lahan pernanaman karena akan menentukan jumlah bibit yang dibutuhkan. Daya tumbuh bibit adalah sebesar 80 persen maka jumlah bibit yang dibutuhkan dalam satu musim tanam adalah sebesar 54.000 bibit. Maka biaya pembelian bibit 72 untuk satu musim tanam adalah Rp.5.400.000,00. Dalam setahun terdapat tiga kali musim tanam, sehingga total biaya pembelian bibit setiap tahunnya adalah Rp. 16.200.000,00. b Pupuk dan Pestisida Pemumpukan dimulai dari pemupukan dasar hingga pemupukan susulan yang diberikan tiap dua minggu sekali hingga tanaman berumur 8 minggu. Pupuk yang digunakan dalam budidaya antara lain pupuk kandang, Urea, KCL dan TSP. Sementara kegiatan penanggulangan HPT dilakukan dengan menggunakan tiga racikan pestisida, dimana masing-masing pestisida dihasilkan dari campuran pestisida yang berbeda-beda. Rincian kebutuhan pupuk dan pestisida dalam setahun terlampir. Jumlah seluruh biaya pupuk dan pestisida dalam setahun untuk lima green house adalah sebesar Rp. 17.040.000,00 dengan rincian biaya dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Kebutuhan Pupuk dan Pestisida per Tahun No. Pupuk dan Pestisida Satuan Kebutuhan musim tanam Kebutuhan tahun Harga Jumlah 1. Pupuk Urea Kg 30 90 1.500 135.000 2. Pupuk NPK Kg 20 60 3.500 210.000 3. Pupuk TSP Kg 50 150 1.700 255.000 4. Pupuk Kandang Karung 200 600 4.000 2.400.000 5. Pestisida 1 3 kali Tank 24 72 25.000 1.800.000 6. Pestisida 2 6 kali Tank 48 144 50.000 7.200.000 7. Pestisida 3 3kali Tank 24 72 70000 5040000 Total 17.040.000 Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan selama setahun untuk luas produksi 1.000 m 2 ini adalah Rp.9.900.000,00 dengan upah R.25.000,00 per HOK hari orang kerja laki-laki dan Rp.15.000,00 per HOK perempuan. Penggunaan tenaga kerja selama setahun dapat dilihat pada Tabel 17. 73 Tabel 17. Penggunaan Tenaga Kerja per Tahun Rp No. Uraian HOK Perempuan HOK laki-laki Jumlah Upah 1. Persiapan Lahan 60 1.500.000 2. Penanaman dan Penyulaman 60 900.000 3. Penyiraman dan penyiangan 30 30 1.200.000 4. Pemupukan 60 1.500.000 5. Pengendalian HPT 60 1.500.000 6. Disbudding 120 1.800.000 7. Panen dan Pasca Panen 60 1.500.000 Total 9.900.000 d Kegiatan Pasca Panen Biaya pasca panen meliputi biaya pengemasan dan biaya pengiriman krisan potong. Total biaya pasca panen yang dikeluarkan selama setahun adalah Rp.8.018.000,00 dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Biaya Pasca Panen Selama Setahun Rp

7.1.1.3. Pembayaran Pinjaman