II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Umum Krisan Potong
Menurut Widyawan dan Prahastuti 1994, krisan merupakan tanaman hias bunga potong perdu yang berasal dari daratan Cina yang karena keelokan bentuk
dan warnanya, bunga potong ini menyebar ke negara lain seperti Eropa. Di Eropa krisan mulai dikembangkan menjadi berbagai macam varietas. Berdasarkan
Rukmana dan Mulyana 1997, krisan masuk ke Indonesia tahun 1800 dan sejak tahun 1940 mulai dikembangkan secara komersil di Indonesia.
Tanaman dengan nama latin Chrysanthenum,sp ini menurut Kofranek 1992 dibudidayakan dengan tiga tipe, yaitu :
1 Tipe Standard : pembudidayaan dengan membuang seluruh bunga lateral agar
hanya terdapat satu bunga utama dengan ukuran besar dalam satu tangkai.
2 Tipe Disbuds : memberikan perlakuan pinching pada bunga dengan maksud
dapat memperbanyak cabang. Kemudian tunas lateral pada setiap cabang dibuang agar dapat memunculkan satu bunga
utama berukuran besar. 3
Tipe Spray : pembudidayaan dengan membuang bunga utama pada setiap cabang sehingga bunga lateral tumbuh pada setiap cabang.
Pada tipe ini terdapat beberapa bunga berukuran kecil dalam satu tangkai.
Namun sebagai bunga potong, krisan hanya dibudidayakan dalam tipe Standard
dan tipe Spray sesuai permintaan pasar. Dalam Rukmana dan Mulyana 1997, krisan tipe standar diantaranya terdiri dari varietas White Fiji, Yellow Fiji,
Holday, Alouis, Astro, Snowdon White, Cassandra dan pingpong. Sedangkan
varietas krisan spray antara lain adalah Puma, Yellow Puma, White regent, Town talk, Heidi, Zroland, Pompon, Soraya, Wendi, Caymono
dan Casablanca. Menurut Kofranek 1992, berdasarkan bentuk dan susunan bunganya
krisan siklasifikasikan menjadi: 1
Tipe Single Aster, yaitu krisan dengan satu atau dua baris susunan bunga pita, serta memiliki satu bunga cakram di tengahnya.
12 2
Tipe Anemone, mirip dengan tipe single namun bunga cakramnya membentuk bantalan.
3 Tipe Pompon, yaitu krisan dengan susunan rangkaian bunga pita yang pendek
dengan bunga cakram yang tidak nampak. 4
Tipe Decorative, yaitu krisan dengan susunan bunga pita dan bunga cakram yang bertumpukan dengan bentuk bundar. Bunga pita terluar biasanya lebih
panjang. 5
Tipe Large Flower, yaitu bunga berdiameter lebih dari 10 cm dengan bunga cakram yang tidak terlihat jelas.
Kriteria krisan potong yang diterima konsumen akhir adalah bunga dengan tingkat kemekaran sempurna, berpenampilan sehat dan segar, serta memiliki
tangkai yang tegar dan kekar agar bunga menjadi tahan lama. Sehingga produsen petani harus memperhitungkan jarak dan waktu pengiriman serta risiko
kerusakan bunga dalam proses pengiriman agar bunga dapat tetap memenuhi kriteria setelah sampai di tangan konsumen akhir.
Krisan potong memiliki penampilan yang menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi. Daerah sentra produksi krisan antara lain adalah Cipanas Cianjur,
Cisarua Bogor, Sukabumi, Lembang Bandung, Bandungan, Malang, dan Brastagi.
2.2. Sistem Agribisnis Krisan Potong