29 peralatan yang ada di sekitar lokasi bisnis, kemungkinan memperoleh tenaga
ahli yang akan mengelola mesin dan peralatan tersebut.
3.1.2.3. Aspek Manajemen
Menurut  Husnan  dan  Muhammad  2000,  aspek  manajemen  mencakup cara  pengelolaan  bisnis  saat  usaha  tersebut  beroperasi.  Unsur-unsur  yang  perlu
diperhatikan dalam aspek ini antara lain bentuk badan usaha, jenis pekerjaan yang dibutuhkan,  persyaratan-persyaratan  yang  diperlukan  untuk  menjalankan
perusahaan tersebut, struktur organisasi yang digunakan, serta penyediaan tenaga kerja  yang  dibutuhkan.  Keahlian  manajemen  hanya  dapat  dievaluasi  secara
subjektif,  namun  tetap  harus  diperhatikan  dalam  analisis  kelayakan  usaha  agar proses  pengambilan  keputusan  dalam  perusahaan  menjadi  realistis  Kadariah,
1999.
3.1.2.4. Aspek Sosial dan Lingkungan
Dalam  Gittinger  1986  disebutkan  bahwa  aspek  sosial  dan  lingkungan penting  dianalisis  karena  suatu  bisnis  harus  memperhatikan  pola-pola  dan
kebiasaan sosial dari konsumen. Selain itu suatu bisnis tidak dapat bertahan lama tanpa dukungan dari lingkungan. Oleh sebab itu analisis aspek ini sangat penting
untuk keberlangsungan suatu bisnis.
3.1.2.5. Aspek Finansial
Aspek  finansial  merupakan  proyeksi  anggaran  dan  pengeluaran  bruto pada  masa  yang  akan  datang  pada  setiap  tahunnya  Gittinger,  1986.  Dalam
analisis  aspek  finansial  proyek  dibahas  mengenai  analisis  biaya  manfaat  proyek,
analisis laba rugi serta kriteria kelayakan investasi.
Analisis Biaya Manfaat Analisis  finansial  bertujuan  untuk  membandingkan  pengeluaran-
pengeluaran  dengan  return  usaha,  apakah  suatu  bisnis  terjamin  atas  dana-dana yang  diperlukan,  apakah  bisnis  tersebut  akan  mampu  membayar  kembali  dana
tersebut,  dan  apakah  bisnis  tersebut  akan  berkembang  sehingga  secara  finansial dapat  berdiri  sendiri  Kadariah,  2001.  Analisis  biaya  manfaat  penting  untuk
mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya bisnis.
30 Biaya merupakan pengeluaran yang dapat mengurangi manfaat yang akan
diterima  bisnis.  Sedangkan  manfaat  adalah  hasil  yang  diharapkan  dari  suatu investasi. Biaya yang diperlukan untuk suatu bisnis antara lain:
1. Biaya modal, yaitu dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka
panjang, seperti tanah, green house, kandang, dan lain-lain 2.
Biaya  operasional,  yaitu  dana  yang  dikeluarkan  untuk  menutupi  kebutuhan yang  diperlukan  pada  saat  bisnis  mulai  dilaksanakan.  Biaya  ini  didasarkan
pada  situasi  produksi,  biasanya  dibutuhkan  sesuai  dengan  tahap  operasi. Contoh  biaya  ini  adalah  biaya  bahan  baku,  biaya  tenaga  kerja,  dan  biaya
perlengkapan. 3.
Biaya lain-lain, seperti pajak, bunga pinjaman dan asuransi. Kadariah  2001  membagi  manfaat  menjadi  tiga  macam,  yaitu  tangible
direct benefit, secondary indirect benefit, dan intangible benefit. Tangible benefit
adalah  manfaat  yang  dapat  diukur  dan  disebabkan  oleh  peningkatan  produksi, perbaikan  kualitas  produk,  perubahan  waktu  dan  lokasi  penjualan,  perubahan
bentuk  produk,  mekanisasi  pertanian,  pengurangan  biaya  transportasi,  serta penurunan  atau  menghindari  kerugian.  Secondary  benefit  adalah  manfaat  yang
dirasakan  di  luar  bisnis  itu  sendiri.  Sedangkan  intangible  benefit  adalah  manfaat yang riil ada namun sulit diukur Kadariah, 2001.
Analisis Laba rugi Gittinger  1986  mendefinisikan  laporan  laba  rugi  sebagai  laporan
keuangan  yang  mencantumkan  penerimaan  dan  pengeluaran  suatu  perusahan selama  periode  akun  yang  menunjukkan  hasil  operasional  perusahaan  selama
periode  tersebut.  Laba  adalah  selisih  antara  penerimaan  dengan  penjualan. Penerimaan  yang  dimaksud  adalah  penerimaan  dari  penjualan  produk,  dikurangi
dengan  potongan  penjualan,  barang  yang  dikembalikan  dan  pajak  penjualan. Sedangkan  pengeluaran  yang  dimaksud  antara  lain  adalah  pengeluaran  tunai,
biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi. Kriteria kelayakan investasi
Menurut  Gittinger  1986,  tingkat  keuntungan  perusahaan  yang  dapat menarik  investor  adalah  tingkat  keuntungan  yang  dilihat  dari  aliran  kas.  Maka
31 dalam analisis kelayakan suatu bisnis digunakan analisis laba rugi. Disamping itu
dalam  penentuan  kelayakan  suatu  usaha  pertanian  tersebut  diperlukan  kriteria kelayakan investasi.
Menurut  Kadariah  1999,  kriteria  yang  biasa  digunakan  dalam  analisis sebuah usaha antara lain adalah:
1. Net Present Value NPV
NPV  merupakan  suatu  ukuran  yang  menggambarkan  kemampuan  suatu bisnis  yang  nilainya  diperoleh  dari  selisih  antara  nilai  kini  present  value  arus
manfaat dengan nilai kini present value arus biaya. Suatu bisnis dikatakan layak dilaksanakan  jika  usaha  tersebut  memiliki  nilai  NPV  lebih  besar  dari  nol.
Sebaiknya  bila  NPV  usaha  tersebut  kurang  dari  nol,  hasil  usaha  tersebut  tidak dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan, sehingga usaha tersebut tidak layak
dilaksanakan.  Bila  nilai  NPV  suatu  usaha  tepat  sama  dengan  nol,  artinya  usaha tersebut mengembalikan tepat sebesar biaya investasi Gray, 1992.
Soekartawi  1986,  menyebutkan  bahwa  cara  perhitungan  NPV merupakan cara yang praktis untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Meskipun
demikian  cara  ini  memiliki  kekurangan,  yaitu  dibutuhkannya  penentuan  suku bunga yang tepat dan benar sebelum menghitung nilai NPV.
2. Internal Rate Return IRR
Kadariah  1999  mendefinisikan  IRR  sebagai  tingkat  pengembalian  atas investasi  besih  yang  ditanamkan  pada  usaha.  Selain  itu  IRR  juga  didefinisikaan
sebagai nilai discount rate yang menjadikan nilai NPV suatu usaha sama dengan nol.
Menurut  Soekartawi  1986,  suatu  usaha  dikatakan  layak  untuk dilaksanakan  apabila  memiliki  nilai  IRR  lebih  besar  dari  tingkat  discount  rate
yang  digunakan.  Sama  halnya  dengan  NPV,  IRR  pun  memiliki  kelemahan.  IRR lebih  sulit  diaplikasikan  dari  pada  NPV,  selain  itu  dalam  situasi  tertentu  akan
muncul lebih dari satu IRR.
32 3.
Net Benefit Cost Ratio Net BC Menurut Nurmalina 2009, Net BC adalah nilai NPV usaha yang bernilai
positif  dibandingkan  dengan  nilai  NPV  yang  bernilai  negatif.  Dengan  kata  lain, Net BC
merupakan manfaat bersih yang mampu dihasilkan dari setiap satu satuan kerugian usaha. Suatu usaha dikatakan layak untuk dilaksanakan apabila memiliki
nilai  net  BC  lebih  besar  dari  satu,  yang  artinya  usaha  tersebut  mampu menghasilkan keuntungan.
4. Pay Back Period PBP
Pay back period digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi dapat
kembali  dengan  adanya  keuntungan  yang  dihasilkan  oleh  usaha  dengan  satuan waktu. Kelemahan metode ini adalah sulitnya menentukan periode pengembalian
maksimum  sebagai  angka  pembanding.  Selain  itu  dalam  metode  ini  nilai  waktu uang dan aliran kas setelah periode pengembalian diabaikan.
3.1.3. Analisis Switching Value