Pengelolaan Panen dan Pascapanen Hasil Analisis Aspek Teknis

63 3 Penyulaman Penyulaman dilakukan seminggu setelah bibit ditanam. Penyulaman dilakukan terhadap bibit-bibit yang gagal tumbuh. Jumlah bibit yang harus disulam tergantung pada daya tumbuh bibit pada area penanaman. 4 Pemeliharaan Penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali selama 10 hari pertama. Selanjutnya penyiraman dilakukan seminggu sekali. Sedangkan penyinaran dilakukan selama satu bulan pertama. penyinaran pada tahap ini dilakukan ketika hari mulai gelap hingga hari kembali terang, sekitar 12 jam dengan menggunakan lampu 60 Watt yang diletakkan 30 cm dari ujung tanaman. Pemupukan dilakukan pada saat tanaman berusia 10 hari menggunakan pupuk Urea dan NPK masing-masing sebanyak 15 Kg dan 10 Kg untuk luas 500 m 2 . Selanjutnya pemupukan dilakukan pada umur 8 minggu dengan menggunakan pupuk TSP seberat 25 Kg untuk luasan yang sama. Pengendalian hama pada tahap budidaya ini dilakukan setiap minggu setelah tanaman berumur 10 hari. Pengendalian hama dilakukan setelah penyiraman agar pestisida tidak hilang karena air. Sedangkan pemberantasan gulma dilakukan setiap hari dan pemotongan daun yang berada pada tangkai terbawah dilakukan ketika hendak melakukan pemupukan.

6.2.3. Pengelolaan Panen dan Pascapanen

Krisan potong dapat dipanen setelah berumur 12 minggu atau ketika bunga setengah mekar. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut langsung bunga hingga akar sekaligus. Waktu yang baik untuk pemanenan adalah pukul 6 hingga pukul 8 pagi atau pada sore hari. Setelah dicabut, bunga dikumpulkan dengan memotong 10 cm dari bagian akarnya dan membuang daun-daun yang berada pada pangkal tangkai. Tingkat daya tumbuh dari bibit krisan pada areal pertanaman adalah 75 persen. Kegiatan pasca panen dilakukan di luar kebun, dimulai dengan pengukuran dan pemotongan, pengelompokan, pengemasan dan pengangkutan. Pengukuran didasarkan pada standarisasi yang ada, yaitu panjang batang tanaman. Setelah diukur, bunga dikelompokkan berdasarkan tipe dan warna, kemudian dimasukkan 64 ke dalam ember yang telah diisi air sebelum dilakukan pengemasan. Untuk bunga krisan tipe standar, pengemasan dilakukan dingan menyatukan 10 tangkai bunga menjadi buket dengan menggunakan kertas putih, sedangkan untuk tipe standar pengemasan dilakukan dengan melingkarkan kertas putih di setiap mahkota bunga, kemudian dilanjutkan dengan menyatukan 10 tangkai bunga ke dalam satu buket kertas putih yang lebih besar. Selanjutnya sebelum dikirim dilakukan kembali penggabungan, yaitu 10 ikat bunga digabung menjadi satu dengan total 100 tangkai. Setelah dikemas, bunga siap didistribusikan. Untuk pengiriman ke wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat, bunga diangkut menggunakan mobil bak terbuka, yakni dengan menumpuk bunga yang telah dikemas secara bersilangan. Sedangkan untuk pengiriman ke luar Jawa Barat, petani atau perwakilan kelompok tani cukup mengantarkan bunga ke terminal untuk kemudian dititipkan pada bus jurusan kota pelanggan.

6.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis

Dari hasil analisis pada aspek teknis dapat dikatakan bahwa usaha ini layak dilaksanakan, karena tersedianya luas lahan yang cukup dan kondisi lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh bunga potong krisan, lokasi yang strategis, serta kemudahan akses input maupun pasar. Selain itu proses budidaya yang selama ini dijalankan secara umum sesuai dengan standar budidaya yang diterapkan oleh Badan Penyuluh Pertanian.

6.3. Aspek Manajemen