VI ASPEK NON FINANSIAL
6.1. Aspek Pasar
Analisis aspek pasar ini dilakukan untuk melihat apakah produk krisan potong di Kecamatan Sukaresmi masih bisa diserap oleh pasar. Beberapa hal yang
dianalisis terkait dengan aspek pasar dalam penelitian tentang kelayakan usaha krisan potong di Kecamatan Sukaresmi ini adalah peluang pasar serta bauran
pemasaran krisan potong di wilayah ini.
6.1.1. Analisis Peluang Pasar
Krisan potong merupakan salah satu jenis florikultura yang memeiliki tren permintaan meningkat sepanjang tahunnya, namun tidak diimbangi dengan tren
penawaran yang sama. Seperti halnya yang terjadi pada krisan potong yang diusahakan oleh petani bunga di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Setiap tahunnya petani krisan potong yang ada di wilayah tersebut, mengalami kelebihan pesanan bunga dari pelanggan. Sebagai salah satu sentra budidaya
krisan potong di Jawa Barat, Kecamatan Sukaresmi menghadapi permintaan rata- rata 40.000 ikat per minggu atau 1.920.000 ikat per tahun. Namun petani-petani
krisan potong di wilayah tersebut masih belum mampu memenuhi permintaan pasar yang ada. Jumlah krisan potong yang dapat dijual oleh petani-petani di
kecamatan ini hanya mencapai 1.200.000 ikat per tahun atau 25.000 ikat per minggu. Ini berarti Kecamatan Sukaresmi masih memiliki peluang pasar sebesar
15.000 ikat per minggu. Selain itu data volume dan nilai ekspor bunga potong krisan Indonesia
yang memiliki tren meningkat semakin menguatkan bahwa Kecamatan Sukaresmi memiliki peluang pasar yang cukup besar baik untuk pasar dalam negeri maupun
ekspor. Berikut merupakan proyeksi penjualan krisan potong di Kecamatan Sukaresmi.
58
Tabel 11.
Proyeksi Penjualan Kelompok Tani Krisan Potong di Kecamatan Sukaresmi Tahun 2010
No. Kelompok Tani
Luas lahan Ha Penjualan Tahun
Ikat 1
Glory Farm 1,728
160.704 2
Makmur 2
161.200 3
Wargi Sauyunan 1,5
133.920 4
Seruni Mawar 3,2
269.824 5
Derih Farm 0,9
72.540 6
Maju Sejahtera 2,5
217.000 7
Seroja 1,5
133.920 8
Glory Farm Kemitraan
1 93.000
Total 14,328
1.242.108
Sumber: Data Gapoktan, 2009
6.1.2. Bauran Pemasaran a Produk
Dalam memasarkan produknya, petani-petani krisan potong di Kecamatan Sukaresmi menekankan pada tipe produk, kualitas, jenis produk, pilihan warna
bunga serta pelayanan penjualan. Produk utama yang dihasilkan oleh petani- petani krisan potong adalah krisan tipe standar dan tipe spray. Baik krisan tipe
standar maupun spray dibagi menjadi tiga kelas atau grade berdasarkan panjang batang, daun dan bentuk bunga. Secara keseluruhan terdapat enam grade, yaitu
grade A standar, grade B standar, grade C standar, grade A spray, grade B spray,
dan grade C spray. Khusus grade C adalah hasil panen dengan kualitas terendah atau gagal. Krisan potong grade C ini merupakan produk yang tidak terjual,
kecuali pada kondisi tertentu seperti gagal panen. Krisan potong dijual dengan satuan ikat. Dalam satu ikat bunga terdapat 10 tangkai.
Adapun varietas krisan potong tipe standar yang diproduksi di Kecamatan Sukaresmi antara lain White Fiji, Yellow Fiji, Pink Fiji, Jaguar Fiji, Holiday,
Alouis, Snowdon White, Snowdon Yellow, Sham Rock, Pingpong White dan
Pingpong Yelow. Sedangkan varietas krisan spray antara lain adalah Puma,
59 Regent, Town talk, Heidi Yellow, Heidi White, Pompon, Sonya, Rhino, Wendi,
Tiger dan Casablanca.
b Harga
Pada dasarnya sulit untuk menentukan harga sebuah produk bunga potong, terutama krisan. Pasalnya krisan potong memiliki permintaan yang berubah-ubah
berdasarkan bulan-bulan dalam kalender Islam. Pada Bulan Dzulhijjah misalnya, permintaan akan krisan potong cenderung sangat tinggi sehingga harga bunga
krisan dapat mencapai Rp. 8.000,00 hingga Rp. 10.000,00 per ikat untuk kualitas tinggi, yaitu grade A. Namun sebaliknya, ketika Bulan Ramadan permintaan akan
bunga ini menjadi sangat rendah dan harga pun menjadi turun hingga mencapai Rp. 5.000,00 per ikat untuk kualitas tinggi.
Meskipun demikian, sebagian besar petani krisan di Kecamatan Sukaresmi memiliki konsumen tetap dimana diantara konsumen dan petani mengadakan
kontrak penetapan harga. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi fluktuasi harga pasar yang terjadi, baik bagi petani maupun bagi konsumen. Penetapan harga
tersebut didasarkan pada harga rata-rata sepanjang tahun, sehingga apabila terjadi fluktuasi harga di pasar akibat perubahan permintaan, baik petani maupun
konsumen tidak mengalami kerugian terlalu tinggi. Sebagai contoh ketika bulan Ramadhan, permintaan pasar menurun tajam sehingga harga di pasar menjadi
sangat rendah hingga mencapai Rp.5.000,00 ikat untuk tipe standar grade A. Hal ini tentu akan sangat merugikan bagi petani. Namun karena telah disepakati sejak
awal bahwa harga ditetapkan stabil diantara kedua pihak, yakni Rp. 8.000,00 untuk setiap ikat krisan potong tipe standar grade A maka petani tidak merasakan
kerugian yang signifikan. Sebaliknya saat menjelang Natal dan Tahun Baru permintaan meningkat sehingga harga krisan potong standar grade A naik sampai
Rp. 12.000,00 ikat. Namun konsumen tidak merasa rugi karena harga yang disepakati stabil, yaitu Rp. 8.000,00 ikat.
Apabila terjadi kelebihan hasil produksi dan hasil panen tidak dapat diserap seluruhnya oleh pelanggan tetap, petani memiliki masih memiliki
alternatif untuk menjual kelebihan hasil produksi yakni dijual kepada gapoktan. Hal ini juga merupakan salah satu peran gapoktan untuk meringankan kesulitan
yang dialami oleh petani anggota. Gapoktan dan kelompok tani akan membeli
60 hasil panen petani anggota dengan harga rata-rata, sehingga kerugian pun dapat
ditekan. Untuk rincian harga krisan potong produksi petani Kecamatan Sukaresmi telah ditunjukkan sebelunya dalam Tabel 10.
c Tempat
Petani-petani di Kecamatan Sukaresmi tidak membuka florist secara khusus. Meski demikian, petani-petani tetap melayani pembelian bunga potong
krisan secara eceran. Untuk konsumen pasar, petani-petani bunga potong krisan Kecamatan Sukaresmi menjualnya kepada para dekorator dan florist-florist di
Jakarta, Bogor, Jogjakarta, Solo, dan Semarang. Dekorator dan florist tersebut merupakan pelanggan tetap dari petani. Selain itu petani juga menjual hasil
panennya kepada kelompok tani atau gapoktan.
d Promosi
Sejauh ini petani-petani bunga potong krisan Kecamatan Sukaresmi kurang melakukan promosi baik secara audio maupun visual. Bertambahnya
pelanggan hanya mengandalkan informasi dai mulut ke mulut. Hanya beberapa petani saja yang mencoba untuk melakukan promosi melalui pameran-pameran.
Namun meskipun tanpa melakukan upaya promosi yang berarti, kegiatan pemasaran usaha krisan potong di Kecamatan Sukaresmi ini tetap dapat berjalan
dengan baik.
6.1.3. Hasil Analisis Aspek Pasar