38
4.3. Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel dari penelitian ini adalah purposive sample
. Jumlah responden yang diambil adalah sebanyak seorang petani anggota Gapoktan Seruni Citra Resmi, yang dipilih dengan pertimbangan
luasan produksi, pengalaman, keahlian serta pengetahuan responden mengenai budidaya krisan potong. Pertimbangan-pertimbangan tersebut secara langsung
diberikan oleh peneliti pada responden. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan dua orang pengurus Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sukaresmi
ketua dan penyuluh serta beberapa masyarakat sekitar guna memperdalam dan memperkuat informasi mengenai berbagai aspek non finansial usaha budidaya
krisan potong yang bersifat kualitatif.
4.4. Metode Analisis Data
Sumber data dari salah satu petani anggota Gapoktan Seruni Citra Resmi digunakan untuk menyusun komponen analisis kelayakan usaha krisan potong di
Kecamatan Sukaresmi dalam dua skenario yang diterapkan dalam penelitian ini. Adapun skenario tersebut antara lain adalah:
1 Skenario I: usaha dengan modal pinjaman Bank
2 Skenario II: usaha dengan modal pribadi dari petani
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Oleh sebab itu analisis yang dilakukan adalah analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Aspek yang dibahas secara kualitatif adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, serta aspek sosial dan lingkungan. Sedangkan aspek
finansial dibahas secara kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam uraian deskriptif, tabel, bagan atau gambar
dengan tujuan mempermudah pemahaman. Sedangkan data kuantitatif diolah menggunakan software Microsoft Excel 2007.
4.4.1. Metode Analisis Kelayakan Usaha Krisan Potong
Metode yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha krisan potong Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur ini adalah analisis kualitatif dan
39 kuantitatif. Analisis dilakukan terhadap aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, aspek sosial dan lingkungan, serta aspek finansial. 1
Analisis aspek pasar Yang perlu diperhatikan dalam analisis ini antara lain adalah :
a permintaan: total permintaan dan rinciannya, karakteristik konsumen,
serta proyeksi permintaan. b
penawaran: pemenuhan produksi terhadap permintaan yang ada serta penawaran dari perusahaan pesaing, baik dalam negeri maupun impor.
c harga: apakah harga yangditawarkan bersaing dengan produk
perusahaan lain atau tidak, serta apakah harga sesuai dengan mutu produk atau tidak.
d pemasaran: strategi pemasaran
Aspek pasar pada usaha budidaya krisan potong di Kecamatan Sukaresmi dapat dikatakan layak layak bila tidak terdapat masalah pemasaran yang dapat
menghambat jalannya usaha budidaya krisan potong ini, masih terbukanya peluang pasar krisan potong sehingga seluruh hasil produksi dapat diterima oleh
pasar. 2
Analisis aspek teknis Analisis ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kelancaran
jalannya usaha, terutama kelancaran proses produksi. Yang perlu dianalisis terhadap aspek teknis antara lain adalah:
a penyediaan input
b produksi budidaya, termasuk teknologi
c tenaga kerja
d sarana dan prasarana
e mutu krisan potong yang dihasilkan.
Aspek teknis pada usaha budidaya krisan potong di Kecamatan Sukaresmi dapat dikatakan layak bila lokasi usaha mampu menunjang berjalannya
usaha tersebut, luas produksi sudah optimal, layout kebun sesuai sehingga mampu memperlancar proses produksi, pemilihan teknologi sudah tepat, kondisi green
40 house
, pengairan, penanganan hama dan penyakit, pemanenan serta penanganan pasca panen telah tepat sehingga tidak menghambat jalannya usaha.
3 Analisis aspek manajemen
Aspek manajemen pada usaha budidaya krisan potong di Kecamatan Sukaresmi dapat dikatakan layak bila manajemen sumberdaya manusia yang
terdapat pada usaha tersebut telah dikelola dengan baik, pemberian gaji telah sesuai, memiliki laporan keuangan, telah memiliki izin persetujuan dari
lingkungan seperti pihak Kecamatan. 4 Analisis aspek sosial dan lingkungan
Yang perlu diperhatikan dalam analisis ini antara lain adalah : a
kemampuan usaha dalam menciptakan kesempatan kerja b
kualitas hidup masyarakat c
kontribusi usaha proyek d
dampak lingkungan yang merugikan Aspek sosial dan lingkungan pada usaha budidaya krisan potong di
Kecamatan Sukaresmi dapat dikatakan layak bila mampu meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, serta tidak bertentangan dengan
budaya masyarakat. Selain itu usaha tidak memberikan dampak yang merugikan misalnya menimbulkan limbah yang kurang baik sehingga dapat mengganggu
kehidupan masyarakat sekitar. 5 Analisis aspek finansial
Analisis aspek finansial dimulai dengan mengidentifikasi dan menghitung besarnya biaya-biaya dan manfaat-manfaat dari proyek tersebut. Adapaun biaya
yang diperlukan oleh suatu proyek antara lain biaya modal, biaya operasional, dan biaya lain-lain. Sedangkan jenis-jenis manfaat benefit yang dapat dihasilkan oleh
suatu proyek antara lain adalah tangible benefit, indirectsecondary benefit dan intangible benefit.
Setelah identifikasi biaya dan manfaat, dilanjutkan dengan analisis laba rugi dengan mengurangkan penerimaan dengan pengeluaran yang telah dilakukan
41 oleh proyek. Analisis ini dilakukan guna menentukan tingkat kerugian atau
keuntungan proyek. Selain analisis biaya manfaat dan analisis laba rugi, dilakukan pula analisis
kelayakan berdasarkan kriteria kelayakan investasi. Adapun kriteria tersebut antar lain Net Present Value NPV, Internal Rate Return IRR, Net Benefit Cost Ratio
Net BC dan Pay Back Period PBP. a. Net Present Value NPV
Net Present Value adalah selisih antara nilai total present value manfaat
dengan total present value biaya, atau bisa dikatakan sebagai jumlah present value manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Dalam analisis kelayakan ini
skenario I digunakan discount rate sebesar rata–rata bunga pinjaman BNITahun 2010 dan bunga deposito BNI Tahun 2010, karena dalam skenario I menggunakan
modal pinjaman dari BNI dan modal pinjaman petani yang dibayar secara bagi hasil. Sedangkan untuk skenario II digunakan discount rate sebesar bunga
deposito karena modal yang digunakan adalah modal pribadi. Adapun satuan dari NPV ini adalah satuan mata uang, seperti rupiah Rp. Pehitungan NPV
dinyatakan dengan rumus:
NPV =
n t
t n
t t
n t
t
i Ct
Bt i
Ct i
Bt
1 1
1
1 1
1
Dimana : NPV = nilai bersih kini Rp
B
t
= manfaat pada tahun ke-t Rp C
t
= biaya pada tahun ke-t Rp t
= tahun kegiatan bisnis i
= discount Rate n
= umur proyek tahun Penilaian kelayakan finansial NPV terbagi tiga, yaitu:
i. NPV 0, secara finansial proyek layak untuk dijalankan karena
menghasilkan keuntungan. ii.
NPV = 0, secara finansial proyek sulit dijalankan karena tidak mendatangkan manfaat tambahan ataupun kerugian.
iii. NPV 0, secara finansial proyek tidak layak untuk dijalankan karena
menimbulkan kerugian.
42 b. Internal Rate Return IRR
IRR merupakan tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. IRR dinyatakan dalam satuan persen , Perhitungan IRR dilakukan
dengan metode interpolasi antara discount rate yang menghasilkan NPV positif dengan discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Secara matematis
perhitungan IRR adalah sebagai berikut:
IRR = i
t
+
1 2
2 1
1
i i
NPV NPV
NPV
Dimana : IRR
= internal rate return i
1
= discount rate yang menghasilkan NPV positif i
2
= discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV
1
= NPV positif NPV
2
= NPV negatif Proyek layak dijalankan apabila memiliki nilai IRR lebih besar dari pada
discount rate yang digunakan dalam analisis kelayakan ini. Sebaliknya bila IRR
kurang dari discount rate ,maka proyek tidak layak untuk diteruskan. c. Net Benefit Cost Ratio Net BC
Net BC merupakan rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Ukuran ini tidak memiliki satuan. Proyek layak dijalankan apabila memiliki nilai Net BC lebih besar dari pada.
Sebaliknya bila Net BC kurang dari satu ,maka proyek tidak layak untuk diteruskan. Secara matematis Net BC dinyatakan dalam:
Net BC =
n t
t n
t t
i Bt
Ct i
Ct Bt
1 1
1 1
Dimana : Net BC
= Rasio biaya manfaat B
t
= manfaat pada tahun ke-t Rp C
t
= biaya pada tahun ke-t Rp t
= tahun kegiatan bisnis i
= discount Rate n
= umur proyek tahun
43 d. Pay Back Period PBP
Pay back period merupakan ukuran untuk menghitung seberapa cepat
investasi dapat kembali dengan adanya keutungan proyek. Proyek yang layak dijalankan adalah proyek yang memiliki pay back period kurang dari umur bisnis.
Ukuran ini memiliki satuan waktu. Secara matematis pay back period dinyatakan dalam:
PBP =
Ab I
Dimana : PBP
= pay back period tahun, bulan,dll I
= biaya investasi yang diperlukan Rp Ab
= manfaat bersih yang diperoleh setiap periodenya Rp
4.4.2. Metode Analisis Sensitivitas