73
Tabel 17.
Penggunaan Tenaga Kerja per Tahun Rp
No. Uraian
HOK Perempuan
HOK laki-laki
Jumlah Upah 1.
Persiapan Lahan 60
1.500.000 2.
Penanaman dan Penyulaman 60
900.000 3.
Penyiraman dan penyiangan 30
30 1.200.000
4. Pemupukan
60 1.500.000
5. Pengendalian HPT
60 1.500.000
6. Disbudding
120 1.800.000
7. Panen dan Pasca Panen
60 1.500.000
Total 9.900.000
d Kegiatan Pasca Panen
Biaya pasca panen meliputi biaya pengemasan dan biaya pengiriman krisan potong. Total biaya pasca panen yang dikeluarkan selama setahun adalah
Rp.8.018.000,00 dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18.
Biaya Pasca Panen Selama Setahun Rp
7.1.1.3. Pembayaran Pinjaman
Kompenen biaya selanjutnya adalah pembayaran pinjaman. Namun komponen ini hanya diperhitungkan dalam analisis skenario II, yaitu pengusahaan
dengan bantuan modal Pembayaran pinjaman dilakukan mulai tahun ke dua dengan jangka waktu pembayaran 4 tahun. Selama tahun pertama pembayaran
hanya dilakukan atas pembayaran bunga saja, yaitu sebesar 11 persen per tahun dikalikan Rp.100.000.000,00 yang bernilai Rp.11.0000.000,00 per tahun.
Sementara untuk pembayaran angsuran dihitung dengan menggunakan differed annuity
dengan cicilan Rp. 40.921.307 per tahun. Perhitungan pembayaran pinjaman dapat dilihat pada Lampiran 5. Pembayaran pinjaman ini dimasukkan ke
No. Jenis Pengeluaran
Biaya 1.
Koran 120.000
2. Isi Straples
40.000 3.
Selotip 50.000
5. Kardus
3.120.000 6.
Transportasi 4.680.000
Total 8.010.000
74 dalam perhitungan cashflow, namun tidak dimasukkan ke dalam perhitungan laba
rugi.
7.1.1.2. Analisis Manfaat
Manfaat adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah usaha. Arus manfaat yang diterima dari usaha budidaya krisan potong di
Kecamatan Sukaresmi ini berasal dari penerimaan penjualan krisan potong, penerimaan pinjaman bank, dan nilai sisa.
a Penerimaan Penjualan Krisan Potong
Produksi krisan potong dihasilkan dalam lima unit green house dengan tiga kali musim tanam dalam setahun. Tiap unit green house terdiri dari empat
bedengan yang ditanami krisan potong jenis standar dan spray. Proporsi bunga yang diproduksi adalah 60 persen tipe standar dan 40 persen tipe spray.
Jumlah populasi krisan potong dalam lima unit green house adalah 43.200 tanaman. Tingkat keberhasilan krisan potong pada tahun pertama adalah 75 persen
sehingga total produksi selama satu tahun pertama sebesar 32.400 tangkai dengan tipe standar sebanyak 19.440 tangkai dan tipe spray sebanyak 12.960 tangkai.
Hasil produksi krisan potong yang layak untuk dijual terbagi menjadi dua grade
yaitu 90 persen grade A dan 10 persen grade B. Hasil produksi krisan potong dijual dengan harga masing-masing tipe standar grade A Rp.8.500,00ikat,
tipe standar grade B Rp.6.500,00 ikat, tipe spray grade A Rp.7.000,00ikat, tipe spray
grade B Rp.6.000,00 ikat. Maka dengan mengalikan hasil produksi masing-masing tipe dan grade dengan harganya diperoleh hasil penerimaan krisan
potong selama tahun pertama sebesar Rp. 76.982.400,00. Rincian produksi dan penerimaan krisan potong selama setahun dapat dilihat pada Tabel 19.
75
Tabel 19.
Produksi dan Penerimaan Krisan Potong Selama Tahun Pertama
Produk Jumlah
Produksi musim tanam
Jumlah ProduksiTahun
Harga Tangkai Rp
Penerimaan
Standar Grade A 17.496
52.488 8.000
419.904.000 Standar Grade B
1.944 5.832
6.000 34.992.000
Spray Grade A 11.664
34.992 7.000
244.944.000 Spray Grade B
1.296 3.888
5.000 19.440.000
Total 32.400
97.200 719.280.000
Sedangkan tingkat keberhasilan krisan potong pada tahun ke dua dan seterusnya adalah 90 persen sehingga total produksi pada tahun ke dua dan
seterusnya sebesar 38.880 tangkai dengan tipe standar sebanyak 23.328 tangkai dan tipe spray sebanyak 15.552 tangkai. Hasil penerimaan krisan potong untuk
tahun ke dua dan seterusnya dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20.
. Produksi dan Penerimaan Krisan Potong Tahun Ke dua dan seterusnya
Produk Jumlah
Produksi musim tanam
Jumlah ProduksiTahun
HargaTangkai Rp
Penerimaan Standar Grade A
17.496 52.488
850 44.614.800
Standar Grade B 1.944
5.832 650
3.790.800 Spray Grade A
11.664 34.992
750 26.244.000
Spray Grade B 1.296
3.888 600
2.332.800
Total 32.400
97.200 76.982.400
b Penerimaan Pinjaman Bank
Komponen penerimaan pinaman ini hanya dianalisis pada skenario II. Pinjaman diperoleh dari Bank BNI sebesar Rp.100.000.000,00 dengan tingkat
buga sebesar 11 persen per tahun.
c Penerimaan Nilai Sisa
Komponen manfaat selanjutnya adalah penerimaan nilai sisa. Nilai sisa diperoleh pada akhir umur bisnis, yaitu pada tahun ke empat. Aset yang masih
memiliki umur ekonomis ketika umur bisnis telah berakhir perlu diperhitungkan nilai sisanya. Nilai sisa dihitung dari nilai investasi dikurangi penyusutan. Nilai
sisa terbesar dari usaha ini adalah lahan dan kendaraan. Nilai sisa dihitung sebagai penerimaan pada akhir umur bisnis.
76
Tabel 21.
Nilai Sisa Aset Usaha Krisan Potong Rp Aset
Nilai Sisa Lahan
50.000.000 Pompa Air
2.100.000 Sumur
600.000 Kendaraan
36.000.000
Total 88.700.000
7.2. Analisis Laba Rugi
Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas usaha krisan otong di Kecamatan Sukaresmi. Proyeksi Laba rugi juga digunakan untuk
menentukan besar pajak yang harus dibayarkan oleh petani. Proyeksi laba rugi usaha budidaya krisan potong untuk skenario usaha I
dapat dilihat pada Lampiran 9. Pada skenario I total akumulasi pajak selama 4 tahun adalah sebesar Rp. 127.524.821,30. Sedangkan total akumulasi laba bersih
setelah pajak yang diperoleh sebesar Rp.361.551.238,80 atau 41,03 persen dari total penerimaan selama umur bisnis. Sementara pada skenario II total akumulasi
pajak selama 4 tahun adalah sebesar Rp. 96.833.841,03. Sedangkan total akumulasi laba bersih setelah pajak yang diperoleh sebesar Rp. 258.478.298,10
atau 29.34 persen dari seluruh penerimaan selama umur bisnis. Proyeksi laba rugi untuk skenario usaha II dapat dilihat pada Lampiran 10.
Analisis laba rugi tersebut memperlihatkan bahwa jumlah pajak yang diberikan oleh usaha budidaya krisan potong di Kecamatan Sukaresmi dengan
yang dijalankan dengan modal pribadi lebih besar dibandingkan dengan usaha yang dijalankan dengan modal pinjaman. Meskipun demikian, jumlah laba yang
dihasilkan oleh usaha dengan modal pribadi jauh lebih besar dibandingkan dengan apabila usaha dijalankan dengan modal pinjaman.
7.3. Analisis Kelayakan Investasi 7.3.1. Skenario Usaha I Modal Mandiri
Nilai dari kriteria Investasi, antara lain Net Present Value NPV, Internal Rate of Return
IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Payback Period PP