79 terlalu  signifikan.  Sebaliknya  Nilai  IRR  dan  Net  BC  dari  skenario  II  jauh  lebih
besar dibandingkan dengan skenario I. Itu artinya skenario II mampu memberikan tingkat pengembalian investasi yang lebih besar dibandingkan dengan skenario I,
sehingga  dapat  dikatakan  bahwa    pengusahaan  krisan  potong  dengan  modal pinjaman lebih layak untuk dijalankan.
Tabel 24 . Perbandingan Hasil Analisis Kelayakan Finansial pada Kedua Skenario
Kriteria Investasi Nilai
Skenario I Skenario II
NPV Rp. 297.538.961,70
Rp. 261.865.533,70 IRR
103 271,65
Net BC 3,43
8,04 PP
1 Tahun, 7 Bulan, 23 Hari 1 Tahun, 10 bulan, 14 hari
7.4. Analisis Switching Value
Analisis  switching  value  diperlukan  untuk  mengetahui  besar  perubahan maksimum  yang  masih  menunjukkan  kriteria  layak  pada  usaha  yang  dijalankan.
Analisis ini juga dilakukan untuk melihat skenario usaha mana yang lebih sensitif terhadap  perubahan.  Perhitungan  dilakukan  dengan  mengubah  masing-masing
variabel dengan melihat kelayakan usaha budidaya krisan dari nilai NPV pada saat terjadi  perubahan.  Setelah  diketahui  besar  perubahan  yang  manghasilkan  nilai
NPV  positif  dan  besar  perubahan  yang  manghasilkan  nilai  NPV  negatif,  maka digunakan metode interpolasi untuk mempermudah perhitungan. Adapun variabel
dilakukan perubahan dalam analisis ini adalah harga jual krisan potong dan harga beli bibit.
7.4.1 Penurunan Harga Jual Krisan Potong
Sebagaimana  komoditas  florikultara  yang  lain,  krisan  potong  juga memiliki  harga  jual  yang  sangat  fluktuatif.  Hal  ini  disebabkan  oleh  permintaan
krisan  potong  yang  berubah-ubah  mengikuti  banyaknya  acara  atau  event  yang digelar  di  bulan-bulan  tertentu  dan  memanfaatkan  krisan  potong  sebagai  salah
satu  unsur  dekorasinya.  Artinya  tidak  menutup  kemungkinan  akan  terjadi
80 penurunan  harga  jual  krisan  potong  yang  cukup  signifikan,  sehingga    perlu
dilakukan analisis switching value terhadap penurunan harga jual krisan potong. Hasil  dari  perhitungan  analisis  switching  value  adalah  penurunan  harga
krisan potong pada skenario I tidak boleh melebihi 51,67 persen atau harga krisan potong tipe  standar grade A menjadi Rp.4.108,05, tipe standar grade B menjadi
Rp.3.141,45,  tipe  spray  grade  A  menjadi  Rp.3.624,75  dan  tipe  spray  grade  B menjadi  Rp.2.899,80.  Jika  terjadi  penurunan  harga  krisan  potong  sebesar  51,67
persen akan menyebabkan nilai NPV mendekati nol, IRR sebesar 6,5 persen, dan Net
BC sama dengan satu. Hal ini mengindikasikan bahwa jika terjadi penurunan harga  krisan  potong  sebesar  51,67  persen  akan  mengakibatkan  usaha  krisan
potong dengan modal sendiri menjadi tidak layak. Proyeksi laba rugi dan cashflow dari perhitungan switching value skenario I dengan perubahan harga krisan potong
dapat dilihat pada Lampiran 13. Sementara hasil switching value untuk skenario II menyatakan bahwa jika
terjadi penurunan harga krisan potong lebih dari 51,15 persen maka usaha krisan potong  yang  dijalankan  dengan  modal  pinjaman  menjadi  tidak  layak  karena
dengan perubahan sebesar 51,15 persen akan mengakibatkan nilai NPV mendekati nol, IRR sebesar 11 persen dan Net BC sama dengan satu. Proyeksi laba rugi dan
cashflow dari  perhitungan  switching  value  skenario  II  dengan  perubahan  harga
krisan potong dapat dilihat pada Lampiran 14. Dari  hasil  switching  value  dapat  diketahui  bahwa  usaha  budidaya  krisan
potong  di  Kecamatan  Sukaresmi  yang  dijalankan  dengan  modal  pinjaman  lebih sensitif terhadap perubahan  harga  jual krisan potong dibandingkan dengan usaha
yang  dijalankan  dengan  modal  sendiri.  Perhitungan  interpolasi  pada  perubahan harga jual krisan potong dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Hasil Perhitungan Interpolasi pada Variabel Harga Krisan Potong
Perubahan Harga Jual Krisan Potong Skenario I
Skenario II Penurunan
NPV Rp Penurunan
NPV Rp 51
3846360,77 51
782279,77 52
-1912317,68 52
-4336999,71 51,67
51,15
81
7.4.2. Peningkatan Harga Beli Bibit Krisan