6 kelompok tani gapoktan, yaitu Gapoktan Seruni Citra Resmi dengan 11
kelompok tani sebagai anggotanya
3
. Kondisi alam yang mendukung dan jarak yang relatif dekat dengan pasar
serta banyaknya petani krisan di wilayah ini, sejak beberapa dekade yang lalu Sukaresmi telah memasok sebagian besar pasar krisan potong di Indonesia,
seperti Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Bali dan Medan. Meskipun demikian, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.permintaan akan
krisan potong semakin meningkat dan belum sepenuhnya terpenuhi oleh produksi dalam negeri, khususnya di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur ini.
Untuk dapat memenuhi permintaan tersebut perlu adanya peningkatan jumlah produksi di Kecamatan Sukaresmi. Para petani krisan di wilayah tersebut
ingin meningkatkan skala usaha mereka. Tidak hanya petani yang telah memulai usaha, masyarakat sekitar pun tertarik untuk ikut mengusahakan krisan potong
mengingat masih terbukanya peluang pasar komoditas khas kecamatan Sukaresmi itu, namun keinginan petani dan masyarakat terbentur adanya kendala modal.
Usaha krisan potong memerlukan biaya investasi yang cukup tinggi, mengingat usaha ini memerlukan lahan yang luas serta biaya pembuatan green house
produksi yang tinggi. Tidak hanya itu, pembangunan usaha krisan potong juga memiliki risiko layaknya komoditas pertanian lainnya, yaitu memerlukan tempat
yang besar, cepat rusak, dan rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan. Risiko fisik tersebut dapat menurunkan nilai jual bunga krisan yang berujung pada
kerugian. Oleh karena itu, guna mendukung usaha budidaya krisan potong di Kecamatan Sukaresmi ini perlu dilakukan suatu analisis yang meninjau kelayakan
usaha budidaya krisan potong, baik dari aspek finansial maupun non finansial.
1.2. Perumusan Masalah
Produk florikultura khususnya krisan potong dimanfaatkan untuk bahan rangkaian bunga atau dekorasi dalam berbagai keperluan baik acara adat maupun
keagamaan, atau dimanfaatkan untuk sekedar sebagai penghias meja, hadiah untuk orang-orang terdekat, atau kegunaan lainnya. Seiring meningkatnya
pendapatan masyarakat. proporsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi
3
Profil Gapoktan Seruni Citra Resmi, 2009
7 kebutuhan sekunder semakin tinggi Malian dan Masdjidin. 2000. Demikian pula
yang terjadi pada krisan potong, Permintaan krisan potong sebagai kebutuhan sekunder semakin meningkat. Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur sebagai
sentra produksi krisan potong pun sering kali mengalami kelebihan permintaan. Hampir seluruh lahan usaha tani di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten
Cianjur ini berada di ketinggian 700-800 meter di atas permukaan laut dengan kondisi yang sesuai untuk berbagai jenis tanaman, termasuk bunga krisan. Lahan
potensial yang masih ada di wilayah ini yaitu seluas 611,09 Ha yang tersebar di 11 desa
4
. Saat ini Kecamatan Sukaresmi, sebagai salah satu sentra budidaya krisan
potong menghadapi permintaan rata-rata 40.000 ikat per minggu atau sebesar 1.920.000 ikat per tahun. Sedangkan jumlah krisan potong yang dapat dijual oleh
petani-petani di kecamatan ini hanya mencapai 1.200.000 ikat per tahun atau 25.000 ikat per minggu. Ini berarti Kecamatan Sukaresmi masih memiliki peluang
pasar sebesar 15.000 ikat per minggu. Selain itu data volume dan nilai ekspor krisan potong Indonesia yang memiliki tren meningkat semakin menguatkan
bahwa Kecamatan Sukaresmimemiliki peluang pasar yang cukup besar baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor.
Petani-petani bunga di Kecamatan Sukaresmi tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Seruni Citra Resmi. Gapoktan yang beranggotakan
193 petani ini telah memiliki pasar di berbagai kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Bali dan Medan
5
. Masing-masing petani memiliki skala produksi yang bervariasi. Mulai dari dua
hingga 20 green house produksi. Rata-rata luas lahan yang dimiliki petani krisan di Kecamatan Sukaresmi adalah 1000-2000 m
2
. Petani-petani anggota memasarkan hasil kebunnya kepada gapoktan, kemudian gapoktan akan menjual
kembali produk bunga petani kepada para dekorator atau konsumen besar lainnya yang memanfaatkan bunga potong untuk keperluan acara adat maupun agama
6
. Setiap tahun permintaan yang datang dari para dekorator semakin meningkat,
sehingga sering kali terjadi excess demand pada gapoktan. Untuk menutupi kurangnya pasokan dari petani, gapoktan kerap membeli produk perusahaan
4
BPBTP Sukaresmi, 2010
5
Profil Gapoktan, 2009
6
Hasil wawancara di lapang, 2009
8 bunga potong komersial di wilayah tersebut. Namun permintaan belum
seluruhnya terpenuhi. Untuk dapat memenuhi permintaan tersebut perlu adanya peningkatan jumlah produksi di Kecamatan Sukaresmi. Para petani krisan di
wilayah tersebut ingin meningkatkan skala usaha mereka. Tidak hanya petani yang telah memulai usaha, masyarakat sekitar pun tertarik untuk ikut
mengusahakan krisan potong mengingat masih terbukanya peluang pasar komoditas pertanian tersebut, namun keinginan petani dan masyarakat tersebut
terkendala kebutuhan modal yang besar, mengingat pengusahaan krisan potong di daerah tropis seperti Indonesia khususnya Kabupaten Cianjur yang rentan terpaan
air hujan dan angin ini membutuhkan fasilitas green house sebagai naungan. Pembuatan green house produksi ini memerlukan biaya investasi yang cukup
tinggi. Sebagaimana permintaan bunga potong di Indonesia, krisan potong di
Kecamatan Sukaresmi juga mengalami fluktuasi permintaan. Permintaan akan krisan potong berubah-ubah berdarkan kalender Islam. Dalam satu tahun biasanya
terjadi tiga kali penurunan jumlah permintaan. Penurunan tersebut berlangsung selama Bulan Muharram, Safar dan Ramadhan. Penurunan ini disebabkan jarang
diadakannya resepsi atau acara ritual lainnya. Selain penurunan jumlah permintaan yang menyebabkan penurunan pendapatan, ada pula waktu tertentu
dimana pendapatan petani meningkat. Keadaan tersebut biasanya terjadi pada Bulan Syawal dan Dzulhijjah pada perhitungan kalender Islam, serta ketika
menjelang Natal dan Tahun Baru. Usaha krisan potong di Kecamatan Sukaresmi sangat potensial untuk
dijalankan mengingat masih besarnya permintaan yang belum terpenuhi di wilayah ini, yakni sebesar 720.000 ikat per tahun. Namun dalam pelaksanaanya
ada beberapa kendala antara lain biaya investasi yang cukup tinggi serta risiko kerugian yang dapat terjadi kapan saja pada usaha budidaya krisan potong ini.
Peluang pasar yang tinggi serta biaya investasi dan risiko kerugian yang besar menjadi pertimbangan untuk melakukan analisis kelayakan usaha sebelum
menjalankan usaha ini, baik dari aspek finansial maupun non finansial. Berdasarkan uraian diatas. maka perumusan masalah yang akan dibahas
pada penelitian ini adalah:
9 1.
Bagaimana kelayakan usaha budidaya krisan potong di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur dari aspek pasar, teknis, manajemen, sosial, ekonomi dan
lingkungan? 2.
Bagaimana kelayakan finansial usaha budidaya krisan potong di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur?
3. Bagaimana sensitivitas kelayakan usaha krisan potong di Kecamatan
Sukaresmi, Kabupaten Cianjur jika terjadi penurunan harga jual krisan potong dan peningkatan harga beli bibit dengan menggunakan metode switching
value ?
1.3. Tujuan