Hasil dan Pembahasan Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Margarin

68 Asymp. Sig. 1 tailed sebesar 0.3275 lebih besar dari taraf nyata 1 persen sehingga residual tersebar normal. Tabel 27. Hasil Estimasi Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Fatty Acid Variabel Parameter Estimasi Prob |T| Intercept -4 4967.59 0.6978 THRMSD -577.569 0.6191 SHRFA 3 289.521 0.2347 PFAD 0.523 0.1155 DMSIFA t-1 0.815 0.000 R-squared: 0.851800 Prob |F|.0001 Durbin h stat : 0.577 Keterangan: Signifikan pada taraf α = 1 Signifikan pada taraf α = β0 Sumber: Data sekunder diolah 2014 Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel produksi fatty acid domestik signifikan memengaruhi perubahan permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid Tabel 25. Artinya jika terjadi peningkatan produksi fatty acid sebesar 1 ton maka industri akan meningkatkan permintaan terhadap minyak sawit sebesar 0.523 ton. Permintaan minyak sawit industri fatty acid tahun sebelumnya signifikan memengaruhi permintaan minyak sawit domestik Lampiran 24. Hal ini mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat dari permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid domestik untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Variabel laju harga riil minyak sawit domestik secara statistik tidak signifikan terhadap perubahan permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid. Begitu pula dengan perubahan variabel selisih harga riil fatty acid domestik tidak signifikan memengaruhi permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid. Nilai rata-rata perubahan laju harga rill minyak sawit domestik lebih besar daripada nilai rata-rata laju perubahan permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid Lampiran 25. Artinya perubahan besar yang terjadi pada laju harga riil minyak sawit domestik tahun 1991 sampai dengan tahun 2011 memberi pengaruh yang kecil pada permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid. Ketidaksignifikanan variabel selisih harga riil fatty acid domestik terhadap permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid antara lain disebabkan oleh rata- rata perubahan selisih harga riil fatty acid bernilai negatif. Hal tersebut tidak 69 sesuai dengan teori ekonomi dimana jika terjadi peningkatan harga output akan terjadi peningkatan permintaan input oleh produsen industri hilir. Hal lain penyebab ketidaksignifikanan selisih harga riil fatty acid adalah nilai rata-rata perubahan selisih harga riil fatty acid domestik permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid. Artinya perubahan yang besar pada selisih harga riil fatty acid domestik hanya memberi sedikit perubahan terhadap permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid. Berdasarkan empat persamaan permintaan minyak sawit oleh industri hilir minyak sawit domestik diketahui bahwa variabel produksi produk hilir minyak sawit berpengaruh signifikan pada permintaan minyak sawit oleh industri hilir. Jika pemerintah serius meningkatkan ekspor produk hilir minyak sawit maka sebaiknya menerapkan kebijakan non tarif atau pengenaan bea keluar yang rendah. Para pelaku industri sawit berpendapat penerapan bea keluar BK untuk minyak sawit dan produk turunannya berdampak negatif bagi pengembangan industri minyak sawit secara keseluruhan. Biaya ekonomi pengenaan BK jauh lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh sehingga mengurangi surplus yang diterima oleh produsen. 2 2 http:www.hukumonline.comberitabacait4e71C38fb84f6produk-sawit-terkena-pajak-ekspor- bertambah 70

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Simpulan yang diperoleh pada penelitian analisis permintaan industri minyak goreng, margarin, sabun dan fatty acid terhadap minyak sawit Indonesia, berasal dari hasil pembahasan yang disesuaikan dengan tujuan yang diinginkan pada penelitian ini. Hal-hal yang menjadi simpulan penelitian adalah: 1. Terbukti bahwa turunnya ekspor minyak sawit Indonesia pada tahun 2009- 2011 salah satunya dikarenakan faktor internal yaitu berkembangnya industri hilir minyak sawit domestik. 2. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan industri hilir kelapa sawit industri minyak goreng, margarin, sabun dan fatty acid: a. Permintaan industri minyak goreng dipengaruhi oleh harga riil minyak sawit domestik, produksi minyak goreng domestik dan permintaan industri minyak goreng tahun sebelumnya. b. Permintaan industri margarin dipengaruhi oleh harga riil minyak sawit dan produksi margarin domestik c. Permintaan industri sabun dipengaruhi harga riil minyak sawit domestik, produksi sabun domestik dan permintaan industri sabun terhadap minyak sawit tahun sebelumnya. d. Permintaan industri fatty acid terhadap minyak sawit dipengaruhi oleh produksi fatty acid dan permintaan industri fatty acid terhadap minyak sawit tahun sebelumnya.

7.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian dapat disimpulkan saran yaitu: 1. Dalam rangka meningkatkan produksi industri minyak goreng, margarin, sabun, dan fatty acid dan konsumsi minyak sawit oleh industri hilir tersebut maka pemerintah perlu memfasilitasi seperti subsidi suku bunga kredit dan penerapan tax holiday. 2. Pemerintah sebaiknya memberlakukan non pajak atau bea keluar yang rendah terhadap ekspor produk hilir minyak sawit.