45 minyak sawit terbesar memiliki peranan memenuhi kebutuhan dunia akan minyak
nabati oleh karena itu Indonesia perlu melakukan inovasi dalam mengembangkan produk hilir sawit.
Pada tahun 2009 terjadi penurunan ekspor minyak sawit Indonesia Tabel 1. Penurunan ekspor ini mengindikasikan bahwa konsumsi minyak sawit domestik
meningkat yang disebabkan oleh berkembangnya industri hilir minyak sawit dalam negeri. Adapun produk hilir pangan dan non-pangan yang menjadi fokus
pemerintah saat ini adalah minyak goreng, margarin, sabun, dan fatty acid. Berdasarkan uraian di atas, maka analisa antara variabel permintaan minyak sawit
diduga melalui model persamaan tunggal dengan analisis regresi linear berganda untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi permintaan industri minyak
goreng, margarin, sabun, dan fatty acid terhadap minyak sawit Indonesia. Adapun variabel yang dipakai dalam persamaan ini terbatas pada harga input, harga output,
dan jumlah produksi barang. Data-data mengenai produksi dan konsumsi yang diperoleh ditabulasikan
dan dideskripsikan menurut teori ekonomi. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan minyak sawit dianalisa dengan metode Ordinary Least Square OLS.
Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan minyak sawit dan besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap permintaan minyak sawit industri hilir kelapa sawit di Indonesia. Hasil analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan yang menjadi hasil penelitian
kemudian diperlukan saran sebagai solusi yang tepat bagi industri hilir kelapa sawit dalam upaya memperluas pangsa ekspor minyak sawit. Secara konseptual
analisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan minyak sawit industri hilir dijelaskan dalam Gambar 4.
46
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional
Disebabkan oleh faktor eksternal stok CPO melimpah di pasar dunia dan krisis
ekonomi global dan internal berkembangnya industri hilir domestik
Menganalisis faktor internal penyebab turunnya ekspor CPO Indonesia
Analisis kualitatif dengan tabulasi data untuk mendeskripsikan
produksi komoditas berbahan baku minyak sawit dan konsumsi
minyak sawit oleh industri hilir
Saran dan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan produksi industri hilir
minyak sawit Analisis kuantitatif metode
OLS Ordinary Least Square untuk menduga faktor-faktor
yang memengaruhi permintaan industri
minyak goreng,
margarin, sabun dan fatty acid Penurunan ekspor minyak sawit
Indonesia
47
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data primer dan sekunder. dalam bentuk data deret waktu time series dengan periode waktu 20 tahun, yaitu
tahun 1991-2011. Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah atau lembaga- lembaga terkait seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia BPS RI, Perpustakaan Institut Pertanian Bogor, internet selain itu data sekunder juga
diperoleh dari penelusuran kepustakaan dan literatur lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
4.2. Metode Analisis Data
Metode analisis data penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif tabulasi data untuk menjawab tujuan pertama yaitu dengan
menghitung laju produksi minyak sawit, konsumsi minyak sawit oleh industri minyak goreng, margarin, sabun dan fatty acid, produksi industri minyak goreng,
margarin, sabun dan fatty acid serta ekspor minyak sawit domestik. Metode kuantitatif dengan menggunakan model regresi linear berganda untuk menjawab
tujuan kedua yaitu menduga faktor-faktor yang memengaruhi permintaan minyak sawit Indonesia oleh industri hilir minyak sawit domestik. Pengolahan data dalam
penelitian ini menggunakan software E-Views 7.0, SPSS 16.0, dan Microsoft Excel 2007. Untuk menjawab tujuan pertama dalam penelitian menggunakan
bantuan software Microsoft Excel 2007 sedangkan untuk menjawab tujuan kedua menggunakan bantuan software E-Views 7.0 dan SPSS 16.0.
Tabel 21. Matriks Kesesuaian Tujuan, Jenis Data, dan Metode Analisis Data
Tujuan Penelitian Jenis Data
Metode Analisis Data
Menganalisis perkembangan konsumsi dan produksi produk industri hilir minyak sawit di
Indonesia Data Sekunder dan
Primer Analisis kualitatif
Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan industri minyak goreng, margarin,
sabun dan fatty acid terhadap minyak sawit di Indonesia.
Data Sekunder Analisis kuantitatif
Sumber: Penulis 2013
48
4.2.1. Analisis Konsumsi Minyak Sawit dan Produksi Produk Industri Hilir Minyak Sawit
Tabulasi data dalam penelitian ini mencakup produksi produk industri hilir minyak sawit, produksi dan konsumsi minyak sawit Indonesia dalam periode
tahun 1991-2011 serta nilai laju pada produksi dan konsumsi minyak sawit, dan produksi produk industri hilir minyak sawit. Nilai laju digunakan untuk
menganalisa fenomena yang terjadi berdasarkan data produksi dan konsumsi minyak sawit, dan produksi produk industri hilir minyak sawit industri minyak
goreng, margarin, sabun, dan fatty acid. Adapun rumus menghitung laju yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Laju suatu variabel = x 100
keterangan: Variabel = produksi minyak sawit konsumsi minyak sawit produksi produk
industri hilir minyak sawit
4.2.2. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Minyak Sawit Indonesia oleh Industri Hilir Minyak Sawit Domestik
Guna menjawab tujuan kedua yaitu menduga faktor-faktor yang memengaruhi permintaan minyak sawit Indonesia oleh industri minyak goreng,
margarin, sabun, dan fatty acid maka digunakan model regresi linear berganda. Persamaan yang diestimasi dalam penelitian ini adalah model ekonometrika
dengan persamaan tunggal. Persamaan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: a permintaan minyak sawit oleh industri minyak goreng, b permintaan
minyak sawit oleh industri margarin, c permintaan minyak sawit oleh industri sabun, dan d permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid.
4.2.2.1. Spesifikasi Model a. Permintaan Minyak Sawit Indonesia oleh Industri Minyak Goreng
Pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan baku pada industri minyak goreng dipengaruhi oleh harga riil minyak sawit domestik, selisih harga riil minyak
goreng domestik, produksi minyak goreng domestik dan permintaan minyak sawit oleh industri minyak goreng tahun sebelumnya. Spesifikasi model yang digunakan
untuk mengestimasi fungsi permintaan minyak sawit oleh industri minyak goreng domestik dirumuskan sebagai berikut :
49 DMSIMG
t
= f HRMSD
t
, SHRMGD
t
, PMGD
t
, DMSIMG
t-1
Dengan demikian model persamaan regresi bagi permintaan minyak sawit Indonesia oleh industri minyak goreng dapat dirumuskan sebagai :
DMSIMG
t
= a + a
1
HRMSD
t
+ a
2
SHRMGD
t
+ a
3
PMGD
t
+ a
4
DMSIMG
t-1
+ e
t
Hipotesis : a
1
0; a
2,
a
3
0; 0 a
4
1 Keterangan :
DMSIMG = Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Minyak Goreng ton
HRMSD =
I Harga Riil Minyak Sawit Domestik 000 Rpton
SHRMGD = Selisih Harga Riil Minyak Goreng Domestik Riil 000 Rpton
PMGD =
I Produksi Minyak Goreng Domestik ton
DMSIMG
t-1
= Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Minyak Goreng Tahun Sebelumnya ton
e
t
= errorgalat
b. Permintaan Minyak Sawit Indonesia oleh Industri Margarin
Permintaan minyak sawit Indonesia oleh industri margarin dipengaruhi harga riil minyak sawit domestik, harga riil margarin domestik tahun sebelumnya
dan produksi margarin domestik. Spesifikasi model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi permintaan minyak sawit oleh industri margarin domestik
dapat dirumuskan sebagai berikut: DMSIMR
t
= f HRMSD
t
, HRMRD
t-1
, PMRD
t
Dengan demikian model persamaan regresi bagi permintaan minyak sawit oleh industri margarin domestik dapat dirumuskan sebagai:
DMSIMR
t
= b + b
1
HRMSD
t
+ b
2
HRMRD
t-1
+ b
3
PMRD
t
+ e
t
Hipotesis : b
1
0; b
2,
b
3
0; 0 b
4
1 Keterangan:
DMSIMR =
ii Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Margarin ton
HRMSD = Harga Riil Minyak Sawit Domestik 000 Rpton
HRMRD
t-1
= Harga Riil Margarin Domestik Tahun Sebelumnya 000 Rpton PMRD
= Produksi Margarin Domestik ton e
t
= error term