18
Tabel 10. Konsumsi Minyak Sawit oleh Industri Minyak Goreng Tahun 2007-2011 ton
Tahun Konsumsi Minyak Sawit oleh Industri Minyak Goreng
2007 5 319 848
2008 2 905 175
2009 2 174 965
2010 3 020 113
2011 5 371 458
Sumber: CIC 2012a
Peningkatan konsumsi minyak goreng antara lain disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk, semakin berkembangnya pabrik pengolahan
minyak goreng dan meningkatnya unit usaha makanan yang memanfaatkan minyak goreng sebagai komposisi bahan bakunya.
2.3.2. Industri Margarin
Sejalan dengan perkembangan teknologi produksi, bahan baku yang digunakan oleh industri margarin tidak lagi memanfaatkan minyak kelapa
melainkan minyak sawit. Tingginya permintaan dalam negeri maupun luar negeri memicu industri meningkatkan kapasitas produksi.
a. Jumlah Perusahaan dan Kapasitas Produksi Margarin
Komoditas margarin
merupakan produk
olahan makanan
yang memanfaatkan minyak sawit sebagai bahan bakunya. Berdasarkan prosesnya
margarin terbentuk dari minyak sawit pada fraksi padat yang disebut dengan stearin Suprihatini 2001. Saat ini terdapat 32 perusahaan yang turut serta dalam
bisnis margarin dan shortening. Tujuh belas perusahaan diantaranya adalah produsen pemegang merek yang memiliki kapasitas dan memproduksi sendiri
produk margarin ataupun shortening. Lima belas perusahaan lainnya adalah sebagai perusahaan impor yang mendatangkan produknya dari luar. Selain itu, ada
pula perusahaan impor yang melakukan makloon sewa produksi ke perusahaan lokal PT. CIC 2011.
Perkembangan produksi margarin sejalan dengan meningkatnya jumlah unit usaha roti dan kue di Indonesia. Berdasarkan Tabel 11, terdapat 17 industri
margarin yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dengan total kapasitas produksi 357 900 tontahun.
19
Tabel 11. Perusahaan dan Kapasitas Produksi Industri Margarin Tahun 2011
No. Provinsi
Industri Margarin
Share Kapasitas
Produksi tontahun
Share
1 DKI Jakarta
6 35.29
230 700 64.46
2 Jawa Barat
3 17.65
31 700 8.86
3 Jawa Timur
3 17.65
85 500 23.89
4 Jawa Tengah
1 5.88
900 0.25
5 Sumatera Utara
3 17.65
8 440 2.36
6 Sumatera Barat
1 5.88
660 0.18
Total 17
357 900 Sumber: Kementerian Perindustrian 2012
Industri margarin tersebar di 6 provinsi yakni, DKI Jakarta 6 perusahaan industri margarin dengan kapasitas produksi sebesar 230 700 tontahun dengan
kontribusi produksi margarin terbesar yaitu 64 persen Tabel 11. Provinsi Jawa Timur terdapat 3 perusahaan industri margarin dengan kapasitas produksi sebesar
8 500 tontahun atau share industri turunan minyak sawit sebesar 17.65 persen dan share kapasitas kilang sebesar 2.36 persen.
b. Perkembangan Produksi Margarin Berbahan Dasar Minyak Sawit
Berdasarkan Tabel 12, produksi margarin berbahan baku minyak sawit selama lima tahun mengalami peningkatan tiap tahun sebesar 8 persen.
Peningkatan ini antara lain dikarenakan meningkatnya jumlah permintaan industri boga yang memanfaatkan margarin sebagai bahan baku pembuatan roti dan kue
Anita 2011.
Tabel 12. Produksi Margarin Berbahan Dasar Minyak Sawit Tahun 2007- 2011
Tahun Produksi Margarin ton
Laju
2007 458 481
2008 459 646
0.25 2009
420 450 -8.53
2010 567 300
34.93 2011
610 459 7.58
Rata-rata Pertumbuhan 8.56
Sumber : CIC 2012b
Fluktuasi terhadap jumlah produksi margarin terjadi antara lain dikarenakan tingginya persaingan antar perusahaan kemudian ketersediaan bahan baku dalam
negeri yang terbatas menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menghasilkan produknya CIC 2011.
20
c. Konsumsi Minyak Sawit oleh Industri Margarin
Jumlah konsumsi didapatkan dengan menjumlahkan produksi dengan impor kemudian dikurangi dengan ekspor dengan demikian nilai konsumsi industri sama
dengan jumlah suplai minyak sawit domestik. Suplai dianggap sebagai konsumsi dengan asumsi stok nasional sama dengan nol dan seluruh bahan baku habis
dikonsumsi dalam tahun tersebut. Dalam` menduga konsumsi minyak sawit oleh industri margarin digunakan suatu asumsi yaitu untuk memproduksi 1 ton
margarin membutuhkan 0.8 ton minyak sawit dan 0.2 ton bahan tambahan lainnya CIC 2012.
Berdasarkan Tabel 13, diketahui bahwa konsumsi bahan baku oleh industri margarin digunakan pendekatan dengan jumlah konsumsi bahan baku dibagi
dengan suplai minyak sawit domestik.
Tabel 13. Konsumsi Minyak Sawit oleh Industri Margarin Tahun 2007-2011
Tahun Konsumsi Bahan Baku Industri Margarin ton
2007 285 260
2008 425 881
2009 434 563
2010 534 155
2011 487 957
Sumber : CIC 2012b
Menurut penelitian INDOCOMMERCIAL, No.417-16 Mei 2010 industri- industri yang turut berkontribusi dalam pemakaian margarin antara lain industri
roti, industri biskuit serta snack, margarin juga dikonsumsi oleh sektor industri lainnya seperti industri cokelat, perhotelan, jasa catering restoran, rumah tangga,
industri makanan jajanan seperti martabak dan lain-lain. Konsumsi minyak sawit oleh industri margarin pada tahun 2007 hingga 2011 mengalami peningkatan
Tabel 13. Peningkatan tersebut antara lain disebabkan oleh berkembangnya industri rotibakery, biskuit, snack dan lainnya karena industri-industri tersebut
mendominasi pemanfaatan margarin.
2.3.3. Industri Sabun Mandi dan Sabun Cuci Pemanfaatan minyak sawit pada industri non pangan didominasi oleh
industri sabun domestik. Dengan asumsi sabun mandi dan sabun cuci merupakan jenis sabun yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.
21
a. Jumlah Perusahaan dan Kapasitas Produksi Sabun
Sabun sebagai produk turunan minyak sawit serta sebagai produk yang banyak dikonsumsi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya pendapatan dan
gaya hidup masyarakat maka selera masyarakat dalam menggunakan sabun pun meningkat. Hal ini dimanfaatkan industri untuk meningkatkan inovasinya
mengikuti selera konsumen. Dalam Tabel 14, diperlihatkan informasi mengenai perkembangan industri sabun mandi dan sabun cuci pada beberapa provinsi di
Indonesia tahun 2011. Industri sabun sebagian besar berada di Pulau Jawa yaitu terdapat 33 industri dengan kapasitas industri total sebesar 335 848 ton terdiri dari
21 industri sabun mandi berkapasitas 278 230 ton dan 12 industri sabun cuci dengan kapasitas total 57 618 ton.
Tabel 14. Perbandingan Kapasitas Produksi Industri Sabun Tahun 2011
No Propinsi
Sabun Mandi tontahun Sabun Cuci tontahun
Perusahaan Kapasitas
Perusahaan Kapasitas
1 Sumut
2 11 400
6 39
200 2
Sumbar 1
600 3
7 250 3
Riau -
- 2
14 200 4
Lampung 1
14 400 1
7 200 5
DKI Jakarta 6
72 100 2
21 000 6
Jawa Barat 5
58 500 4
41 268 7
Jawa Tengah 3
9 250 1
3 000 8
Jawa Timur 7
110 980 5
18 750 9
Kalimantan Barat -
- 1
350 10
Sulawesi -
- 1
900 Total
25 277 230
26 153 118
Sumber: CIC 2012a
Berdasarkan penelitian Affudin 2007, pangsa pasar sabun merupakan yang terbesar ke-3 setelah minyak goreng dan margarin. Hal ini mengindikasikan
penguasaan pasar oleh produk sabun cukup tinggi sehingga meningkatkan peluang pengembangan produk sabun berbahan baku minyak sawit.
b. Perkembangan Produksi Sabun Mandi dan Sabun Cuci di Indonesia
Penelitian ini menggabungkan dua jenis sabun yang paling banyak digunakan oleh masyarakat yaitu sabun mandi dan sabun cuci deterjen. Produksi
sabun domestik sangat fluktuatif cenderung meningkat hal ini terlihat pada jumlah produksi tiap tahun. Berdasarkan Tabel 15, rata-rata laju produksi sabun berbahan
baku minyak sawit adalah 46.63 persen per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa peluang pengembangan sabun berbahan baku minyak sawit memiliki prospek
yang baik. Peningkatan produksi sabun sejalan dengan peningkatan jumlah