Jumlah Perusahaan dan Kapasitas Produksi Oleokimia
28 tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan dan subsidi bunga
oleh pemerintah. Selanjutnya pemerintah bekerjasama dengan melibatkan perusahaan di bidang usaha perkebunan sebagai mitra dalam pengembangan
perkebunan, pengolahan produk hilir hasil perkebunan yang bernilai tambah dan pemasaran hasil. Pendanaan pembiayaan 100 persen berasal dari dana perbankan
dengan subsidi bunga dari pemerintah. Secara umum, pembiayaan investasi tergantung kepada adanya kredit dan
iklim usaha yang berlaku. Keperluan kredit pun tidak hanya terbatas kepada kreditpembiayaan investasi di on farm tetapi juga kepada investasi pada
pengolahan, perdagangan dan asuransi. Kebutuhan akan dana investasi dilatarbelakangi oleh adanya kepentingan untuk meningkatkan kapasitas produksi
suatu sektor dalam perekonomian. Dana investasi yang dibutuhkan berjumlah besar jika ingin menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan catatan
tidak ada masalah efisiensi dari suatu perekonomian dalam menggunakan barang modal. Kebijakan percepatan pembangunan perkebunan tidak terlepas dari
keberadaan sumber dana investasi, ketersediaan dana investasi dan tingkat bunga pinjaman untuk dana investasi.
Mencermati kondisi pembiayaan hulu sampai hilir perkebunan di atas, pembiayaan perkebunan untuk keperluan investasi dan modal kerja pembangunan
perkebunan dapat dikatakan masih lemah. Kelangkaan modal, sistem penyaluran biaya secara komersial, dan kurangnya perhatian dari lembaga keuangan terhadap
perkebunan merupakan kelemahan pembangunan perkebunan di Indonesia. Pembiayaan perkebunan juga masih dihadapkan pada permasalahan klasik
pembiayaan melalui kredit, yaitu masalah sumber dan akses kredit terutama untuk petani. Selain itu, daya saing investasi juga lebih lemah dibandingkan negara-
negara produsen komoditas perkebunan lainnya. Demi meningkatkan masuknya investasi di bidang industri pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2008 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang fasilitas pajak penghasilan
untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu atau di daerah-daerah tertentu. Bentuk fasilitas yang diberikan berupa :
29 1. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30 persen dari jumlah penanaman
modal dibebankan selama 5 tahun; 2. Penyusutan dan amortisasi dipercepat;
3. Pengenaan PPh atas dividen yang dibayarkan kepada Subjek Pajak Luar Negeri sebesar 10 persen atau tarif tax treaty;
4. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun dan tidak lebih dari 10 tahun dengan persyaratan tertentu. Industri hilir kelapa sawit termasuk dalam
bidang usaha yang dapat diberikan fasilitas pajak penghasilan sebagaimana tercantum pada Lampiran I PP 62 Tahun 2008.
Adapun industri hilir minyak sawit yang termasuk dalam bidang usaha yang dapat diberikan fasilitas pajak penghasilan sebagaimana tercantum pada Lampiran
I PP 62 Tahun 2008 adalah industri oleokimia industri fatty acid, fatty alcohol, dan glycerin, industri bioenergi industri biodiesel, biooil, dan bioetanol anhidrat,
dan industri biolube.