49 DMSIMG
t
= f HRMSD
t
, SHRMGD
t
, PMGD
t
, DMSIMG
t-1
Dengan demikian model persamaan regresi bagi permintaan minyak sawit Indonesia oleh industri minyak goreng dapat dirumuskan sebagai :
DMSIMG
t
= a + a
1
HRMSD
t
+ a
2
SHRMGD
t
+ a
3
PMGD
t
+ a
4
DMSIMG
t-1
+ e
t
Hipotesis : a
1
0; a
2,
a
3
0; 0 a
4
1 Keterangan :
DMSIMG = Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Minyak Goreng ton
HRMSD =
I Harga Riil Minyak Sawit Domestik 000 Rpton
SHRMGD = Selisih Harga Riil Minyak Goreng Domestik Riil 000 Rpton
PMGD =
I Produksi Minyak Goreng Domestik ton
DMSIMG
t-1
= Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Minyak Goreng Tahun Sebelumnya ton
e
t
= errorgalat
b. Permintaan Minyak Sawit Indonesia oleh Industri Margarin
Permintaan minyak sawit Indonesia oleh industri margarin dipengaruhi harga riil minyak sawit domestik, harga riil margarin domestik tahun sebelumnya
dan produksi margarin domestik. Spesifikasi model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi permintaan minyak sawit oleh industri margarin domestik
dapat dirumuskan sebagai berikut: DMSIMR
t
= f HRMSD
t
, HRMRD
t-1
, PMRD
t
Dengan demikian model persamaan regresi bagi permintaan minyak sawit oleh industri margarin domestik dapat dirumuskan sebagai:
DMSIMR
t
= b + b
1
HRMSD
t
+ b
2
HRMRD
t-1
+ b
3
PMRD
t
+ e
t
Hipotesis : b
1
0; b
2,
b
3
0; 0 b
4
1 Keterangan:
DMSIMR =
ii Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Margarin ton
HRMSD = Harga Riil Minyak Sawit Domestik 000 Rpton
HRMRD
t-1
= Harga Riil Margarin Domestik Tahun Sebelumnya 000 Rpton PMRD
= Produksi Margarin Domestik ton e
t
= error term
50
c. ..
Permintaan Minyak Sawit Indonesia oleh Industri Sabun
Permintaan minyak sawit oleh industri sabun domestik dipengaruhi harga riil minyak sawit domestik, harga riil sabun domestik tahun sebelumnya, produksi
sabun domestik, dan permintaan minyak sawit oleh industri sabun tahun sebelumnya. Spesifikasi model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi
permintaan minyak sawit oleh industri sabun domestik dapat dirumuskan sebagai berikut:
DMSISB
t
= f HMSDR
t
, HRSBD
t-1
, PSBD
t,
DMSISB
t-1
Dengan demikian model persamaan regresi bagi permintaan minyak sawit oleh industri sabun domestik dapat dirumuskan sebagai:
DMSISB
t
= c + c
1
HRMSD
t
+ c
2
HRSBD
t-1
+ c
3
PSBD
t
+ c
4
DMSISB
t-1
+ e
t
Hipotesis : c
1
0; c
2,
c
3
0; 0 c
4
1 Keterangan :
DMSISB = Permintaan Minyak Sawit Industri Sabun ton HMSDR = Harga Riil Minyak Sawit Domestik 000 Rpton
HSBDR
t-1
= Harga Riil Sabun Domestik Tahun Sebelumnya 000 Rpton PSBD = Produksi Sabun Domestik ton
DMSISB
t-1
= Permintaan Minyak Sawit Industri Sabun Tahun Sebelumnya ton e
t
= errorgalat
d. Permintaan Minyak Sawit Indonesia oleh Industri Fatty Acid
Permintaan industri fatty acid pada minyak sawit Indonesia dipengaruhi laju harga riil minyak sawit domestik, selisih harga riil fatty acid domestik, produksi
fatty acid domestik, dan permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid domestik. Spesifikasi model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi
permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid domestik dapat dirumuskan sebagai berikut:
DMSIFA
t
= f THMSDR
t
, SHRFAD
t
, PFAD
t
, DMSIFA
t-1
Dengan demikian model persamaan regresi bagi permintaan minyak sawit oleh industri fatty acid domestik dapat dirumuskan sebagai:
DMSIFA
t
= d + d
1
THRMSD
t
+ d
2
SHRFAD
t
+ d
3
PFAD
t
+ d
4
DMSIFA
t-1
+ e
t
Hipotesis : d
1
0; d
2
, d
3
0; 0 d
4
1
51 keterangan:
DMSIFA = Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Fatty Acid ton
THRMSD = Laju Harga Riil Minyak Sawit Domestik 000 Rpton
SHRFAD = Selisih Harga Riil Fatty Acid Domestik 000 Rpton
PFAD = Produksi Fatty Acid yang dihasilkan ton
DMSIFA
t-1
= Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Fatty Acid Tahun Sebelumnya ton
e
t
= error term
4.2.2.2. Tahapan Pengujian Model
Metode estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ordinary Least Square OLS. Pengujian model dalam penelitian ini meliputi uji
ekonomi, uji statistik-F, uji statistik t, dan uji statistik durbin-h serta pengukuran elastisitas. Berikut adalah uraian lengkap mengenai prosedur analisis dalam
penelitian ini.
a. Uji Ekonomi
Uji ekonomi dalam penelitian ini adalah melihat kesesuaian tanda untuk setiap parameter dengan teori ekonomi yaitu apabila terjadi peningkatan pada
harga input bahan baku akan mengakibatkan penurunan permintaan industri terhadap jumlah input dengan demikian tanda dalam persamaan diharapkan
negatif. Peningkatan harga output akan berakibat pada meningkatnya permintaan bahan baku di industri pengolahan sehingga tanda parameter diharapkan positif.
Peningkatan produksi mengakibatkan permintaan bahan baku di industri pengolahan meningkat dengan demikian tanda parameter diharapkan positif.
b. Uji Statistik
Pengujian model
dengan pengujian
statistika dilakukan
dengan menggunakan uji statistik-F dan uji statistik-t.
b.1. Uji Statistik-F
Uji statistik-F adalah persamaan yang digunakan untuk menguji apakah variabel penjelas secara bersama-sama berpengaruh nyata atau tidak terhadap
variabel endogen. Hipotesis:
52 H
:
1
=
2
… , =
i
= 0 H
1
: minimal ada satu
i
≠ 0 keterangan :
i = banyaknya variabel bebas dalam suatu persamaan Apabila nilai peluang p-value uji statistik-
F taraf α = 5 maka tolak H
0.
Tolak H berarti variabel eksogen secara bersama-sama berpengaruh nyata
terhadap variabel penjelas.
b.2. Uji Statistik-t
Uji statistik-t adalah persamaan yang digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel penjelas berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel
endogen Juanda 2009. Rumus dalam menghitung t-hitung adalah sebagai berikut:
t
hitung
=
̅̅̅
keterangan: b
i
= koefisien variabel bebas ke-i yang diduga sb
i
= standar deviasi koefisien variabel bebas ke-i yang diduga Hipotesis:
H :
i
= 0; artinya suatu variabel bebas tidak memiliki pengaruh nyata terhadap permintaan minyak sawit Indonesia oleh industri minyak goreng,
margarin, sabun, dan fatty acid H
1
:
i
0; i = 1,2,3, . . . , n ; artinya suatu variabel bebas memiliki pengaruh nyata terhadap permintaan minyak sawit Indonesia oleh industri
minyak goreng, margarin, sabun, dan fatty acid kriteria uji :
Jika H
1
: a
i
0, bila p-value uji t α maka disimpulkan tolak H
H
1
: b
i
0, bila p-value uji t α maka disimpulkan tolak H
H
1
: c
i
≠ 0, bila p-value uji t αβ maka disimpulkan tolak H Pada penelitian ini menggunakan uji satu arah dan taraf α = 15 sehingga
jika nilai peluang p-value uji statistik- t taraf α = 15 maka tolak H
. Tolak H berarti suatu variabel penjelas berpengaruh nyata terhadap variabel endogen.