2. Uji Multikolinearitas METODE PENELITIAN
59 Pada tahun 2009 tidak hanya produksi minyak goreng yang mengalami
penurunan namun diikuti oleh industri margarin dan sabun sehingga nilai total produksi industri hilir mengalami penurunan yang lebih besar daripada tahun
2008. Adapun pada tahun 2010 dan 2011 terjadi peningkatan laju produksi minyak goreng sehingga nilai total produksi industri hilir mengalami peningkatan.
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa peranan produksi minyak goreng sangat besar memengaruhi perubahan nilai total produksi industri hilir. Hal
ini dikarenakan proporsi pemakaian minyak sawit oleh industri minyak goreng paling besar yaitu 56 persen Gambar 5.
Sumber: penulis 2013
Gambar 5. Pemakaian Minyak Sawit oleh Industri Minyak Goreng, Margarin, Sabun,
Fatty Acid, Biodiesel, dan Lainnya
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa selain industri minyak goreng terdapat industri-industri lain yang mampu menyerap
minyak sawit Indonesia yaitu industri fatty acid, margarin, dan sabun. Namun penyerapan minyak sawit oleh industri-industri tersebut kurang optimal, antara
lain dikarenakan, kinerja industri fatty acid nasional antara lain dipengaruhi oleh infrastruktur pelabuhan di luar Jawa yang tidak memadai bila dibiarkan terus
berlanjut maka akan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Hal tersebut menyebabkan pengenaan demurrage biaya kelebihan waktu dalam pemakaian
kontainer yang dibebankan pemilik kapal kepada produsen kemudian
Minyak Goreng, 56.82
Margarin, 5.16 Sabun, 9.86
Fatty Acid, 14.57
Biodiesel, 12.69
Lainnya, 0.9
60 permasalahan yang turut memengaruhi kinerja industri adalah pasokan listrik yang
terbatas sehingga mengganggu produksi CIC 2010. Oleh karena itu, jika pemerintah bertujuan memperluas pangsa pasar ekspor
minyak sawit menjadi ekspor produk hilir maka diperlukan sebuah studi lanjutan yang mengkaji mengenai penanaman modal asing dan penanaman modal dalam
negeri baik pada sub sektor industri pangan maupun non pangan sehingga mampu meningkatkan kinerja industri Muhammad 2002.
Penanaman modal sangat penting untuk membiayai pembangunan dan industri, karena dana yang dimiliki negara terbatas sehingga tidak cukup untuk
membiayai keseluruhan sektor belanja pembangunan, membayar pinjaman luar negeri dan membiayai subsidi. Jika tidak didukung dengan penanaman modal dari
swasta, program-progam pembangunan nasional akan berjalan lambat. Kekurangan dana pembangunan dapat ditutupi dengan mengandalkan sektor
swasta domestik, yakni bank, non bank dan pasar modal maupun dari swasta asing, baik berupa pinjaman ataupun investasi langsung Amin 2011.