62
Hal tersebut juga disampaikan oleh EW pada wawancara berikut ini: “anak-anak belajar sesuai dengan minat dan ketertarikan mereka
sehingga mereka bisa menjadi dirinya masing-masing, mereka masuk di SALAM juga tidak ada paksaan dari orang tuanya,
mereka mengikuti kesepakatan bersama disini, dan mereka berkembang sesuai dengan potensi mereka masing-masing
mbak.”EW, 13 Desember 2016. Dalam pengimplementasian pendidikan berbasis alam di Sanggar
Anak Alam SALAM, peserta didik memiliki hak untuk memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya karena
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan akan mempengaruhi proses belajarnya. Hal ini juga sesuai dengan pengamatan peneliti di
lapangan bahwa peserta didik diberi kebebasan untuk mengembangkan minat, potensi dan ketertarikannya masing-masing dalam pembelajaran.
Selain itu peserta didik juga senang belajar di Sanggar Anak Alam SALAM karena waktu belajar yang lebih luang. Hal ini diperkuat
dengan pendapat DN dalam wawancara sebagai berikut: “SALAM ini soalnya enak, waktunya lebih luang juga. Dulu aku
kan di pondok pesantren kabur mbak, kalo gak disiplin dihukum trus kalau bangun kesiangan diguyur air, terus gurunya galak-
galak. Terus dicarikan orangtua sekolah ini di SALAM ini, enak sih intinya.”DN, 13 Desember 2016.
Dengan demikian, Sanggar Anak Alam SALAM memberikan
waktu yang lebih luang untuk para peserta didik dalam pembelajaran. Tidak ada paksaan juga dari orang tua untuk belajar di Sanggar Anak
Alam SALAM sehingga peserta didik dengan senang belajar dan dengan bebas dalam mengembangkan minat,
potensi serta ketertariakannya masing-masing untuk belajar.
63
4. Karakteristik fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan berbasis
alam di Sanggar Anak Alam SALAM
Karakteristik pendidik dalam implementasi pendidikan berbasis alam di Sanggar Anak Alam SALAM yaitu mampu memfasilitasi,
mendampingi dan membebaskan peserta didik agar peserta didik aktif serta bisa belajar dengan mandiri. Selain itu pendidik juga menjaga dan
mencatat proses pembelajaran, meliputi perencanaan sampai evaluasi. Sebagaimana pernyataan Ibu EW dalam wawancara sebagai berikut:
“saya disini sebagai fasilitator untuk memfasilitasi anak-anak, jadi bukan hanya mengajari mereka tetapi bagaimana kita
membebaskan anak biar mereka aktif bisa belajar dengan mandiri. Juga bukan cara gampang terkadang ada anak yang
kurang kritis terkadangkan kalo tidak disuruh tidak dijalankan itukan menjadi tantang kami. Jadi kami memfasilitasinya dengan
cara pacingan-pancingan memberikan dorongan kepada anak agar bisa aktif. Jadi kita ada kasusnya seperti itu iya merupakan selain
tantang kita dituntut kreatif bagaimana cara kita menyajikan materi untuk sesuai kreatif tanpa langsung memberikan bagaiman
anak itu bisa terpancing untuk berani mengungkapkan. Prosesnya tidak begitu cepat dalam artian A sampai Z, jadi kita memang
gimana anak ini terpancing kita membutuhkan usaha...”EW, 13 Desember 2016.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Ibu WY dalam wawancara berikut ini:
“...disini pendidik ya menjadi peserta didik dan peserta didik menjadi pendidik. Ya kita sama-sama aja sih mbak, sama-sama
saling belajar dan saling bekerja sama dalam hal apapun termasuk dalam pembelajaran.”WY, 28 Desember 2016.
Hal ini juga disampaikan oleh Saudara YT dalam wawancara berikut ini: “...pada dasarnya fasilitator itu fasilitator untuk semua, kemudian
masing-masing itu punya tanggung jawab di kelas tertentu untuk menjaga dan mencatat proses, meliputi perencanaan sampai
evaluasi.”YT, 06 Desember 2016.
64
Kemudian diperkuat juga oleh Ibu WD: “...fasilitator ya memfasilitasi dan mendampingi anak-anak dalam
melakukan daur belajar yang ada di SALAM. Yang jelas harus punya kepekaan terhadap anak, karena jika di kelas ada 15 anak
berarti ada 15 karakter yang berbeda-beda yang tidak bisa kita samakan dan tuntutannya juga gak bisa kita samakan juga. Jadi
masing-masing anak punya keunikan sendiri-sendiri. Selain itu fasilitator juga harus mengetahui seperti apa sih anak ini? Strategi
apa yang harus kita gunakan supaya anak ini bisa maksimal dalam belajar.” WD, 14 Desember 2016.
Dalam pengimplementasian pendidikan berbasis alam di Sanggar
Anak Alam SALAM, pendidik bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan berbasis alam dengan memfasilitasi seluruh
kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu Sanggar Anak Alam SALAM mempunyai kualifikasi pendidik yaitu fasilitator harus
memiliki keinginan untuk belajar bersama-sama, mencintai anak-anak, tidak memandang tingkat pendidikan fasilitator. Sebagaimana pernyataan
Ibu WY dalam wawancara sebagai berikut: “ada kriterianya yang jelas mereka mau belajar, mereka mencintai
anak-anak itu yang utama. Karena sekalipun mereka S1, S2, atau S3 kalau gak mau belajar ya itu stak aja, ilmu pengetahuan kan
berkembang. Nah makanya mereka harus mau belajar, mau mengembangkan diri itu yang menjadi kriteria utama. Disini
fasilitatornya kebetulan semua sarjana, tapi yang penting disini itu fasilitator mau belajar jadi gak harus lulusan sarjana atau apa.
Setiap semester juga ada rolling antar fasilitator mbak, jadi tiap semester pindah kelas gitu...”WY, 28 Desember 2016.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Saudara YT dalam wawancara berikut ini:
“untuk jadi fasilitator disini itu hanya perlu mau belajar aja sih, gak memandang dia lulusan apa, yang paling penting disini para
fasilitator mau belajar bersama-sama dengan anak-anak maupun dengan sesama fasilitator. Selain itu juga menjadi teman untuk