Intelligensi dan Pembelajaran KEMAMPUAN DAN

116 117 PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN untuk merespon, mengadaptasi apa yang ada disekelilingnya dengan cara menggunakan berfikir, merasa dan bertindak. Multiple intelligence sebagai satu gagasan bahwa kecerdasan yang dimiliki manusia adalah beragam, dan masing masing individu memiliki keunikan tidak sama satu dengan lainnya. Proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah harus memperhatikan keragamam keceradasan yang dimiliki anak, dengan cara seperti ini, potensi dan hak anak akan dapat dihargai atas dasar perbedaan dan kemampuan. Akhirnya anak akan nyaman belajar dan dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Seorang guru sebaiknya memiliki wawasan multiple intelligence untuk merancang kurikulum, mengembangkan metodologi pem- belajaran, dan mengevaluasi hasil belajar anak. Pendidikan adalah sebuah proses memberikan lingkungan agar peserta didik dapat berinteraksi dengan lingkungan untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Kemampuan tersebut dapat berupa kemampuan kognitif yakni mengasah pengetahuan, kemampuan afektif mengasah kepekaan perasaan, dan kemampuan psikomotorik yakni keterampilan melakukan sesuatu. Dengan tiga kemampuan ini menurut Binyamin S. Bloom 1956 seorang peserta didik diharapkan dapat disiapkan menjadi individu yang siap memasuki dunia di luar sekolah. Akan tetapi kenyataan yang terjadi kini, kemampuan seseorang di luar sekolah sangat kompleks. Kemampuan kemampuan tersebut disamping kemampuan yang ada pada dirinya secara internal juga kemampuan yang ada di luar dirinya secara eksternal. Sebagai contoh kemampuan seseorang untuk Sebagai contoh: Seorang anak berusia 7 tahun 6 bulan CA, akan dites IQ nya. Maka soal tes yang diberikan akan diturunkan satu tahun dari usia anak tersebut yakni tahun ke 6. Soal akan terus diberikan hingga anak tersebut dapat menjawab semua soal dengan benar disebut juga dengan basal. Misalkan, pada tahun ke 6 sudah menemukan basal, maka soal akan dinaikan kembali ke usia berikutnya hingga si anak tidak mampu menjawab semua soal dengan benar disebut juga dengan ceiling. CA = 7 tahun 6 bulan [7 x 12 bulan] + [6 bulan] = 90 bulan Misal, basal = 6 tahun Grade 7 tahun = 3 tes berhasil = 6 bulan Grade 8 tahun = 4 tes berhasil = 8 bulan Grade 9 tahun = 1 tes berhasil = 2 bulan Grade 10 tahun = ceiling MA = 6 tahun 16 bulan atau 7 tahun 4 bulan [6 x 12 bulan] + [16bulan] = 88 bulan average rata-rata Perlu diperhatikan bahwa hasil tes IQ seseorang dapat bervariasi disebabkan oleh keslahan dalam mengukur, pengaruh latihan, cara mengetes yang salah serta bervariasinya dalam pertumbuhan intelektual Lumbantobing, 2001: 31

E. Intelligensi dan Pembelajaran

Intelligence adalah satu kecerdasan yang dimiliki manusia 118 119 PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN percepatan intelektual atau di ranah kognitif. Sebaliknya, tidak membuat siswa memperoleh percepatan perkembangan di ranah afektif dan psikomotorik. “Perkembangan akademik siswa akselerasi memang dipercepat, tetapi lain. Perkembangan kecerdasan logika dan kecerdasan verbal mampu diakselerasi, tetapi jenis kecerdasan yang lain tidak dipercepat,” ungkap Asmadi Alsa dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Rabu 66 di UGM. Asmadi menyampaikan pidato berjudul Keunggulan dan Kelemahan Program Akselerasi di SMA Tinjauan Psikologis Pendidikan. Menurut Asmadi, kendala utama tidak tercapainya standar kompetensi siswa kelas akselerasi pada perkembangan ranah afeksi adalah kurikulum yang padat dan adanya ujian nasional yang hanya mengutamakan faktor kognitif. Dalam kelas akselerasi, aktivitas belajar yang padat memang mampu meningkatkan regulasi diri dalam belajar sehingga siswa lebih memiliki semangat belajar. Namun, secara umum di kelas akselerasi kurang memer- hatikan perkembangan ranah afektif. Ia memberi contoh beberapa mata pelajaran yang diasumsi- kan dapat menumbuhkan ranah afeksi, seperti pelajaran Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial dan lainnya, tidak berhasil menumbuhkan afeksi siswa. Menurutnya, penyebabnya karena metode pembelajaran yang dipakai guru masih konvensional dengan model ceramah. Metode seperti itu diterima siswa sebatas pengetahuan. Kegiatan ekstrakulikuler yang menjadi media belajar efektif untuk mengembangkan ranah afeksi justru kurang termanfaatkan. Ini karena siswa tidak memiliki banyak waktu untuk kegiatan ekstrakulikuler akibat padatnya tugas-tugas belajar. Asmadi mengingatkan, siswa kelas akselerasi yang dituntut melakukan kerjasama dengan orang lain berpartisipasi dalam satu kelompok kini menjadi bagian penting bila individu ingin sukses meraih apa yang ia inginkan. Ini artinya bahwa kemampuan kemampuan yang dibatasi selama ini sudah saatnya dirubah dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan dunia luar sekolah. Dalam hal mengakomodir berbagai kemampuan pada seorang peserta didik, kemampuan ganda atau multiple in- telligence adalah satu bagian penting yang harus diperkenalkan. Artinya peserta didik sejak dini sudah harus diberi wawasan, kegiatan, orientasi yang merupakan bentuk lingkungan agar mereka dapat mengembangkan diri sesuai dengan nilai nilai yang ada di luar sekolah. Ini maksudnya adalah memperkenalkan mutiple intelligence dalam kegiatan pembelajaran harus dilakukan, dan tentunya memerlukan satu pembahasan yang baik. Pembahasan dimaksudkan untuk memberikan satu penjelasan, dimana multiple intelligence adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran siswa di kelas, di luar kelas yang secara keseluruhan adalah bagian dari tanggungjawab guru.

F. Suplemen