36 37
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya. Pewarisan ini
terjadi melalui proses genetis. Wasty Soemanto,1987:78. Itulah sebabnya maka dalam dunia pendidikan juga dibutuhkan
ilmu ilmu biologi yang memang mempunyai kaitan erat dengan psikologi pertumbuhan anak.
Pembahasan tentang hereditas sebagai sebuah gejala yang dialami oleh seorang anak tentu akan mengarah pada proses
berlangsungnya hereditas tersebut, kemudian prinsip prinsip apa yang akan muncul dari keberlangsungan hereditas. Berikut
akan dijabarkan satu persatu.
. Proses ereditas
Hereditas pada seorang anak adalah berupa warisan “specific genes”
yang berasal dari kedua orang tuanya “Genes” ini terhimpun di dalam kromoson-kromoson atau “colored bodies”. Kromoson-
kromoson, baik dari pihak ayah ataupun dari pihak ibu ber- interaksi membentuk pasangan pasangan. Dua anggota dari
masing masing pasangan memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Dalam pada itu masing masing individu mulai hidup dengan satu sel di dalam indung telur yang telah dibuahi oleh satu
sperma. Sel ini berbagi menjadi dua, masing masing berbagi lagi menjadi dua, sekali lagi menjadi dua dan seterusnya sehingga
membentuk organ. Proses pembagian sel ini disebut dengan “mitosis”. Menurut para ahli disebutkan bahwa; semua sel
dalam badan memiliki hereditas identik sebagai akibat dari adanya proses individuasi dan diferensiasi. Wasty Soemanto,
serta, c. penghayatan hati agar dapat menyadari arti dan keber- adaan dirinya ditengan tengah kehidupan.
Pendekatan psikologi modren tentu tidak memihak pada satu dari dua jalan di atas, dimana mengupayakan satu konsepsi
dengan pendayagunaan potensi anak bukan hanya disadarkan pada aspek kemampuan yang ibheren pada anak. Akan tetapi
juga kemampuan pengelolaan yang kuat untuk membimbing dan membina potensi tadi.
Adalah justru psikologi kognitif lebih mengarahkan pada adanya keterpaduan yang mampu memberikan jembatan antara
perkembangan kogitif dengan usaha yang dilakukan lewat penciptaan lingkungan yang telah dan terpadu. Artinya penciptaan
lingkungan yang dapat menyuburkan perkembangan kognitif anak harus dimulai dari lingkungan, orang tua kemudian guru.
Orang tua lebih memberikan kesempatan kreatifitas anak, dan guru memberikan bimbingan kemajuan fikiran anak sekaligus
orang tua dan guru memberikan pengendalian kognitif anak.
C. Faktor Hereditas dan Prinsip Prinsipnya
Faktor hereditas dalam hal ini adalah sifat sifat atau ciri yang diperoleh pada seorang anak atas dasar keturunan atau
pewarisan dari generasi kegenerasi melalui sel benih. Sifat sifat ciri pembawaan tersebut ada dari pembawaan sejak lahir,
dan masih merupakan benih, yang masih merupakan kekuatan potensi terpendam dalam diri seseorang. Potensi baru akan
aktual dan tumbuh serta berkembang setelah mendapatkan rangsangan rangsangan dan pengaruh dari luarfaktor eksten.
Dalam kedudukannya pada proses pendidikan, hereditas
38 39
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
1987:79. Namun yang pasti setiap sel terdeferensiasi sebagian menjadi sel mata, sebagian menjadi sel telinga dan seterusnya.
Kelangsungan proses di atas terjadi apabila dua individu berlainan jenis kelamin melakukan perkawinan terjadilah proses
genetis seperti tadi kesemuanya dalam rangka membentuk individu baru. Dalam hal ini Janathan L. Freeman memberi
penegasan: Along the length of each chromosome are a number of areas called genes. The structure of the DNA in a pair of genes
one on each chromosome determines the exact chemical nature of paraticular proteins within the cell. Since these proteins, called
enzymes, control the function of the cell, ultimately it is the genes that determine how the cell functions.
Jonathan L. Freeman, 1978:243.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa telah ditemukan adanya ketentuan ketentuan yang alami berlaku untuk proses genetika
dari orang tua kepada anak. Sehingga rumus DNA menjadi populer sebagai panduan untuk melihat hal ini, apa dan bagaimana
dasar dasar biologi yang dapat memberikan konstribusi terhadap anak sebagai keturunan.
Untuk catatan dalam hal ini bahwa dalam pendekatan biologis terdapat satu aturan sistem yang memberikan pedoman
bagi psikologi pendidikan dimana anak dalam kelahiran dan pertumbuhan telah diawali dari adanya garis keturunan yang
tidak terpisah dengan orang tuanya. Untuk itu nativisme yang menjadi aliran dalam hal ini sangat penting sebagai bagian
kajian yang harus ditelusuri lebih jauh.
. Prinsip Prinsip ereditas
Prinsip dalam hal ini adalah aturan yang memang menjadi hukum atau bagian teori yang menjadi pedoman bagi ilmuan
atau pengguna untuk menjadikan hereditas sebagai landasan pendidikan.
Dari beberapa penelitian tentang prinsip hereditas menurut catatan Tadjab,1994:29 bahwa diketemukan beberapa hal
yang utama yakni: 1. Prinsip reproduksi; artinya menghasilkan atau membuat
kembali. Dalam hal ini proses penurunan sifat atau ciri hereditas tersebut melalui sel benih, kemudian cirinya
dalam bentuk nyata, maka anak harus mengulang kembali dari awal pertumbuhan dan perkembangan serta peng-
alaman yang telah dialami oleh generasai pen-dahulunya.
2. Prinsip konformitas; yakni setiap jenis makhluk menurun- kan jenisnya sendiri dalam hal ini tidak akan melahirkan
atau menurunkan sifat sifat atau ciri-ciri makhluk lain yang bukan cirisifatnya. Prinsip ini termasuk aliran
yang menolak bahwa manusia adalah keturunan dari makhluk jenis lain.
3. Prinsip variasi; artinya setiap individu disamping mewarisi sifat atau ciri umum yang sama, juga mewarisi sifat
atau ciri yang berbeda beda. Anak yang berasal dari orang tua yang sama, bahkan anak kembar sekalipun mem-
punyai sifat atau ciri yang berbeda. Adalah tidak benar bila dua orang manusia mempunyai sifat dan ciri yang
persisi sama di muka bumi ini.
40 41
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
4. Prinsip regresi filial; adalah sifat atau ciri yang diturunkan dari generasi kegenerasi akan cenderung menuju kearah
rata rata. Prinsip ini memberikan pengertian bahwa anak dari orang tua yang sangat cerdas menunjukkan
kecenderungan untuk menjadi kurang cerdas daripada orang tuanya. Sebaliknya anak dari orang tua yang
lemah akan cenderung menjadi lebih pintar
D. Pembelajaran yang Mempertimbangkan Potensi Anak