Lingkungan yang Mendukung KECAKAPAN BERBAHASA

150 151 PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN lingkungan. Harus diakui, bahwa sebagian masyarakat kita belum menjadikan membaca adalah kebutuhan, apakah itu disebabkan oleh kondisi masyarakat itu sendiri atau oleh sistem pemerintahan yang ada. Lemahnya budaya membaca ini bukan hanya terletak pada mayarakat, juga pemerintah. Banyak pe- merintah daerah pemda yag tidak menganggap penting sebuah perpustakaan atau teman bacaan masyarakat. Suharmansyah, Sindo, 18 Juli 2008, hal.13. Setelah lingkungan yang tidak baik, ternyata kesulitan belajar berbahaa juga ada pada faktor diri anak. Sampai pada faktor internal anak, maka banyak hal yang harus diperhatikan menurut Lovitt 1989 sebagaimana dikutip Muliyono bahwa kesulitan belajar bahasa disebabkan lima faktor yakni; a kekurangan kognitif, b kekurangan dalam memori, c kekurangan kemampuan melakukan evaluasi, d kekurangan kemampuan memproduksi bahasa dan e kekurangan dalam bidang pragmatik atau penggunaan fungsional bahasa. Abdurrahman, 1994:162 Pada gilirannya tanggungjawab individu, tanggungjawab, keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat, dan pemerintah harus menjadi satu kesatuan untuk menciptakan lingkungan yang dapat mendukung pembelajaran bahasa. Hal ini harus didasarkan pada satu pandangan dimana bahasa bukan hanya kebutuhan individu, akan tetapi persoalan masyarakat, budaya dalam arti yang lebih luas. Tiga aspek penyebab pergeseran bahasa atau pelestariannya, yaitu;  Pelestarian bahasa sebagai fungsi keutuhan kelompok, terutama yang menyangkut loyalitas kelompok terhadap kenasionalan.

D. Lingkungan yang Mendukung

Ketika lingkungan menjadi bagian dari proses pembelajaran, maka situasi, sarana dan fasilitas, proses komunikasi semua orang yang terlibat menjadi bagian penting yang mendukung terjadinya proses pembelajaran tersebut. Dapat dibayangkan, bila orang tua disamping bahasa ibu, ia mencoba memberikan ketrampilan bahasa asing di rumahnya, apakah pada saat hari hari tertentu, atau waktu waktu tertentu, kepada anggota keluarga, hal ini akan menjadi suasana yang menyenangkan. Suasana dalam hal ini adalah bagian dari kemampuan orang tua dalam mesetting keadaan, sebagai contoh apabila orang tua membuat kesepakatan pada anak apabila hari sabtu dan hari minggu, maka bahasa yang digunakan di rumah sebaiknya bahasa Inggeris, apabila pulang kampung pada keluarga di desa maka mereka menggunakan bahasa daerah. Pembiasaan dari kesepakatan ini, akan mengikat anak untuk ikut serta dan menyenangkan. Jadi lingkungan akan menjadi bagian dari pendukung proses penguasaan bahasa asing pada diri anak. Betapa tidak karena bagaimanapun rumah dalam keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi anak untuk belajar. Dalam hal ini pernah ditegaskan bahwa; rumah adalah lingkungan pertama anak anak dididik dengan pengetahuan dasar. Dengan kepedulian orangtua, buah hati bisa mempraktikkan langsung bahasa asing di rumah. Bernadette Lilia Nova, Sindo, Minggu.13 Juli 2008 hal.35 Faktor lain yang menjadikan keberhasilan dalam mempelajari bahasa adalah budaya atau kebiasaan yang dilakukan oleh 152 153 PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN  Psikologi anak anak yang dihadapinya  Tipoligi anak anak  Ciri ciri khas kelompok anak anak tertentu  Psikologi anak anak secara perseorangan, dan sebagainya. Faisal,1995:369 Bila pembelajaran bahasa dilakukan dengan pola komunikasi yang baik, maka bahasa harus dapat dijadikan bagian dari emosi anak. Menurut kami ada beberapa hal penting dalam pembelajaran bahasa ini yakni sebagai berikut: a. Seorang guru dalam merancang pembelajaran bahasa asing, harus melibatkan seluruh aspek seluruh komponen baik lingkungan, sumber seluruh orang untuk turut serta mensukseskan pembelajaran bahasa asing. b. Pembelajaran bahasa asing anggap sebagai kebutuhan, yang pada gilirannya menjadi kesenangan untuk dapat dipelajari lebih jauh. Namun harus dihindari bahwa belajar bahasa asing bukan dengan paksaan yang harus mengejar silabus atau target. c. Menanggulangi kelemahan pada point di atas, jadikan belajar bahasa asing adalah sebuah keterampilan, karena keteramilan maka strategi yang dikembangkan dapat lebih diarahkan pada pelatihan pelatihan praktis. Kecen- derungan guru dalam berusaha mengajarkan keterampilan ketrampilan verbal secara terpisah atau di luar konteks bisa menjadi satu alasan mengapa siswa tidak menguasai- nya.Campbell, 2006:13 Setelah menelaah beberapa prinsip utama dalam meng-  Penduduk kota cenderung lebih peka terhadap pergeseran bahasa dibandingkan dengan penduduk desa.  Bahasa dengan prestise lebih tinggi akan mendesak bahasa yang memiliki prestise kurang. Feisal,1995:360. Apabila kita mampu menjadikan lingkungan adalah bagian dari proses pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa, maka sumber belajar dan lingkungan adalah pendukung keber- hasilan belajar, termasuk belajar bahasa asing. Lingkungan yang baik bukanlah kelengkapan atau canggihnya sarana dan fasilitas belajar, akan tetapi fungsional dari masing masing unsur untuk terlibat secara tepat mendukung proses belajar yang sedang terjadi.

E. Pembelajaran untuk Kecakapan Berbahasa