214 215
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
terjadi karena informasi lama ditimbuni informasi informasi baru. Jenis lupa ini disyaratkan dalam Firman Allah: Kami
akan membacakan Al Qur‘an kepadamu Muhammad maka kami tidak akan lupa”.
QS,87:6 2. Lupa mengandung makna lalai. Misalnya seseorang yang
lupa akan apa yang akan dikerjakannya atau yang akan dibicarakanya kepada orang lain. Kejadian ini pernah
dicontohkan dalam Al-Quran, ketika murid Musa lupa menceritakan bahwa ikan bekal mereka telah berjalan menuju
laut. Firman Allah; Muridnya menjawab: Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka
sesungguhnya aku lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya
kecuali setan, dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali
. QS,18:63. 3. Lupa dengan pengertian hilang perhatian terhadap sesuatu
hal. Contohnya: “Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah pun melupakan mereka
”. QS, 9:67. Dalam al Quran penyebab lupa ada dua yakni: karena
sifat alami manusia yang memang memiliki keterbatasan, dan karena godaan syetan “Syetan telah menguasai mereka lalu
menjadikan mereka lupa bahwa sesungguhnya golongan setan
tulah golongan yang merugi .QS,58:19, begitu juga pada ayat
yang lain “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah
” QS,2: 286. Dalam beribadah sifat alami manusia kadang muncul seperti
terjadinya lupa di saat shalat. Untuk ini terdapat satu sarana yang disebut dengan sujud Sahwi. Sujud sahwi adalah dua
materi yang disampaikan mudah dikenal, dipahami dan diingat artinya tidak dilupakan peserta didik.
c. Seorang pendidik harus memberi penguatan dalam proses pembelajaran, agar materi yang disampaikan benar
benar sampai kepada sasaran yang diinginkan.
Mengapa kita optimis dapat mengendalikan lupa, karena pada dasarnya lupa adalah bagian dari proses kerja otak manusia.
Sebagai sebuah alat pengenalan pola, otak hampir hampir tidak ada yang menyamai. Ia mampu menyimpan hampir setiap
potongan data yang diserapnya. Semakin luas anda mengait ngaitkan berbagai hal hal semakin banyak anda belajar. Jeannette
Vos sebuah pesan dalam lokakarya Learning Revolution international, yang mencaku teknik memori berbasis otak Gordon
Dryden,2001:131. Artinya bahwa belajar dengan cara mencari berbagai hal yang terkait dengan obyek, maka akan memperkaya
berbagai informasi. Dan ternyata daya tampung otak pada usia tertentu akan mendukung pengkayaan tersebut.
C. Lupa dalam Referensi Agama Islam
Dalam agama Islam referensi tentang “lupa” banyak dijumpai, apakah dalam kisah, maupun dalam berbagai perintah dan
ajaran. Lupa menurut Usman Najati 1985:228 dibedakan dalam
tiga jenis: 1. Lupa yang terjadi pada benak mengenai berbagai peristiwa
dan informsi yang telah diperoleh seelumnya. Lupa ini
216 217
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Sepanjang hidup kita mengalami sebuah proses yakni mengetahui berbagai materi, fakta, kejadian dan lain sebagainya.
Pengetahuan tersebut ada yang dibutuhkan untuk direcall atau dipanggil kembali untuk kepentingan pengembangan penge-
tahuan yang akan datang. Kemampuan kita memanggil akan menghasilkan prestasi, ketidak mampuan kita memanggil atau
gagal dalam pemanggilan itulah yang disebut lupa. Dan sebagian kita pernah mengalami dan menganggap ini merupakan hal
yang manusiawi.
Kita memahami bahwa lupa merupakan hal yang wajar atau alami, maka dengan mengenali lebih jauh apa, kapan
dan faktor apa penyebab terjadinya lupa, untuk itu banyak hal yang dapat dilakukan agar lupa dapat dihindari. Lupa pasti
pernah terjadi, namun kita mampu mengendalikannya dengan cara mengelola informasi secara baik, merancang pembalajaran
secara tepat, hal ini akan memberikan ingatan yang lebih kuat bagi peserta didik. Dan lupapun akan menjauh dari ingatan
kita. Wallahu a‘lam.
D. Bimbingan Belajar
Masalah belajar merupakan kegiatan inti dalam proses pembelajaran khususnya di lembaga pendidikan. Untuk itu
masalah yang menyangkut dengan persoalan belajar sejak perencanaan, kegiatan atau proses, evaluasi sejak pada tindak
lanjut kegiatan pembelajaran merupakan hal penting yang harus selalu diperhatikan biak oleh peserta didik terlebih lebih
bagi pendidik sendiri.
Masalah belajar dapat diartikan sebagai suatu keadaan kali sujud yang dilakukan orang shalat untuk menambal
kekurangsempurnaan shalatnya lantaran terkena lupa. Sebab kelupaan ada tiga; kelebihan, kekurangan dan keraguan.
Kelebihan tambah: Jika yang shalat sengaja menambahkan berdiri, duduk, ruku’ atau sujud, batal-lah shalatnya. Jika ia
lupa akan kelebihannya dan baru sadar ketika sudah selesai, maka ia wajib sujud sahwi. Jika sadarnya itu terjadi di tengah-
tengah shalat, hendaklah ia kembali ke shalatnya lalu sujud sahwi. Contohnya, jika ia lupa shalat Zuhur lima raka’at dan
baru ingat sedang tasyahud, hendaklah ia sujud sahwi dan salam. Jika ingatnya itu di tengah-tengah raka’at kelima,
hendaklah langsung duduk tasyahud dan salam. setelah itu sujud sahwi dan salam. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
Utsaimin 2002.
Bagian terakhir dari hal ini adalah bahwa agama Islam juga memberi beberapa solusi untuk mengurangi lupa. Terapi
mengurangi lupa adalah dengan malakukan satu kegiatan yang terus mengingat satu hal yakni dengan berfikir, hal ini dijelaskan
dalam firah Allah: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda
tanda bagi orang orang yang berakal, Yaitu orang orang yang meningat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dana bumi seraya berkata, “Ya tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. QS,3:190-191. Sementara
pada ayat lain disebutkan; “Hai orang orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah dengn zikir yang sebanyak banyaknya.
Dan bertasbilah kepada Nya di waktu pagi dan petang , QS,33:41.
218 219
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
pembelajaran berlangsung. Menurut pandangan ini maka fungsi guru untuk membimbing siswa yang dapat diharapkan dari
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
2. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah masalah pribadi yang dihadapinya.
3. Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
4. Memberikan kesempatan yang menandai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya.
5. Mengenal dan memahami setiap siswa secara individual maupun secara kelompok. Abu Ahmadi, Widodo S,
1991:110.
Dalam batasan pembahasan ini hanya ditegaskan bahwa bimbingan terhadap kegiatan belajar siswa harus dilakukan
oleh pendidik, karena disamping fungsinya sebagai pendidik pengajar, dan pembimbing juga pengganti orang tua. Peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar, lupa dan banyak lagi hambatan akan dapat diselesaikan persoalannya bila kegiatan
bimbingan dilakukan oleh pendidik.
E. Pembelajaran untuk Mengatasi Masalah