Semakin matang seseorang itu semakin terbuka sedangkan seseorang fanatik tertutup artinya tidak memiliki karakter. Seseorang yang tidak memiliki karakter
akan dikuasai oleh kekuasaan tertentu sedangkan seseorang yang berkarakter memiliki keyakinan diri, pemahaman terbuka, dan berprinsip. Orang yang sudah
pernah mengikuti pendampingan di MMM akan memiliki karakter yang berani berpendapat, berprinsip, dan terbuka serta kritis seperti Romo van Lith CL 13.
179
b. Persepsi Pengunjung Terhadap MMM Sebagai Sarana Pendidikan
Karakter 1
Tujuan Awal Datang ke Museum
Tujuan awal sejumlah pengunjung yang datang ke MMM itu bermacam- macam. Ada pengunjung yang bertujuan dalam rangka ziarah ke Sendang Sono
dan kerkoff lalu sekaligus mengunjungi museum.
180
Ada pula pengunjung yang kunjungannya berkaitan dengan himbauan dari Uskup Jakarta untuk
mengamalkan Pancasila dan menghargai jasa para pahlawan termasuk pahlawan yang beragama Katolik. Kunjungan ini tidak hanya sekedar mampir saja tetapi
sudah direncanakan sebelumnya CL 9.
181
Tujuan pengunjung lainnya datang ke museum antara lain dalam rangka mengikuti kegiatan MOS Masa Orientasi
Siswa yang merupakan bagian dari acara pengenalan lingkungan dan untuk magang dan mempelajari sistem edukasi di MMM CL 10 dan CL 11.
182
179
Hasil wawancara dengan Romo Bambang, Pr. pada tanggal 17 Mei 2017
180
Hasil wawancara dengan Tia pada tanggal 22 April 2017, Ibu Harjono pada tanggal 11 Mei 2017, Bapak Jimmy pada tanggal 11 Mei 2017, dan Bapak Paulus pada tanggal 18 Mei 2017.
181
Hasil wawancara dengan Bapak Jimmy, loc. cit.
182
Hasil wawancara dengan Angel dan Sari pada tanggal 15 Mei 2017, dan Ryan 18 Mei 2017
2 Kesan Pengunjung terhadap MMM
Sebelum berkunjung sejumlah pengunjung memiliki gambaran tentang MMM adalah museum yang hanya berisikan benda-benda peninggalan misionaris
pada masa lalu dan benda peninggalan untuk mengenang jasa Romo van Lith.
183
Rupanya setelah berkunjung pengunjung memiliki gambaran baru mengenai MMM. MMM memiliki berbagai benda yang berkaitan dengan perjalanan para
misionaris baik dari dalam negeri maupun luar negeri CL 14.
184
Mereka juga terkesan dengan tokoh-tokoh teladan yang ditampilkan di MMM.
185
Pengunjung umumnya terkesan dengan Romo van Lith CL 1 dan CL 7,
186
Barnabas Sarikrama CL 8 dan CL 11,
187
dan Mgr. Ignatius Suharyo CL 14.
188
Pengunjung juga menuliskan kesannya di dalam Buku Kesan Pengunjung MMM. Beberapa kesan pengunjung dalam penelitian ini didapatkan dari Buku
Kesan Pengunjung tahun 2013 hingga 2016 selengkapnya lihat lampiran halaman 180-184. Kesan pengunjung tersebut antara lain: bermanfaat bagi umat
beriman dalam mengemban tugas pelayan dalam masyarakat dan mengingatkan kembali akan sejarah pahlawan iman Katolik,
189
menyadarkan seseorang untuk berintropeksi diri,
190
merasa bersyukur atas karya Tuhan dan museum menjadi
183
Hasil wawancara dengan Brurry pada tanggal 9 Mei 2017, Angel dan Sari pada tanggal 15 Mei 2017 dan Bapak Paulus pada tanggal 18 Mei 2017
184
Hasil wawancara dengan Bapak Paulus, loc.cit.
185
Hasil wawancara dengan Tia, pada tanggal 27 April 2107, Ibu Harjono dan Bapak Jimmy pada tanggal 11 Mei 2017, Brurry, loc. cit, Angel dan Sari, loc. cit, dan Bapak Paulus, loc. cit.
186
Hasil wawancara dengan Tia, loc. cit, Brurry, loc. cit¸ dan Sari loc. cit.
187
Hasil wawancara dengan Bu Harjono, pada tanggal 11 Mei 2017 dan Angel pada tanggal 15 Mei 2017
188
Hasil wawancara dengan Bapak Paulus pada tanggal 18 Mei 2017
189
Kesan yang ditulis oleh Ignatius Redjo pada tanggal 10 Oktober 2013
190
Kesan yang ditulis oleh P. C. Joko Trisianto pada tanggal 10 Oktober 2013
tempat pembelajaran dan menanamkan kebanggaan bagi umat Katolik.
191
Pengunjung juga menuliskan mengenai Romo van Lith yang menghargai kebudayaan dan melayani sesama sehingga bisa menjadi inspirasi bagi anak-
anak.
192
Ada pula pengunjung yang terinspirasi dengan MMM dan ingin mendirikan museum serupa di daerah Flores.
193
Kesan pengunjung setelah mengunjungi MMM dilihat dari hasil wawancara maupun hasil dokumentasi buku pengunjung pada umumnya adalah
positif. Hal ini didukung oleh para pengunjung yang merasa mendapatkan manfaat dari mengunjungi MMM. Para pengunjung tersebut terkesan dengan sejarah,
tokoh-tokoh, dan berbagai peninggalannya. Bahkan ada yang berminat untuk membangun museum misi di daerah lain, di luar Jawa.
3 Pendapat Pengunjung Mengenai Koleksi di MMM
Mengenai koleksi di MMM beberapa pengunjung berpendapat bahwa koleksi yang ada itu bagus, menarik, dan unik. Pengunjung berpendapat koleksi di
MMM tersebut tergolong lengkap didukung dengan adanya altar, baju uskup, dan foto-foto pada jaman dahulu.
194
Menurut pengunjung koleksi yang ada di MMM dapat membuka wawasan seseorang CL 7.
195
Koleksi yang dimiliki oleh MMM juga bermakna dan setiap koleksi memiliki cerita CL 15.
196
Sementara itu, ada pengunjung yang berpendapat lain terhadap koleksi di MMM. Menurut
191
Kesan yang ditulis oleh Fr. M. Florianus, BHK pada tanggal 22 Maret 2014
192
Hasil dari dokumentasi kesan yang ditulis oleh guru SD PL Don Bosko Semarang pada tanggal 4 Oktober 2014 dan guru TK. St. Theresia Muntilan tanggal 31 Januari 2015
193
Hasil dari dokumentasi kesan yang ditulis oleh Dominikus Juang Tatum pada tanggal 15 Juni 2016
194
Hasil wawancara dengan Bu Harjono dan Bapak Jimmy pada tanggal 11 Mei 2017, Sari dan Angel pada tanggal 15 Mei 2017.
195
Hasil wawancara dengan Brurry pada tanggal 15 Mei 2017
196
Hasil wawancara dengan Ryan Saputra pada tanggal 18 Mei 2017
pengunjung tersebut koleksi yang ada di MMM kurang lengkap karena sumbernya banyak yang dibawa ke Belanda CL 7.
197
Koleksi MMM masih perlu ditambah dari benda bersejarah yang dimiliki oleh paroki-paroki lain seperti paroki di
Semarang yang berkaitan dengan pendirian awal gereja dan perawatannya perlu lebih ditingkatkan CL 14 dan CL 15.
198
4 Tokoh yang Menginspirasi serta Nilai Karakternya dan Cara
Memaknainya
Mengenai tokoh yang menginspirasi beberapa pengunjung mengatakan Romo van Lith.
199
Walaupun Romo van Lith bukan orang Indonesia beliau sangat menghargai budaya Indonesia khususnya Jawa. Romo van Lith dengan
pendekatan budaya berhasil menemukan cara untuk memperbaiki nasib orang Jawa melalui pendidikan. Ia membuka pandangan baru terhadap misi di tanah
Jawa. Berkaitan dengan nilai karakter dari Romo van Lith yang dapat digali antara lain: kerendahan hati, totalitas dalam melakukan pekerjaan, menghargai budaya
dan mau mempelajari hal baru seperti belajar bahasa Jawa.
200
Mengenai cara memaknainya setiap pengunjung memiliki cara masing-masing seperti:
mengerjakan tugas dengan total CL 1,
201
selalu terus belajar CL 10,
202
menghargai budaya CL 9,
203
bekerja keras dan pantang menyerah CL 7.
204
197
Hasil wawancara pada tanggal 9 Mei 2017
198
Hasil wawancara dengan Bapak Paulus dan Ryan pada tanggal 18 Mei 2017
199
Hal ini dikatakan oleh Tia pada tanggal 27 April 2017, Bapak Jimmy pada tanggal 11 Mei 2017, Brurry pada tanggal 9 Mei 2017, dan Sari pada tanggal 15 Mei 2017
200
Loc. cit
201
Hasil wawancara dengan Tia pada tanggal 27 April 2017
202
Hasil wawancara dengan Sari pada tanggal 15 Mei 2017
203
Hasil wawancara dengan Bapak Jimmy pada tanggal 11 Mei 2017
204
Hasil wawancara dengan Brurry Nugroho pada tanggal 9 Mei 2017
Sementara itu, tokoh lainnya yang menginspirasi pengunjung adalah Mgr. Ignatius Suharyo. Alasan pengunjung memilih Mgr. Ignatius Suharyo karena
memiliki latar belakang profesi yang sama dan nilai karakter yang bisa digali dari Mgr. Ignatius Suharyo adalah dalam melakukan pelayanan yang murah hati. Cara
memaknainya dengan berusaha menjadi orang Katolik yang sabar, penuh cinta kasih, rendah hati dan juga ikhlas dalam melayani masyarakat CL 14.
205
Tokoh berikutnya menginspirasi adalah Barnabas Sarikrama. Barnabas Sarikrama adalah orang yang pertama kali dibaptis oleh Romo van Lith. Pada
awalnya Barnabas Sarikrama memiliki luka di bagian kakinya dan Romo van Lith berhasil mengobatinya. Untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, ia mengajak
warga setempat untuk mempelajari ajaran Katolik bersama Romo van Lith. Berawal dari kisah tersebut nilai karakter yang bisa digali dari Barnabas
Sarikrama yaitu rasa syukur dan kegigihannya. Melalui rasa syukur dan kegigihannya dalam ikut menyampaikan ajaran agama Katolik mampu membawa
ia dan warga lainnya untuk percaya akan kasih Tuhan. Nilai karakter tersebut bisa dimaknai dengan tetap gigih berjuang serta belajar dan selalu bersyukur karena
dengan seperti itu bisa merasa bahagia CL 11.
206
Tokoh inspiratif lain menurut salah seorang pengunjung adalah Mbah Dharmo. Menurut pengunjung tersebut, Mbah Dharmo adalah tokoh yang
mengesankan. Kesan tersebut dilihat dari cara beliau mengajar. Beliau sebagai seorang guru agama mengajak orang yang tidak menyukai ajaran agama Katolik
205
Hasil wawancara dengan Bapak Paulus pada tanggal 18 Mei 2017
206
Hasil wawancara dengan Angel pada tanggal 15 Mei 2017
untuk tetap mempelajarinya. Tujuannya agar bisa mengetahui bagian mana yang tidak disukai dan tahu alasannya CL 15.
207
5 Pendapat Pengunjung terhadap MMM sebagai Sarana Pendidikan
Karakter
Berkaitan dengan MMM sebagai sarana pendidikan karakter pada umumnya pengunjung mengatakan setuju. Mengenai hal ini pengunjung
mengatakan bahwa setiap tokoh yang dijelaskan pada saat pendampingan di MMM telah melakukan hal-hal luar biasa dan sebagian besar tokoh-tokohnya
kurang dikenal sebelumnya.
208
MMM menjadi sebagai sarana pendidikan karakter karena banyak kisah baik misionaris maupun orang awam yang dapat menjadi
teladan CL 9.
209
Hal ini juga didukung dengan MMM yang serius dalam menjalankan fungsi edukatif berbeda dengan museum lainnya yang fokus dalam
penyelenggaran pameran saja. Selain itu latar belakang anggota tim edukasi MMM berasal dari pendidikan agama Katolik sehingga museumnya berkarakter
dan tentu bisa membentuk karakter orang lain CL 15.
210
Menurut salah satu pengunjung mengenai MMM sebagai sarana pendidikan karakter belum terlihat sarana prosesnya karena banyak orang yang
berkunjung hanya sekedar melihat saja. Menurutnya proses pendidikan karakter bisa dilakukan pendampingan secara intens kepada anak-anak di MMM misalnya
setiap hari minggu. Setelah itu dilakukan baru bisa terlihat hasilnya dan adakah perubahan karakter pada anak-anak tersebut karena pendampingan sekali saja
207
Hasil wawancara dengan Ryan pada tanggal 18 Mei 2017
208
Hasil wawancara dengan Tia pada tanggal 27 April 2017, Brurry pada tanggal 9 Mei 2017, Bu Harjono dan Bapak Jimmy pada tanggal 11 Mei 2017, Bapak Paulus pada tanggal 18 Mei 2017
209
Lebih lanjut dikatakan oleh Bapak Jimmy, loc. cit
210
Hasil wawancara dengan Ryan pada tanggal 18 Mei 2017
belum cukup untuk pendidikan karakter CL 7.
211
Mengenai MMM sebagai sarana pendidikan karakter pengunjung menyarankan agar MMM disosialisasikan
ke OMK di paroki-paroki. Harapannya ketika OMK mengadakan kunjungan ke MMM, mereka terketuk hatinya dan ada yang tertarik menjadi pastor dan pasti
muncul calon pastor baru CL 14.
212
Meskipun banyak pengunjung setuju tetapi ada pengunjung yang berpendapat lain khususnya para siswa. Mereka mengatakan bahwa masih belum
mengetahui apakah MMM bisa menjadi sarana pendidikan karakter karena mereka baru berkunjung sekali saat MOS dan menyarankan agar penataan
museum dibuat lebih menarik lagi sehingga minat anak-anak bertambah CL 10 dan CL 11.
213
c. Persepsi Guru di Sekolah Sekitar Muntilan Terhadap MMM sebagai