gereja lainnya seperti ekaristi. Selain itu hasilnya tidak instan sebab museum ini adalah investasi jangka panjang CL 3.
153
Kendala lain dalam mendirikan museum adalah pemahaman tentang permuseuman. Ada yang memahami museum itu hanya pada sisi sejarah saja
bahkan museum dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda kuno seperti gudang. Akan tetapi, ada juga yang memahami bahwa museum itu adalah
sesuatu yang dinamis dan boleh berkembang CL 3 dan CL 4.
154
Dalam penyelenggaraannya juga muncul kendala. Kendalanya adalah MMM bukan
hanya sebagai museum saja melainkan sebagai rumah bagi Komisi Karya Misioner KAS dan Karya Kepausan Indonesia KAS. Maka sebetulnya
penyelenggaraan museum menjadi tidak fokus. Artinya terkadang yang berperan adalah Komisi Karya Misioner tetapi terkadang juga Karya Kepausan Indonesia.
MMM pernah hanya dipahami sebagai sarana atau alat saja untuk menyelenggarakan karya-karya CL 4.
155
c. Proses Pengumpulan Benda Koleksi
Pada mulanya benda-benda yang menjadi koleksi di MMM berasal dari Wisma KAS.
156
Setelah disebarkan informasi tentang adanya museum ini koleksi pun bertambah misalnya dari berbagai macam ordo dan kongregasi. Koleksi
museum berupa jubah, patung, gambar, foto, naskah, panji-panji, lukisan, souvenir, dan berbagai peralatan yang digunakan para misionaris maupun awam.
153
Hasil wawancara dengan Bapak Seno pada tanggal 2 Mei 2017
154
Hal ini diutarakan oleh Bapak Seno, loc. cit, dan Romo Nugroho, Pr. pada tanggal 8 Mei 2017
155
Hasil wawancara dengan Romo Nugroho, Pr., loc. cit.
156
Hal ini dikatakan oleh Romo Bambang, Pr. pada tanggal 17 Mei 2017, Romo Nugroho, Pr., pada tanggal 8 Mei 2017, Bapak Seno pada tanggal 2 Mei 2017 dan Bapak Muji pada tanggal 27
April 2017.
Koleksi benda yang dimiliki MMM bukanlah duplikat melainkan benda asli sehingga dalam perkembangannya museum dikatakan sebagai museum kaya.
157
Koleksi museum ini berasal dari hibah, kecuali lonceng dari Boro. MMM harus mengganti lonceng tersebut dengan lonceng yang baru CL 2 dan CL 3.
158
Pengumpulan benda untuk koleksi MMM memiliki kriteria tertentu. Walaupun belum ada rumusan yang definitif. Akan tetapi, benda yang dapat
menjadi koleksi di MMM adalah benda-benda yang berkaitan dengan karya misi gereja KAS dan memiliki nilai bukan hanya lokal tetapi juga KAS. Benda-benda
tersebut berkaitan dengan proses perkembangan gereja dari awal hingga perkembangannya dan ada tokoh-tokoh tertentu seperti biara, biarawati, uskup,
dan awam. Kriteria tersebut digunakan untuk memilah benda-benda yang memang ada hubungannya dengan sejarah gereja KAS karena banyak umat yang
memberikan benda-benda kuno tetapi belum tentu ada hubungannya dengan gereja KAS.
159
Berdasarkan hasil penelitian di atas, sejarah MMM PAM bermula dari adanya peringatan 50 tahun KAS. Dalam peringatan tersebut disusun beberapa
program yang ditujukan untuk umat Katolik. Salah satu programnya adalah pembuatan museum yang hidup agar umat menyadari pentingnya memahami
sejarah perkembangan gereja KAS. Tempat yang dipilih untuk membangun museum ini adalah Muntilan. Alasannya, Muntilan adalah tempat lahirnya karya
misi Gereja Katolik di Jawa sehingga disebut Betlehem van Java.
157
Hasil wawancara dari Bapak Seno, loc. cit.
158
Hasil wawancara dari Bapak Seno, loc. cit, dan Bapak Muji, loc. cit
159
Hasil wawancara dengan Romo Nugroho, Pr., tanggal 8 Mei 2017, Bapak Seno dan Bapak Muji, loc. cit
Ketika MMM dibangun ada beberapa kendala yang muncul. Kendalanya seperti masalah kepemilikan tanah, pendanaan dan pemahaman tentang museum.
Proses pengumpulan koleksi MMM juga tidak mudah dan dibutuhkan kriteria tertentu. Tidak semua benda peninggalan sejarah bisa dijadikan koleksi.
Sementara itu, minat masyarakat untuk memberikan benda bersejarah agar dipamerkan di museum cukup tinggi. Hal ini berarti masyarakat menyambut baik
keberadaan museum tersebut. Berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan musyawarah dan masing-masing pihak dapat menerima hasil musyawarah
sehingga museum dapat diresmikan oleh Mgr. Ignatius Suharyo.
2. Kegiatan Museum Misi Muntilan yang Berkaitan dengan Pendidikan