Karakteristik Multimedia Pembelajaran Interaktif IPS Sejarah

45 Materi Indonesia pada masa Hindu-Budha mempunyai karakterstik berupa pengambaran tentang suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau, rekonstruksi sumber-sumber masa lalu dan pelaku dalam peristiwa tidak dikenal serta sudah tidak dapat dihubungi. Kesesuaian karakteristik materi Indonesia pada masa Hindu-Budha dengan model-model penyajian multimedia pembelajaran interaktif IPS Sejarah, maka dapat ditentukan model penyajian yang diterapkan dalam multimedia pembelajaran interaktif adalah menggunakan model tutorial. Karena model tutorial bertujuan untuk menyampaiakn pesan atau informasi dari sumber informasi kepada penerima pesan melalui sebuah penjelasan, ilustrasi kejadian, dan pengambaran tentang tempat kejadian yang sudah disesuaikan dengan situasi pembelajaran. Situasi berupa kesesuaian informasi dengan tujuan pembelajaran.

3. Karakteristik Multimedia Pembelajaran Interaktif IPS Sejarah

Dalam pembelajaran IPS Sejarah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif harus mempunyai karakteristik yang baik dan berkualitas, sesuai dengan penjelasan karakteristik tentang multimedia pembelajaran menurut Christina Ismaniati 2001: 28, karakteristik media atau program yang baik secara rinci harus memuat komponen-komponen yang memudahkan dalam belajar. Komponen-komponen karakteristik sebagai berikut: 46 a. Bahan penarik perhatian Hal-hal yang menarik siswa untuk mempelajari multimedia diberikan pada awal atau pembuka dari program multimedia tersebut. Hal ini bertujuan agar peristiwa-peristiwa pembelajaran berikutnya berjalan dengan baik. Untuk mendukung pembelajaran yang baik, perlu beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menarik perhatian siswa ketika mempelajari materi, seperti yang diungkapkan Gagne dan Briggs Ismaniati 2001: 39, pertanyaan lisan, gambar gerak pada monitor, warna yang menarik, musik, ilustrasi yang mendukung atau hal-hal lain yang digunakan untuk menarik perhatian siswa mempelajari materi tersebut. Penggunaan warna yang menarik merupakan salah satu komponen yang mendukung untuk menarik perhatian siswa. Penggunaan warna yang menarik memiliki fungsi dan arti yang berpengaruh secara psikologis terhadap daya tarik perhatian seseorang melalui indera pengelihatanya. Setiap warna dapat menimbulkan respons psikologis yang berbeda-beda, namun secara umum hubungan psikologis antar warna dengan manusia sebagai berikut Pujirianto, 2005: 47: 47 Tabel 2. Korelasi Psikologi Antara Warna dan Manusia Warna Respons psikologi Merah Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresif, bahaya Biru Kepercayaan, konservatif, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan Kuning Alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan Ungu Jingga Optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran. UnguJingga Spiritual, misteri, kebangsawanan, trasnformasi, kekasaran, keangkuhan Oranye Energi, keseimbangan, kehangatan Coklat Tanah bumi, kenyamanan, daya tahan Abu-Abu Intelek, masa depan millenium, kesederhanaan, kesedihan Putih Kesucian, kebersihan, ketepatan, ketidakbersalahan, steril, kematian Hitam Kekuatan, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan Menurut Philips Sudatha Tegeh, 2009: 79-80 penggunaan warna dalam multimedia pembelajaran perlu untuk memperhatikan aspek kesesuaian dan aspek emosi. Aspek kesesuaian serta aspek emosi merupakan kajian penting dalam penggunaan warna dalam multimedia pembelajaran interaktif. Kesesuaian pemilihan warna dalam multimedia pembelajaran interaktif mampu memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajaran pokok bahasan. 48 Tabel 3. Kesesuaian Penggunaan Warna Sudhata, 2009: 79 Latar Belakang Warna Yang Disarankan Warna Yang Dihindari Biru tua Kuning, orange pucat, dan biru lembut Orange terang, merah, dan hitam Hijau Merah muda dan putih Orange terang, merah, dan hitam Kuning Pucat Warna sedang hingga biru tua, sedang hingga ungu tua, dan hitam Putih warna-warna terang, warna-warna yang relatif memiliki bayangan terang Hijau Pucat Hitam dan hijau tua Merah, kuning, putih, warna-warna yang relatif memiliki bayangan terang Putih Hitam, hingga warna- warna yang tidak terlalu gelap Warna-warna terang khususnya kuning b. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi dasar merupakan arahan dan landasan untuk mengembangkan sebuah materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang sebuah program pembelajaran perlu memperhatikan standar proses dan standar penilaian. Standar tersebut harus dirumuskan dengan tegas, spesifik, dan operasional agar mudah dalam mengukur ketercapaiannya. Sedangkan indikator pencapaian adalah tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu Arief Sadiman, 1984: 104 perumusan tujuan ini harus spesifik, menunjukan tingkah laku nyata, dan dapat dilihat. Kompetensi Dasar dan indikator 49 pencapaian pada multimedia pembelajaran interaktif pada pembelajaran IPS Sejarah pada pokok bahasan Indonesia pada masa Hindu-Budha disesuaikan dari hasil analisis instruksional yang telah dilakukan. c. Uraian Isi atau Materi Pengembang media harus mengorganisasikan uraian isi atau materi dalam program multimedia sehingga sesuai dengan urutan tujuan instruksional pembelajaran. Ada tidaknya prasyarat ujian belajar itu, merupakan pertimbangan penting untuk membuat urutan pembelajaran. Selain itu, sebelum melakukan pengorganisasian isi bahasan yang terdapat di dalam multimedia pembelajaran interaktif, perlu adanya gambaran hubungan antara berbagai macam isi bahasan dalam multimedia pembelajaran. Berbagai macam isi bahasan dalam multimedia terdapat dalam beberapa skema desain navigasi di bawah ini: 1 Skema navigasi linier Skema navigasi linier merupakan skema navigasi yang dapat menyajikan materi pelajaran bagian demi bagian. Kelemahan skema navigasi linier adalah siswa kesulitan untuk kembali ke materi sebelumnya. 2 Skema navigasi hirarki Skema navigasi hirarki menampilkan materi pelajaran menurut suatu hirarki. Penggunaan skema hirarki dapat memudahkan siswa untuk kembali ke materi pelajaran sebelumnya. 50 3 Skema navigasi hirarki campuran Skema ini memadukan antara skema navigasi linier dengan skema navigasi linier. Tujuan skema ini adalah memudahkan siswa dalam mengakses materi pelajaran penggunaan hirark yang terlalu banyak dapat menyulitkan siswa untuk mengetahui pada tingkatan mana ia berada. 4 Skema navigasi hipermedia Pada skema ini lebih memfasilitasi pendekatakan konstrukitvistik pengguna, sehingga mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan sesuai dengan cara belajar mereka sendiri. Dari berbeagai skema navigasi yang telah dijelaskan di atas, maka ditentukan skema navigasi yang sesuai dengan tujuan instruksional pada pembelajaran IPS Sejarah pada pokok bahasan Indonesia pada masa Hindu- Budha adalah skema navigasi hipermedia. d. Latihan Setelah siswa selesai mempelajari materi pelajaran maka siswa perlu melakukan latihan, sebagai sarana untuk mengetahui pengetahuan atau mempraktekkan ketrampilan, yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mempelajari materi. Proses pembelajaran akan lebih berhasil setelah selesai mempelajari materi. Proses pembelajaran akan lebih berhasil bila siswa diberi latihan-latihan yang relevan dengan tujuan khusus pembelajaran menurut Dick dan Carey Ismaniati, 2001: 42. 51 e. Balikan Balikan menjadi unsur penting pada program multimedia pembelajaran interaktif, karena melihat dari sifat multimedia pembelajaran interaktif yang membutuhkan feedback yang dilakukan oleh siswa untuk mengetahui informasi atau pesan sudah tersampaikan dengan tepat dan baik sesuatu dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dick dan Carey Ismaniati, 2001: 48, menyebutkan bahwa siswa perlu atau harus diberi informasi mengenai unjuk kerjannya. Beberapa hal diatas mengenai karakteristik multimedia pembelajaran interaktif IPS Sejarah dilakukan agar dapat mengembangkan suatu produk multimedia pembelajaran yang layak dalam proses pembelajaran IPS Sejarah pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Trucuk Kabupaten Klaten.

4. Komponen Dalam Multimedia Pembelajaran Interaktif IPS Sejarah