Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

106 3. Observasi Observasi dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 2 Trucuk khususnya pada pembelajaran IPS Sejarah. Dengan pengamatan secara langsung akan diperoleh data mengenai permasalahan pembelajaran yang terjadi di lokasi penelitian untuk dijadikan latarbelakang masalah dalam penelitian. 4. Pretest dan Posttest Pemberian pretest dan posttest mengunakan kuesioner yang terdiri dari 2 macam yaitu kuesioner sebelum pemberian multimedia yang berjumlah 6 butir pertanyaan dan sesudah diberikan multimedia yang berisi 13 butir pertanyaandan dibagikan kepada 30 siswa yang dipilih di kelas VII A dan VII B.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif untuk mengolah data. Adapun dalam penelitian ini, peranan ahli materi serta tanggapan dari ahli media dan siswa terhadap kualitas produk yang telah dikembangkan ditinjau dari aspek media dan aspek materi sangat diperlukan. Analisis data terhadap kelayakan produk berupa komentar, saran, revisi dan hasil pengamatan peneliti selama proses uji coba dianalisis secara dekriptif kualitatif, dan disimpulkan sebagai masukan untuk memperbaiki atau merevisi produk yang dikembangkan. Sementara, data berupa skor tanggapan ahli 107 media, ahli materi dan siswa yang diperoleh melalui kuesioner, dianalisis secara deksiptif kuantitatif dengan menggunakan rumus Sukardjo 2008: 55. Ada dua macam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif sebagai berikut: 1. Data deksriptif kualitatif diperoleh dari observasi, pengamatan dan tanggapan dari siswa yang dianalisa, kemudian dideskripsikan. 2. Data kuantitatif yang diperoleh melalui angket penilaian dan wawancara akan dianalisis dengan statistik deskriptif kemudian di konversikan ke data kualitatif dengan skala 5 untuk mengetaui kualitas produk. Konversi yang dilakukan terhadap data kualitatif mengacu pada rumus konversi yang dikemukakan oleh Sukardjo 2008: 55 Lebih jelasnya lihat pada tabel: Tabel 11. Kriteria Penilaian Skor Kriteria Rumus Rentang X i X + 1,8 x sb i X 4,2 Sangat Baik i X + 0,6 x sb i X ≤ i X + 1,8 x sb i 3,4 X≤4,2 Baik i X - 0,6 x sb i X ≤ i X + 0,6 x sb i 2,6 X≤3,4 Cukup Baik i X - 1,8 x sb i X ≤ i X - 0,6 x sb i 1,8 X≤2,6 Kurang Baik X ≤ i X – 1,8 x sb i X≤1,8 Sangat Tidak Baik 108 Keterangan : i X = Rarata skor ideal = 12 skor maksimal ideal + skor minimal ideal sb i = Simpangan baku ideal = 16 skor maksimal ideal – skor Minimal ideal X = Skor aktual Berdasarkan keterangan diatas, untuk mendapatkan data rata-rata hasil penilaian yang akan digunakan untuk menarik kesimpulan digunakan rumus: Rerata Penilaian = Berdasarkan kriteria penilaian diatas, diperoleh standar kualitas produk media pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: 1. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan sangat baik jika rata-rata skor yang diperoleh 4,2 keatas. 2. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan baik jika rata-rata yang diperoleh antara 3,4 sampai 4,2. 3. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan cukup jika rata- rata diperoleh 2,6 sampai 3,4. 4. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan kurang layak jika rata-rata skor yang diperoleh 1,8 sampai 2,6. 5. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan sangat kurang layak jika rata-rata skor yang diperoleh 1,8 kebawah. 109 Sukardjo dalam Estu Miyarso, 2009: 69-70 berpendapat bahwa produk multimedia yang dikembangkan dikatakan sudah layak sebagai media pembelajaran apabila hasil penilaiaan uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, dan uji pelaksanaan lapangan minimal termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan analisis data tersebut, dapat diketahui sejauh mana kualitas multimedia interaktif pembelajaran IPS Sejarah pokok bahasan Indonesia pada masa Hindu-Budha dan hasil analisis tersebut juga akan dipakai sebagai dasar dalam merevisi produk pengembangan bila diperlukan untuk menghasilkan produk yaitu multimedia interaktif yang layak untuk dipakai dalam kegiatan pembelajaran siswa. Instrumen berupa angket digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS Sejarah pada pokok bahasan Indonesia pada masa Hindu-Budha sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan Sugiyono, 2010: 110. Peneliti melakukan studi komparasi dengan membandingkan minat belajar siswa yang sebelum diberikan multimedia pembelajaran IPS Sejarah hasil pengembangan dengan minat belajar siswa yang sesudah diberikan multimedia pembelajaran. Penelitian dilakukan pada sekolah yang sama dan kelas yang sama dengan kondisi siswa yang relatif sama dilihat pada kesamaan status akredetasi sekolah, kesamaan fasilitas, dan minat siswa terhadap pelajaran IPS Sejarah. Berdasarkan gambaran kelompor eksperimen seperti di atas, desain eksperimen 110 yang digunakan termasuk “One Sample T-Test”. Analisis data tersebut menggunakan analisis kuantitatif deskriptif. 111

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengembangan produk multimedia interaktif pembelajaran IPS Sejarah pada pokok bahasan Indonesia pada masa Hindu-Budha bagi siswa kelas VII SMP telah menyelesaikan serangkaian tahapan yang disesuaikan dari model pengembangan Borg Gall yang dikutip Sugiono 2009: 407-426. Dalam hasil penelitian ini akan diuraikan tentang hasil dari penerapan 9 tahapan pengembangan mulai dari penelitian dan pengumpulan data awal sampai dengan revisi produk akhir.

1. Penelitian Awal dan Pengumpulan Informasi Awal

Pengembangan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPS Sejarah pada pokok bahasan Indonesia Indonesia pada masa Hindu-Budha untuk siswa kelas VII SMP dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi yaitu wawancara kepada kepala sekolah, guru sejarah, dan siswa kelas VII, kuesioner untuk siswa, dan pengamatan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: kuesioner dan pengamatan ke lapangan yang dilakukan pada tanggal 9 Februari 2015. Pedoman untuk melakukan wawancara dan kuesioner telah disesuaikan dengan kebutuhan peneliti untuk mendapatkan hasil berupa permasalahan pembelajaran dan situasi yang berada di SMP Negeri 2 Trucuk Kabupaten Klaten. Observasi dilakukan dengan cara mengawasi pembelajaran di dalam kelas, kuesioner yang berisi beberapa butir pernyataan dibagikan